Dengan Kadis Kelautan dan Perikanan Madina/ dita risky

Soal Ikan Mas(1), Sumbar Minim Keterlibatan Pemerintahan

Dengan Kadis Kelautan dan Perikanan Madina/ dita riskyPASOKAN ikan Mas hingga Maret 2020 sekarang untuk kebutuhan masyarakat Kabupaten Mandailing Natal, masih didatangkan dari Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat, sehingga banyak pihak menuding pemerintah,termasuk DPRD tidak mempunyai niat melakukan perubahan – perubahan.

Padahal, sejak dulu pemerintah khusus Dinas Kelautan dan Perikanan Mandailing Natal, telah membangun BBI di dua tempat, sosialisasi dilakukan, bibit diberikan dan modal usaha diberikan, tapi agar petani kolam ikan mampu menguasai pasar terus gagal hingga sekarang ini.

Dita Risky Saputri Hasibuan, SKMWartawati Malintang Pos Group Dita Risky Saputri Hasibuan, SKM melakukan dialog dan Investigasi hingga ke Panti, Rao Kabupaten Pasaman Sumatera Barat, melaporkan bahwa masyarakat Mandailing Natal baru sebatas ber kolam ikan mas.

Sedangkan, masyarakat Rao dan Panti Kab. Pasaman Sumbar adalah pengusaha kolam ikan mas, artinya kolam ikan mas yang ada di Madina, masih sebatas mengisi waktu kosong menanam padi, belum ada niat untuk menjadi pengusaha khusus ikan mas dan wajar pedagang hingga sekarang lebih memilih ikan mas dari Sumatera Barat.

Kolam Ikan di MadinaMampukah Madina menjadi pengusaha kolam ikan mas..? Dari dialog dengan petani dan pengusaha ikan mas di Sumatera Barat, sulit bagi pengusaha ikan mas untuk mampu mengalahkan Sumatera Barat.

Terkecuali, apa yang telah disampaikan Pemda Madina C/Q. Dinas Kelautan dan Perikanan, kepada petani ada yang peduli, misalnya Pengusaha yang benar – benar mau ber Investasi, dengan menggandeng pemerintah sebagai motipasi, agar ketika membutuhkan surat- surat dapat diwujudkan.

Contoh, soal pakan ikan yaitu Pellet, Mandailing Natal hanya ada dua, Mitra Tani dan yang di Gunungtua, itupun mereka bukan dari Pokphan seperti di Sumbar langsung ke Pokphan, sehingga harga pellet murah dan seimbang dengan harga ikan mas nantinya.

Artinya, jika pengusaha ikan mas yang ada di Mandailing Natal, jika ingin menguasai pasar, harus benar – benar serius menghitung berapa hektare area kolam, berapa keperkuan Pellet, serta berapa biaya opersional dan bibit ikan mas harus yg ber sertipikat, barulah bisa produksi ikan mas khusus untuk menguasai pasar di Mandailing Natal.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Madina Ir. Bakhrein Lubis, Kamis(19-3) diruang kerjanya, mengutarakan bahwa pihaknya terus berusaha agar ikan mas daerah kita bisa menutupi kebutuhan kita sendiri.

Yakinlah, kita akan bisa, tapi tidak semudah membalik telapak tangan, selain harus serius, juga petani juga harus benar – benar mau menerima masukan.

” Sumbar sudah dapat sertipikat, keterlibatan pemerintah minim, banyak di Sumbar pengusaha langsung ke Kementerian, administerasi yang dibutuhkan mudah, kita juga kalau ada pengusaha minta dukungan kita kasih cepat, ” ujarnya ( dita risky)

Admin. : iskandar hasibuan.

 

 

 

 

 

Komentar

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.