Sebagai seorang Wartawan dan Pemilik Media PT.Malintang Pos Group, yang mempunyai Wartawan di Eks.Kabupaten Tapanuli Utara ( Taput, Tobasa,Samosir dan Humbang Hasundutan) merasa ” Cemburu ” akibat banyaknya APBN ( Anggaran Pendapatan Belanja Nasional) di kucurkan ke daerah tersebut oleh Pemerintah Indonesia dibawah Kepemimpinan Ir.H.Joko Widodo ( Jokowi).
Apa resepnya..? Salah satu ada Luhut Binsar Panjaitan dan Politisi PDI Perjuangan dan Parpol lainnya ” Kompak ” dan sejalan Memperjuangkan APBN ke daerah mereka dan Berhasil dengan banyaknya APBN ke daerah itu, termasuk untuk Danau Toba.
Bagaimana dengan Mandailing Natal..? Inilah yang kita harapkan, karena saat ini dari 2(Dua) Pasangan Calon Bupati/Wakil Bupati ada salah satu Calon Bupati yang sudah dekat dengan Presiden Terpilih Prabowo Subianto, yaitu H.Harun Mustafa Nasution ( Harun) yang kita harapkan akan mampu dan bisa membawa APBN Banyak – banyak ke Mandailing Natal, jika dia ( Harun Red) di berikan oleh rakyat menjadi Bupati Mandailing Natal.( Bersambung Terus).
Rabu Pagi 28 Agustus 2024, WhatsApp Redaksi terus Berbunyi dan setelah dibuka isinya ” Kami Alumni Pondok Pesantren Musthafawiyah Purba, bisa Jumpa dengan Ketua ,” Tulis Pemilik WhatsApp No.08136754xxxx.
Setelah dihubungi No.WhatsApp 08136754xxxx, akhirnya kesepakatan datang Alumni Musthafawiyah Purba Baru tersebut Ke – Redaksi Media PT.Malintang Pos Group di Jln.Bermula Panyabungan II Kec.Panyabungan.
Ada apa..? Pertanyaan itulah yg muncul, ternya Alumni Pondok Pesantren tersebut datang 10 orang untuk membicarakan apakah Benar H.Harun Mustafa Nasution, maju menjadi Calon Bupati.
Karena menurut mereka, jika itu benar, mereka akan turun langsung untuk menjumpai Alumni Pondok Pesantren Musthafawiyah Purba Baru.
” Marwah Pondok Pesantren Musthafawiyah Purba Baru, harus dijaga, siapa lagi yang bisa menjaganya kalau bukan keluarga Besar Pondok Pesantren Musthafawiyah Purba Baru sendiri,” Ujar Abdul Manaf Nasution kepada Wartawan di Redaksi Media PT.Malintang Pos Group, Rabu Pagi(28/8).
Menurut mereka, Masuknya H. Harun Mustafa Nasution dalam bursa Bakal Calon Bupati Madina 2024-2029 memberi warna baru bagi bursa kepemimpinan Kabupaten Mandailing Natal lima tahun ke depan.
Kenapa..? Peluangnya tentu tidak bisa dianggap sepele. Itu tampak dari perolehan suaranya yang besar lima tahun lalu, saat menjadi anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara Periode 2019-2024.
Dengan jumlah suaranya yang besar, berhasil menjadikannya sebagai Wakil Ketua DPRD Provinsi Sumatera Utara dari Fraksi Gerindra.
Serta, Pengalaman di DPRD Provsu tentu memberinya banyak pengetahuan tentang seluk beluk pemerintahan.
Itu menjadi hal penting dibanding mereka yang sama sekali tidak berpengalaman dalam tata kelola pemerintahan, terutama terkait Otonomi Daerah.
Selain itu, peluangnya untuk menang tentu tidak diragukan lagi. Sebagai pemilik darah biru pesantran Musthofawiyah Purba Baru, pesantren terbesar di Sumatera Utara, tentu memiliki imbas yang sangat signifikan.
Apalagi Alumninya yang tersebar di mana menjadi lumbung suara yang luar biasa. Apalagi ikatan bathin antar santri amat kental.
Persoalannya hanyalah bagaimana memanage potensi itu, sehingga menjadi lumbung suara yang efektif. Dan H. Harun Mustofa Nasution tentu berpengalaman dalam hal itu.( Red)
Mandailing Natal, sebuah Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia, tengah bergelut dengan sejumlah masalah yang berakar dari berbagai aspek kehidupan.
