Ramadhan adalah bulan yang sangat dinantikan oleh kaum muslimin dimanapun berada.
Kebahagiaan akan datangnya bulan ramadhan disambut dengan berbagai cara dan tradisi yang berbeda, seperti tradisi marpangir di Mandailing Natal, mamogang dan mandi balimo didaerah Tanjung Balai, punggahan, dan tradisi yang lain diberbagai daerah.
Semua ini dilakukan dalam rangka suka cita menyambut datangnya bulan suci ramdhan.
Tak cukup sampai disini, kebahagiaan dengan hadirnya bulan ramadhan juga ditandai dengan ramainya Jemaah masjid untuk melaksanakan sholat isya dan sholat tarawih, banyak nya orang bersedekah ta’jil maupun makanan, semangat para pemuda bertadarus al-qur’an sepanjang malam.
Ada apa dengan bulan ramadhan? Ternyata dibulan ini banyak promo dan sale pahala, discount dosa-dosa, serta bonus ampunan yang diberikan Allah kepada hamba-hambaNya.
Didalam hadits dikatakan bahwa ramadhan dibagi kedalam 3 fase. Fase yang pertama adalah rahmat (1 sampai 10 ramadhan), fase yang kedua adalah ampunan (11 sampai 20 ramadhan), dan fase yang ketiga adalah terhindar dari api neraka (21 sampai akhir ramadhan).
Meskipun hadis ini tergolong pada hadis dhoif atau lemah, namun tidak masalah jika dijadikan sebagai motivasi dalam beribadah.
Selain 3 fase diatas, ada satu istilah yang sangat populer dan familiar bagi kaum muslimin, yaitu laylatul qadar. Apa itu laylatul qadar? Didalam Al-Quran surat Al-qadr Allah jelaskan bahwa laylatul qadar adalah malam yang lebih baik daripada seribu bulan.
Adapun keistimewaannya adalah beribadah (sholat, baca al-quran, dzikir, dll) dimalam laylatul qadar, maka pahalanya sama dengan seribu bulan (lebih kurang 83 tahun).
Ketika dia bertaubat pada malam laylatul qadar, maka semua dosa-dosanya akan diampunkan sehingga menjadi nol. Pada malam itu juga semua malaikat turun ke bumi, sehingga apapun yang diminta pasti akan Allah kabulkan di dunia atau di akhirat.
Oleh karena itu, di beberapa daerah membuat tradisi “memburu” laylatul qadar, dengan cara menjadikan mesjid-mesjid sebagai tempat bagi para “pemburu” laylatul qadar.
Disana ada imam yang akan memimpin shalat qiyamul layl (setelah jama’ah istirahat atau tidur dari melaksanakan shalat isya dan tarawih).
Shalat qiyamul layl ini biasanya dimulai dari jam 2 dini hari dan dilaksanakan pada malam ganjil saja. Setelah itu, Jemaah akan disuguhkan dengan nasi kotak dan snack yang sudah disediakan panitia untuk makan sahur.
Semua ini dilakukan semata-mata untuk mendapatkan keistimewaan dan berkah laylatul qadar.
Semoga desa, kelurahan, kecamatan, kota, atau kabupaten yang belum membuat tradisi ini agar segera merilisnya.
Dan semoga kita termasuk orang-orang yang “memburu” laylatul qadar disisa ramadhan ini dan mendapatkan keistimewaan dan ampunan dari-Nya. Aamiin
Penulis :
Zulpina,M.Pd.I
Dosen Pendidikan Bahasa Arab STAIN Mandailing Natal
Admin : Dita Risky Saputri.SKM.