
Di salah satu kampung di kisaran kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal. Terdapat seorang pemuda pencari kayu bakar sebut saja ucok lomok
Dia seorang tuna rugu, yang bermasalah dalam berkomunikasi dan cenderung pendiam. Kalau bicara pun sepatah dua patah kata seperlunya dia ucapkan.
Sehari-hari dia bekerja mencari kayu bakar untuk menafkahi ibunya yang sudah lanjut usia (tua). Setiap hari kayu bakar yang di dapat itu selalu di antar ke rumah-rumah. Dalam satu hari dia bisa mendapatkan 5 ikat kayu bakar yang siap dijual untuk menutupi kebutuhan hidup,
Satu ikat kayu bakar, para ibu rumah tangga menilainya dengan satu (1) liter beras, dan kadang dengan uang 10 ribu rupiah, Bahkan terkadang ada juga orang yang tidak membayar, Tapi ucok lomok selalu tabah, dan selalu semangat dalam hidup.
Suatu hari ketika ia sedang berjalan ditepian kampung dia diajak oleh seseorang ‘sebut saja togar untuk bekerja di bidang yang lain, Harapan togar, ucok lomok tidak mencari kayu bakar lagi, karena menurut togar mencari kayu bakar hal yang sepele dan hasilnya juga sangat kecil, ucok pun di ajak bekerja menjadi kernek bangunan, penghasilannya pun cukup lumayan dari pada mencari kayu bakar dihutan “ujar togar
Beberapa hari kemudian, para kaum ibu merasa kehilangan ucok tidak pernah lagi muncul mengantar kayu bakar, ucok ditanya seorang ibu yang biasa dikirimi kayu bakar,
“….kenapa kamu tidak pernah mengirim kayu bakar lagi ucok?, ibu susah kalo tidak ada kamu, hanya kamu lah yang selalu mengirim kayu bakar ke rumah ibu”.
Jawab ucok “saya udah kerja kernek bagunan bu”. Ouh….. Sayang padahal kamu lah yang selalu menolong orang-orang yang sudah renta untuk mencari kayu bakar, maaf bu sahut ucok….. ya udah ibu mau ke warung dulu, jaga diri ya ucok ujar si ibu “…iya bu….”. Ketika malam, ucok duduk sambil minum secangkir kopi hitam hangat, Tiba-tiba ucok terpikir omongan ibu tadi pagi?.
Ucok berkata dalam hatinya sambil bergumam….”kasian ibu-ibu tidak ada yang bantu nyariin kayu bakar lagi”….
Malam berganti siang, Dia berkata pada temannya itu untuk tidak menjadi kernek bangunan lagi. “… Kenapa ucok “ucap togar… ???
Ucok menjawab dengan enteng “…. Kasian dengan ibu-ibu yang sudah renta, mereka sudah tidak mampu mencari kayu bakar lagi di hutan…”…”Ya udah terserah kamu aja Cok”…. Akhirnya ucok pun kembali menjadi tukang pencari kayu bakar, Dia merasa sangat senang bisa membantu para kaum ibu untuk bisa mencari kayu bakar lagi.
Hikmah yang dapat dipetik dari cerita ucok lomok, Saya sebagai manusia biasa meyakini bahwa pekerjaan yang di anggap kecil oleh kita, belum tentu nampak kecil di mata dan hati orang lain, Dan begitu juga sebaliknya. Selama niat kita masih iklas, hal sekecil apa pun akan nampak sangat berharga bagi orang lain, Kerjakan lah apa yang menurut kamu itu berharga bagi banyak orang, meskipun hal itu sering dianggap kecil oleh sebahagian daripada orang..
#Pintuberkah
By Syahren
Admin : Iskandar Hasibuan