Wilayah ini, yang kaya akan budaya dan sejarah, menghadapi tantangan besar yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakatnya secara menyeluruh.
Secara ekonomi, Mandailing Natal masih bergantung pada sektor pertanian, dengan tanaman utama seperti karet, padi, jagung, dan kopi. Namun, pendapatan dari sektor ini sering kali tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
Infrastruktur yang buruk, seperti jalan yang tidak memadai dan akses pasar yang terbatas, menghambat perkembangan ekonomi lokal.
Ketergantungan pada pertanian yang tradisional dan kurangnya diversifikasi ekonomi membuat masyarakat rentan terhadap fluktuasi harga dan perubahan iklim.
Di bidang sosial, Mandailing Natal menghadapi berbagai tantangan terkait dengan pendidikan dan kesehatan.
Akses pendidikan yang terbatas, terutama di daerah terpencil, menyebabkan tingkat putus sekolah yang tinggi dan kualitas pendidikan yang rendah.
Sistem pendidikan yang belum sepenuhnya memadai ini berakibat pada rendahnya keterampilan dan peluang kerja bagi generasi muda.
Di sektor kesehatan, fasilitas kesehatan sering kali kurang memadai, dan akses ke layanan kesehatan berkualitas masih terbatas.
Ini mengakibatkan tingginya angka kematian ibu dan anak, serta prevalensi penyakit menular yang sulit dikendalikan.
Kurangnya tenaga medis dan fasilitas yang memadai semakin memperburuk kondisi kesehatan masyarakat.
Lingkungan juga merupakan area yang memerlukan perhatian serius. Deforestasi dan konversi lahan untuk pertanian dan perkebunan menyebabkan penurunan kualitas tanah dan kerusakan ekosistem.
Tambang ilegal di aliran arus sungai dan penebangan liar mengakibatkan kerusakan lingkungan yang signifikan, termasuk penurunan keanekaragaman hayati dan perubahan pola cuaca lokal. Kondisi ini berdampak langsung pada produktivitas pertanian dan kesejahteraan masyarakat.
Di tingkat pemerintahan, korupsi dan manajemen yang kurang efisien memperparah masalah-masalah ini.
Dana pembangunan sering kali tidak digunakan secara efektif dan proyek-proyek infrastruktur yang direncanakan sering kali terhambat atau tidak selesai dengan baik.
Kurangnya transparansi dan akuntabilitas dalam administrasi publik menghambat upaya-upaya perbaikan dan reformasi yang diperlukan untuk kemajuan daerah.
*Si Jelita yang lupa diri*
Munculnya kembali Si Jelita yang dikenal dengan janji-janji politiknya yang melimpah ruah.
Selama masa jabatannya, Si Jelita tak hanya gagal memenuhi hampir semua janji, mulai dari kopi yang hingga kini hanya ada dalam bentuk rencana dan proposal, hingga program kesejahteraan yang lebih mirip fiksi ilmiah ketimbang realitas, namun dia juga mampu menghadirkan kejutan dengan kehadirannya yang terus-menerus mengisi ruang diskusi publik.
Kini, Si Jelita kembali mencalonkan diri dengan semangat yang sama seperti ketika dia pertama kali mengemukakan rencananya.
Dalam bahasa tubuhnya, dia kembali menjanjikan perubahan yang belum pernah terwujud selama periode sebelumnya, seolah-olah kegagalan bukanlah bagian dari kisah politiknya.
Dengan percaya diri yang mengesankan, dia menekankan bahwa apa yang kurang pada periode lalu bukanlah akibat dari ketidakmampuannya, melainkan karena tantangan besar yang dihadapinya dan dia dengan sukacita mengklaim bahwa dia kini lebih siap dari sebelumnya untuk menghadapi tantangan-tantangan yang sama.
Sementara itu, masyarakat tampaknya terbelah antara merasa geli dengan audacity-nya dan khawatir akan kemungkinan mereka kembali terjebak dalam rutinitas yang sama.
Apakah ini bukti keberanian yang patut dicontoh atau sekadar kepongahan yang penuh dengan hiburan semata? Hanya waktu yang akan menjawab, sementara masyarakat kembali disuguhkan dengan drama politik yang tampaknya tidak pernah berakhir, penuh dengan harapan baru yang mungkin akan berakhir sama dengan yang lama.
*Para Durlam Dengan Segala Keahliannya*
Di negeri yang konon katanya memprioritaskan kesejahteraan rakyat, kita memiliki sekelompok bintang panggung yang sangat berbakat, mereka adalah para durlam dilingkaran penguasa.
