

MASALAH Banjir maupun Genangan air disebakan banyak Drainase yang tumpat disepanjang Jalan Willem Iskander Kota Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal,akhir-akhir ini apalagi ketika hujan turun walaupun sebentar, seharusnya untuk mengatasinya adalah dengan mengidupkan kembali Budaya Gotong Royong yang merupakan milik nenek moyang kita dalam menyelesaikan sesuatu ataupun perlu dimusyawarahkan oleh pihak-pihak yang memang ada kepentingannya.
Maksudnya..? Budaya Gotong Royong sangat efektif untuk membersihkan Drainase yang tersumbat, bukan saling mencari kambing hitam atau kambing congek, sebab kalau hanya saling menyalahkan ngak ada penyelesaian dan tentu untuk menggerakkan Gotong Royong harusnya dimulai dari niat yang tulus dan ikhlas dari seluruh elemen masyarakat, baik itu pemerintah maupun masyarakat kita di Mandailing Natal.
Apa mungkin, tentu jawabnya kita pulangkan kepada nurani kita masing-masing, sebab bukan tidak ada, tetapi sangat banyak diantara kita masyarakat Mandailing Natal, kalau dip rotes marah-marah, dibiarkan melunjak, di ingatkan menantang, disoroti mencari perlawanan, disuruh bereskan ngak mampu, tapi itulah masyarakat kita, makanya kita sebaiknya saling ingat mengingatkan.
Seperti perbincangan Penulis dengan seorang ibu Rabu malam(22-2) di Pasar Panyabungan, bahwa drainase yang sumbat adalah kelalaian Bupati,kalimatnya kira-kira seperti ini tapi logat Mandailing “ Ima guna dabo adong bupati, pantas mai hum parit do nasumbat nga tar pature iya, anggo au bupati gari nga dong na sumbat ubaen i”
Tetapi, Bupati Madina ataupun pejabat kita ngak perlu marah-marah kalau ada rakyat yang mengatakan begitu, sebab mungkin orang yang bicara itu menilai semua apapun yang terjadi diwilayah kita yang salah Bupati, tanpa orang tersebut pada dirinya juga sangat bersalah dalam masalah Drainase yang tersumbat,sebab ibu itu rumahnya kebanjiran disebabkan drainase tersumbat dan itulah rizikonya bagi warga yang kurang peduli dengan wilayahnya sendiri.(Bersambung).
Admin : Dina Sukandar Hasibuan.A.Md