Buku “ Hafnidar , Perempuan Aceh Menerjang Badai ” Resmi Diluncurkan

 

Ket Foto: Maskur Abdullah penulis buku“Hafnidar, Perempuan Aceh Menerjang Badai,” menyerahkan buku kepada Hafnidar A.Rani pada acara launching di Taman Budaya Banda Aceh, Senin malam, (26/12/2022). (Foto/Kia)

Bertepatan dengan peringatan gempa dan tsunami Aceh ke-18 tahun, Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Aceh (Unmuha), Hafnidar A. Rani, resmi meluncurkan buku berjudul “Hafnidar, Perempuan Aceh Menerjang Badai” di Taman Budaya Banda Aceh, Senin malam, (26/12/2022).

Buku ini ditulis oleh Maskur Abdullah, mantan jurnalis BBC Siaran Indonesia yang sekarang menjabat sebagai editor di Waspada Aceh.

Peluncuran buku tersebut turut dihadiri oleh Staf Ahli Wali Kota Banda Aceh, Iskandar, Wakil Rektor III Unmuha, M. Zardan Araby dan Ketua SMSI Aceh, Aldin NL. Peluncuran buku yang menceritakan kisah hidup penyintas tsunami Aceh itu digelar oleh para mahasiswa Fakultas Teknik Unmuha sekaligus memperingati 18 tahun gempa tsunami Aceh.

Kegiatan peringatan Gempa dan Tsunami ke-18 oleh Fakultas Teknik Unmuha itu mengangkat tema “Bangkit bersama melalui peran ketekniksipilan dalam upaya rekonstruksi kehidupan masyarakat Aceh”. Kegiatan ini diisi juga dengan puisi musikal, paduan suara, dan lain-lain.

Dalam menyelsaikan penulisan buku “Hafnidar Perempuan Aceh Menerjang Badai,” Maskur Abdullah didukung Editor, Nurhalim Tanjung dan Editor Bahasa, Ramadhansyah MS serta Asisten Penulis, Kamaruddin dan Sulaiman Achmad. Sementara, untuk desain cover dan layout oleh Siti Fatonah dan foto sampul oleh Sania LS.

Dalam peluncuran itu, Maskur Abdullah yang juga staf pengajar di LPDS Jakarta itu menyebutkan, Hafnidar mampu berdiri tegak melawan ketakutan dan kegelisahan. Berani menepi ke pantai, bermain dengan laut, dan menyapa ombak seperti semesta telah menyapa kehidupan barunya.

“Inilah kisah buku yang kelak ia dedikasikan untuk anak dan cucu-cucunya, bahkan dunia yang telah mengubah hidupnya penuh gembira. Tentu ini semua karena rida dari Allah,” tutur Maskur Abdullah.

Penguji kompetensi wartawan ini menyebutkan, menyusunan buku ini memerlukan waktu dua tahun, karena ada jeda pandemi COVID-19 dan Hafnidar harus sibuk dengan kegiatan akademisinya. Namun proses penulisan buku ini telah memberikan dampak luar biasa bagi mental Hafnidar, ketika dia secara signifikan pulih dari traumatiknya.

Sang tokoh utama dalam buku itu, Hafnidar A Rani, mengatakan, dia mengapresiasi setinggi-tingginya atas kerja keras penulis buku ini. Menurutnya, penulis sukses memotret dan mendokumentasikan kisahnya menjadi sajian menarik lewat bahasa jurnalistik.

“Sebagai salah satu dari ribuan perempuan Aceh penyintas tsunami yang sempat terdegradasi mental gara-gara traumatis, saya berharap buku ini bisa menginspirasi banyak orang. Saya bangkit karena dukungan penuh keluarga dan sahabat. Inilah poin penting hingga saya bisa melanjutkan pengabdian diri sebagai akademisi,” kata ibu empat orang anak ini.

“Kita harus yakin bahwa Allah SWT selalu ada bersama kita, selalu memberi yang terbaik buat ummat-Nya. Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan. “Nothing is impossible.” Di dunia ini tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Semua sudah ditulis dalam lauhul mahfuz. Kita harus istikharah agar ditampakkan jalan yang benar,” ucap Hafnidar yang menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknik Unmuha Aceh ini.

Sementara, Wakil Rektor III Unmuha, M. Zardan Araby, mengapresiasi mahasiswa Fakultas Teknik yang telah menyelenggarakan agenda tahunan, seperti pembagian bunga mawar, gotong royong, seminar dan kegiatan lainnya. Menurutnya, kegiatan seperti ini terus diberdayakan, karena dapat memberikan banyak manfaat bagi mahasiswa dan masyarakat.

“Kami bangga atas terlaksananya kegiatan yang dilakukan oleh anak teknik. Kemampuan anak teknik patut diajukan jempol karena mampu disegala bidang,” sebutnya.

Staf Ahli Wali Kota Banda Aceh, Iskandar, mengajak semua pihak menjadikan momentum peringatan tsunami sebagai sarana untuk semakin menguatkan dan senantiasa bersyukur dan bergerak maju ke depan menjadi lebih baik.

Dia mengakui, memang dampak dari tsunami ini banyak sekali terjadi perubahan sosial ekonomi maupun sosial cultural dari masyarakat Aceh. Namun semuanya perlu disyukuri dan dijadikan pelajaran. (Maskur Abdullah)

Penulis : Maskur Abdullah

Admin : Dita Risky Saputri.SKM.

Komentar

Komentar Anda

About Dina Sukandar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.