Ini adalah individu-individu luar biasa yang berkomitmen untuk melakukan segala sesuatu demi kebaikan bangsa terutama kebaikan dompet pribadi mereka.
Mari kita mulai dengan si “Ahli Anggaran” yang terampil ini. Setiap hari, mereka berkumpul dalam rapat megah yang mengesankan, penuh dengan presentasi PowerPoint dan grafik canggih.
Di sini, mereka dengan tulus memutuskan alokasi anggaran untuk pembangunan infrastruktur yang mana, sebenarnya hanyalah istilah kode untuk proyek rumah mewah mereka sendiri.
Tak heran jika gedung yang mereka rancang menjadi lebih mirip istana pribadi ketimbang fasilitas umum.
Tidak hanya itu, mereka juga memperkenalkan program-program inovatif untuk memperbaiki pelayanan kesehatan dan pendidikan.
Namun, jika Anda ingin melihat hasil nyata dari program tersebut, Anda harus memiliki keahlian khusus dalam mengidentifikasi ilusi, karena tidak ada yang lebih menakjubkan daripada anggaran yang dirancang untuk merenovasi sekolah, tetapi ujung-ujungnya hanya memodifikasi interior kantor mereka yang baru.
Dan jangan lupakan acara tahunan mereka “Gala Kesejahteraan Rakyat,” di mana mereka menyumbangkan uang untuk amal, yang ironisnya, selalu berakhir di rekening yang dikelola oleh perusahaan mereka sendiri.
Dalam gala ini, mereka memberikan pidato berapi-api tentang transparansi dan akuntabilitas, sambil tertawa dalam hati karena mereka tahu anggaran yang hilang telah menjadi bagian dari koleksi pribadi mereka yang eksklusif.
Setiap kali mereka mengklaim bahwa mereka menyederhanakan prosedur birokrasi, Anda bisa yakin bahwa mereka hanya menyederhanakan jalan menuju rumah mereka sendiri.
Dengan kata lain, mereka adalah maestro dalam konser penipuan pembagian kue, sementara penonton hanya bisa menonton sambil geleng-geleng kepala.
Di akhir hari, mereka melangkah keluar dengan anggun, mengenakan pakaian mahal dan senyum lebar, meninggalkan rakyat dengan sebuah pesan sederhana, Jangan khawatir tentang anggaran, karena mereka, para durlam penguasa, telah mengurus semuanya terutama untuk kepentingan mereka sendiri.
Jadi, mari kita bersulang untuk para aktor dalam drama ini, pahlawan dari pelatihan penggelapan anggaran yang telah mengajarkan kita bahwa ketika berbicara tentang integritas, tidak ada yang lebih tulus daripada sebuah kata-kata yang penuh kepalsuan, diucapkan dengan mulut yang penuh dengan sumpalan uang rakyat.
*Setitik Cahaya Namun Hilang Bak di Telan Bumi*
Di jantung kekayaan pikiran para tokoh Mandailing Natal, terdapat sebuah konsep yang mendalam dan penuh makna, dikenal sebagai Konsep Patujoloon Mandailing Natal.
Istilah ini merujuk pada sebuah harapan atau impian yang diidamkan oleh masyarakat Mandailing Natal, namun menghadapi tantangan berat dalam mewujudkannya.
Konsep Patujoloon bukan hanya sebuah harapan semata, tetapi juga sebuah simbol perjuangan dan aspirasi yang mendalam.
Dalam kehidupan masyarakat Mandailing Natal, Konsep Patujoloon muncul dalam bentuk cita-cita sosial dan ekonomi yang besar.
Ini bisa berupa keinginan untuk memperbaiki taraf hidup, mencapai kemakmuran serta mempertahankan tradisi dan identitas budaya yang kian terancam oleh perubahan zaman.
Namun, meskipun semangat dan tekad sangat kuat, realitas memang tidak selalu sesuai dengan harapan.
Konsep Patujoloon yang seharusnya menjadi pendorong maju, justru menjadi saksi bisu dari sebuah perjuangan yang tak membuahkan hasil.
Bumi Mandailing Natal, dengan segala keindahan, tantangan dan pergolakan politiknya seolah menjadi penghalang bagi harapan-harapan ini.
Tantangan alam, ketidakpastian politik dan perubahan sosial sering menelan impian yang telah dibangun dengan susah payah.
Konsep Patujoloon yang seharusnya menjadi titik cahaya di tengah kegelapan, harus menghadap pada kenyataan pahit di lapangan.
Namun, meskipun Konsep Patujoloon tampak seperti harapan yang hilang di telan bumi, ia tetap menjadi bagian penting dari standar bagi narasi dan pola pikir di Mandailing Natal.
Keberadaan Konsep Patujoloon menggambarkan kegigihan dan tekad yang tak pernah padam.
Diharapkan masyarakat tetap melestarikan nilai-nilai dan cita-cita yang terkandung dalam Konsep Patujoloon, sebagai bentuk pengakuan atas usaha dan perjuangan yang telah dilakukan.
Sebagai bagian dari buah pikiran tokoh-tokoh di Mandailing Natal, Konsep Patujoloon mengajarkan kita bahwa meskipun harapan dapat terbenam dalam kesulitan, tekad dan semangat untuk meraihnya harus tetap hidup.
Konsep Patujoloon adalah pengingat bahwa meskipun kita mungkin tidak selalu melihat hasil yang diharapkan, namun nilai dari perjuangan itu sendiri adalah sesuatu yang tidak ternilai. Yang pastinya kita sama-sama tau bahwa emas itu berasal dari perut bumi.
*Hadirnya Harapan Baru*
Dalam konteks Pilkada di Mandailing Natal, Harun-Ichwan diharapkan menjadi penawar racun bagi berbagai permasalahan yang menghambat kemajuan wilayah tersebut.
Masyarakat melihat mereka sebagai solusi potensial untuk mengatasi isu-isu utama seperti kemiskinan, pengangguran, dan ketidakstabilan ekonomi yang selama ini menjadi kendala serius.
Kepemimpinan mereka diharapkan membawa perubahan yang signifikan dalam kesejahteraan masyarakat melalui kebijakan yang efektif.
Dalam Pilkada ini, Harun-Ichwan diharapkan juga mampu memberikan jawaban atas tantangan mendesak lainnya, seperti perbaikan infrastruktur, peningkatan kualitas pendidikan, dan penyediaan layanan kesehatan yang lebih baik.
Dengan program-program yang berorientasi pada kebutuhan dasar masyarakat dan pengelolaan anggaran yang efisien, diharapkan mereka dapat membawa kemajuan yang nyata bagi Mandailing Natal.
Kemenangan Harun-Ichwan dalam Pilkada akan menjadi langkah krusial dalam mewujudkan visi pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
Kita percaya bahwa dengan kepemimpinan mereka, masalah-masalah yang selama ini menghambat kemajuan daerah dapat teratasi secara efektif, membawa dampak positif yang dirasakan langsung oleh semua lapisan masyarakat.
Istilah kata mereka diharapkan mampu menjadi “Tungkot di Nalandit, Sulu di Nagolap”, artinya kita berharap Harun-Ichwan mampu memberikan suatu kebijakan yang bisa mengentaskan persoalan-persoalan yang ada di Mandailing Natal.
Penutup
“Percaya diri itu baik, namun sadar diri itu lebih baik”Politik riang gembira. Silahkan tutup sendiri
Dalam dunia yang dipenuhi kebisingan dan keributan, tak ada yang lebih menyenangkan daripada merayakan kemerdekaan.
Anda tahu, itu adalah waktu yang tepat untuk mengingatkan kita betapa pentingnya sebuah kebebasan yang sebenarnya tidak pernah kita pahami dengan benar.
Bayangkan sebuah pesta yang tak pernah berakhir, di mana semua orang bebas untuk melakukan apa pun, asalkan itu sesuai dengan kebijakan yang diatur dengan ketat dan dijaga oleh undang-undang yang tak pernah jelas.
Kemerdekaan dalam pandangan ini adalah semacam kue lapis, semakin banyak lapisan, semakin rumit.
Setiap lapisan mewakili kebebasan yang diklaim, tetapi juga dibatasi oleh lapisan-lapisan yang mengatur apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Misalnya, Anda mungkin bebas untuk berbicara, tetapi jangan berharap untuk menyampaikan sesuatu yang menyinggung hati orang-orang yang memegang kendali.
Tentu saja, kemerdekaan juga berarti memiliki hak untuk memilih, tetapi hanya antara pilihan yang sudah ditentukan.
Anehnya, kemerdekaan juga merupakan ajang untuk memperlihatkan betapa kita bisa menjadi bebas secara bersyarat.
Setiap kali ada acara besar seperti Hari Kemerdekaan, kita diajak untuk berkumpul dan merayakan dengan parade, konser, dan pertunjukan yang menyanjung kebebasan. Namun, di balik semua itu, kita tetap berada dalam lingkaran yang nyaman, di mana kebebasan kita diatur dengan cara yang sangat terencana dan dikendalikan.
Inilah saat di mana kita bisa merasakan bagaimana kemerdekaan kita dipadukan dengan keindahan acara-acara besar yang ternyata dikendalikan secara ketat.
Jadi, mari kita anggap kemerdekaan sebagai hadiah yang luar biasa, yang mana kita bisa merayakannya setiap tahun dengan cara yang sangat meriah. Kita mungkin tidak pernah benar-benar tahu apa arti kebebasan yang sesungguhnya, tapi setidaknya kita bisa merayakannya dengan semangat yang sangat besar, selama kita tidak melanggar aturan yang ada. Lagipula, merayakan kemerdekaan dengan kebebasan yang diatur adalah cara yang sempurna untuk menunjukkan betapa kita menghargai nilai-nilai yang telah diatur sedemikian rupa oleh para pengatur kita.
Akhir kata, kemerdekaan adalah sebuah paradoks yang luar biasa, sebuah pesta kebebasan dimana kita merayakan hak untuk memiliki batasan. Selamat merayakan kemerdekaan! Karena jika ada satu hal yang pasti, itu adalah bahwa kita akan terus merayakan kemerdekaan ini dengan penuh semangat, selama batasan-batasan itu tetap ada( HMN)
Kemungkinan masyarakat Mandailing Natal, pasti masih ingat dengan SD Negeri 2( sekarang SDN 076) di Jalan Merdeka Kelurahan Kayujati Kota Panyabungan, atau disamping Kantor Polsek Panyabungan, yang sekarang ini dipimpin oleh Linda Sari sebagai Kepala Sekolah.
Kenapa rupanya..? Sekolah yang berdiri di Zaman Belanda tersebut sampai sekarang Gedungnya masih bangunannya model lama dan belum pernah dirubah guna untuk mengingatkan kita pada awal berdirinya sekolah tersebut dan dipastikan Alumninya sudah ribuan dan bahkan puluhan ribu orang hingga Alumni 2023/2024.
Seperti biasa, Penulis melakukan Liputan Tentang kegiatan 17 Agustus 2024 dan salah satu yang menarik di Era Linda Sari Sebagai Kepala Sekolah, bahwa Siswa SD Negeri 076 Panyabungan, Kamis(15/8) Pukul 14.00 Wib, akan Menampilkan Drumband nya di Pawai Drum Band dalam rangka HUT RI Ke – 79 Tahun 2024, dengan Rute Pasar Jonjong – Bank Sumut.
Tim Redaksi Media PT.Malintang Pos Group dipimpin Dita Risky Saputri.Hasibuan.SKM secara khusus akan Melakukan Liputan terkait Pawai Drumband Tingkat SD dan SMP dan membuat Laporannya secara Bersambung.
*** OLEH: MUHAMMAD RIDWAN LUBIS | Ketua PWI Madina ***.
BEBERAPA hari ini, saya melihat pemberitaan tentang SPBU Linggabayu yang memuat tentang perbuatan teror dari salah seorang warga bernama Pian, warga Dalan Lidang, Kecamatan Linggabayu Kabupaten Madina.
Memang saya belum mengetahui utuh apa masalah sebenarnya. Belum ketemu dengan wartawan yang bernama Agus Salim Hasibuan secara langsung.
Tapi, melalui sambungan telpon, Agus sudah bercerita. Saya juga kebetulan sedang tidak berada di Madina dalam beberapa hari ini.
Saya mencoba mencari tahu apa masalahnya. Dari cerita singkat yang saya dapat, ini bermula ketika Agus Salim, kontributor TVRI yang juga wartawan di media online StartNews memberitakan tentang dugaan penjualan BBM bersubsidi untuk keperluan usaha tambang emas menggunakan mesin dongpeng.
Agus bilang baru-baru ini dia sedang ada lawatan ke Pantai Barat, lalu singgah mengisi BBM di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) 15229022 Linggabayu.
Ketika itu salah satu nozzle (mesin pengisian) ditemukan banyak jerigen berjejer. Selaku wartawan, setiap kejadian yang pertama dilakukan wartawan adalah mengamankan dokumentasi: gambar maupun video.
Selang berapa hari, Agus Salim melanjutkan temuannya itu dengan melakukan wawancara by phone dengan pihak pengelola SPBU untuk menanyakan soal jerigen berjejer hasil temuannya.
Jangan-jangan jerigen itu untuk keperluan tambang emas ilegal atau tambang galian C ilegal yang marak belakangan ini di Pantai Barat.
Jawaban pihak SPBU, menurut keterangan Agus, itu hal biasa dan lumrah asal ada surat keterangan dari kepala desa atau lurah. Surat keterangan desa itu seolah menjadi dasar pijakan mereka melegalkan pengisian BBM subsidi ke jerigen.
Andai BBM subsidi itu untuk keperluan kegiatan ilegal, apakah itu bisa ditafsirkan bahwa kepala desa juga terlibat dalam permainan ilegal ini? Kepala desa mana saja yang mengeluarkan surat itu? Apa saja isi suratnya itu? Jadi.
banyak tanda tanya di dalam masalah ini. Tapi, yang pasti saya juga sering mengalami susahnya menunggu antrian pengisian BBM karena jerigen berjejer ini, terutama di daerah Kecamatan Siabu.
Kembali ke masalah Agus. Ternyata dia sudah menjalankan tugas-tugas wartawannya, setelah konfirmasi ke pihak SPBU, lalu konfirmasi ke BPH Migas, dan mendapat jawaban. Hasil temuannya ditambah dengan konfirmasi itu dibuatkan dalam pemberitaan.
Nah, bicara soal berita, informasi atau data yang ditemukan di lapangan lalu dikonfirmasi kepada pihak-pihak berkompeten itu sudah layak menjadi berita, sudah melakukan cover both side (dari dua sisi).
Lalu, mengapa ada yang gerah dan kepanasan? Sehingga, Pian menghubungi Agus lewat sambungan telepon. Bahkan, Pian bilang melalui telepon bahwa BBM subsidi jerigen itu untuk keperluan tambang menggunakan mesin dongpeng.
Tidak cukup telepon, Pian lalu mengirimkan pesan teks lewat WhatsApp kepada Agus. Dalam pesan itu, ada juga ultimatum agar Agus hati-hati, ada yang akan mendatanginya 30 hingga 50 mobil.
Pian mengirim pesan demikian bisa saja mewakili para koleganya atau rekan usahanya sesama pengutip BBM bersubsidi. Bisa juga hanya sebagai komunikator (penyampai pesan) pengelola atau pemilik SPBU.
Pengelola menyuruh Pian untuk menyampaikan pesan seperti yang diterima Agus, bisa diterjemahkan bahwa Pian hanya sebagai orang yang diarahkan mengirim pesan kepada Agus, yang tujuannya agar Agus tidak lagi mengurusi (menaikkan berita) tentang SPBU Linggabayu yang bebas menjual BBM bersubsidi kepada hal-hal yang diduga penyalahgunaannya menyimpang.
Lalu, kembali kepada pertanyaan di atas tadi. Apa dasar kepala desa mengeluarkan surat yang diduga BBM itu untuk kegiatan ilegal? Siapa yang menyuruh Pian mengirim pesan berisi teror kepada Agus?
Alhasil, pesan yang dikirim Pian itu sekarang menjadi viral hingga berujung pengaduan ke Polres Madina. Agus juga bilang sejak ada pesan dari Pian itu, dia merasa tidak nyaman.
Wajar saja itu. Baru bulan lalu jagad negeri ini dihebohkan dengan kasus wartawan di Karo dibunuh lewat skenario kebakaran. Lantas, apa hal ini dibiarkan begitu saja dan dianggap hal sepele?
Permohonan maaf memang perbuatan yang mulia dan lebih mulia lagi apabila dimaafkan. Yang jadi permasalahan, ada rangkaian kejadian di dalam masalah ini yang perlu diluruskan dan dituntaskan secara hukum. Jangan sampai wartawan di Kabupaten Madina tidak nyaman menjalankan tugasnya.
Wartawan punya aturan menjalankan tugasnya. Ada undang-undang yang melindunginya (UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers). Ada Kode Etik Jurnalistik sebagai pedomannya.
Apabila ada oknum wartawan bekerja menabrak aturan-aturan, ada langkah yang bisa ditempuh, karena wartawan tidak kebal hukum. Pun dengan media massa tempatnya bekerja.
Kalau menabrak aturan, ada langkah hukum yang dapat ditempuh. Bukan dengan melalukan tindakan lain yang membuat gaduh seperti pengancaman, teror, dan sebagainya. Dan, perlu diingat ada konsekuensi hukum juga bagi pihak-pihak yang melanggar UU tentang Pers.
Permasalahan ini sudah berjalan di institusi hukum, Polres Madina. Agus sudah buat pengaduan ke Kapolres Madina. Pertanyaannya, apakah polisi sudah memproses aduan itu? Prosesnya sudah bagaimana? Siapa saja yang sudah dimintai keterangan?
Jangan sampai permasalahan berlarut-larut, wartawan ribut-ribut, sementara proses hukumnya tidak berjalan. Saya takut nanti kepercayaan publik akan menurun pada penegakan hukum di Kabupaten Madina.
Masalah ini butuh kepastian hukum. Ini bukan cuma permasalahan antara Agus dan Pian. Ini adalah masalah keberlanjutan pers di Kabupaten Madina pada masa mendatang.
Sekali lagi, bagi pihak-pihak yang merasa dirugikan dari produk pers yang disajikan media massa, silakan tempuh jalur sesuai aturan: hak koreksi, hak jawab, dan sebagainya. Jangan sampai ada upaya persekusi. (Red/Rel).
Belakangan ini, atau setiap Menjelang Pesta Demokrasi di Kabupaten Mandailing Natal, maka yang Namanya ” Akun Palsu ” Bak jamur tumbuh dimusim hujan, isinya Cendrung Fitnah, hantam sini dan hina sana. Sehingga menimbulkan ” Kegaduhan ” di tengah – tengah masyarakat.
Padahal, si Pemilik Akun Palsu tersebut belum tentu 100 % benar, Betul, Pintar, hanya Memfitnah Pihak – Pihak yang di Fosting di Akun Facebooknya saja dan si pemilik Akun Facebook Palsu tersebut sudah merasa bangga sekali perasaannya. Aneh memang orang seperti itu.
Itukan haknya Pemilik Akun Palsu..? Pasti itu jawabnya yg buat Akun Palsu, ia memang Haknya, tetapi pihak – pihak yg di Posting yang belum tentu kebenarannya nama baiknya dimata warga yang membaca pasti akan ada Ponis , istilah Mandailing nya ” Soni Dei Langa ” Alak nai. Pasti begitu ucapan yg baca.
Hemat Penulis, jika memang Oknum Pembuat Akun Palsu sudah merasa paling tau, paling pintar, paling Jago segala hal, sebaiknya ajak ” Adu Gagasan ” untuk Membicarakan yg di Posting, bila perlu buat Mimbar Bebas, atau masukkan ke DPRD Madina untuk dibuat Rapat Dengar Pendapat( RDP), itu baru PATEN, jangan Memelihara Gut-Gut.
Soal BaCalon Bupati/Wakil Bupati..? Pemilik Akun Palsu Tawarkan ke Kandidat ” Adu Gagasan ” untuk Membangun Mandailing Natal 5 Tahun ke depan, jangan kita Melempar Fitnah, siapapun Kandidat Bupati/Wakil Bupati Mandailing Natal, itulah yang terbaik saat ini untuk dipilih oleh masyarakat Pemilih di 27 November 2024 mendatang.
” Bikin Akun Facebook Kok Palsu ” Bila perlu pemilik Akun Facebook Palsu Undang Wartawan, sampai Unek – Unek tentang Kandidat Bupati/Wakil Bupati, jika itu yg dibicarakannya dan kepada masyarakat Mandailing Natal, sebaiknya nggak usah Peduli dengan Akun Facebook Palsu untuk membicarakannya ( Bersambung Terus).
Dihitung dari Minggu(28/7), tinggal 29 Hari lagi Pendaftaran ke KPUD Mandailing Natal, bagi Pasangan Calon Bupati/Wakil Bupati, yang akan dipilih oleh masyarakat di 27 November 2024 yang akan datang ini.
Dari sejumlah informasi, baik dari kalangan Ketua Partai Politik, Politisi di Tingkat Provinsi dan Sejumlah informasi dari Elit Partai Politik di Jakarta, serta Informasi dari orang dekat BaCalon Bupati, bahwa Prediksi yang diperoleh Penulis, hanya Tiga(3) Pasangan Calon Bupati/ Wakil Bupati Mandailing Natal, yang akan bertarung atau hanya Tiga(3) Paslon yang akan dipilih pada 27 November 2024 mendatang ini.
Siapakah itu..? Prediksi Penulis ini belum Final, namanya juga Prediksi dan jika ada yang tidak sepakat nggak jadi masalah dan ini hanya Analisa dan Prediksi Penulis saja, tidak mendahului Parpol dan KPUD Mandailing Natal.
Soal Partai Politik mana yang akan Merekomendasi, Penulis belum menulisnya, karena sangat tidak elok mendahului Partai Politik dan KPUD Mandailing Natal, kita tunggu Deklarasi dari BaCalon Bupati/Wakil Bupati yang akan ikut mempengaruhi pemilih di 404 Desa/Kelurahan yang tersebar di 23 Kecamatan.
Catatan Penulis, berdasarkan Kajian Politik di tingkat Daerah dan Pusat dan informasi yang berkembang saat ini, bahwa Paslon Bupati/ Wakil Bupati Madina Priode 2024 – 2029 ke Tiga (3) Paslon.
1. BaCalon Bupati/ Wakil Bupati Madina Nasution-Nasution
2.BaCalon Bupati/Wakil Bupati Madina Nasution-Lubis.
3. BaCalon Bupati/Wakil Bupati Madina Batubara – Nasution.
Sekali lagi, ini Prediksi Penulis, bagi yang tidak suka silakan buat prediksi sendiri, serta sampaikan kepada masyarakat ( Bersambung Terus).
Pemerintah Republik Indonesia dibawah Kepemimpinan Ir.Joko Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia, sejak Tahun 2015 – 2024 sudah Menggelontorkan Dana Desa (DD) Melalui APBN dengan jumlah Milyaran Rupiah setiap Desa, untuk membangun Desa secara langsung baik Fisik maupun Non Fisik.
Niat Pemerintah tersebut sangat mendapat resfon Positif dari seluruh elemen masyarakat dan termasuk 377 Desa diwilayah Mandailing Natal, yang tersebar di 23 Kecamatan.Karena sejak Republik Indonesia tahun 1945 – 2014, khusus di Mandailing Natal. Masih banyak Desa yang tidak tersentuh Pembangunan Fisik.
Sekarang, 377 Desa sejak tahun 2015 – 2024, Pemerintah telah menggelontirkan APBN Ke – Desa -Desa, dengan total anggaran Milyaran rupiah, sehingga 97 % Desa, masyarakat berlomba – lomba menjadi Kepala Desa sekarang ini.
Redaksi Media PT.Malintang Pos Group, sejak Sabtu 20 Juli 2024, menugaskan Wartawan Normansyah Adi Pura.S.Sos (Foto), untuk melakukan Liputan khusus Desa – Desa yang telah menggunakan Dana Desa dengan baik dan benar, serta Kepala Desa yang menyalahgunakan Dana Desa dan membuat Laporannya secara Bersambung, baik di Koran Malintang Pos maupun Malintangpos Online ( Bersambung Terus)
Sebenarnya untuk menjadi Bupati/Wakil Bupati, sekarang ini sangat mudah sekali jika dilihat dari pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah sebelumnya, karena yang dibutuhkan masyarakat Pemilih di 404 Desa/Kelurahan ada ngak Uangnya dan rada – rada mirip dengan Pemilihan Anggota DPRD/ Wakil Rakyat.
Maksudnya..? Tidak perlu Kualitas dan latar belakang Pendidikan dari BaCalon Bupati/Wakil Bupati ” Ada Uang ” Pasti jadi, atau siapa yang bisa ” Beli Suara ” maka barang itu pasti akan Menjadi Bupati/Wakil Bupati ” Dompak Soni Masona ” itulah ucapan masyarakat yg terekam Penulis di Juli 2024 ini.
Penulis Optimis dan Haqulyakin ” Bukan Uang Segalanya “untuk menentukan Bupati/Wakil Bupati Mandailing Natal pada 27 November 2024 yang akan datang ini.Amin.
Awalnya, mungkin kita masih ingat dengan munculnya nama Ivan Iskandar Batubara, Atika Azmi Utammi Nasution, Drs.H.Dahlan Hasan Nasution, Ir.Endar Sutan Lubis, Saipullah Nasution, H.Fahrizal Efendi Nasution, untuk menjadi BaCalon Bupati Mandailing Natal Untuk Priode 2024 – 2029 dan sekarang nama – nama tersebut Redup dan nyaris tidak terdengar lagi.
Dan akhir Juni – 17 Juli 2024, Nama H.Harun Mustafa Nasution atau Cucu Syech.H.Mustafa Huzein Nasution muncul untuk menjadi BaCalon Bupati Mandailing Natal Priode 2024 – 2029, sehingga banyak pemilih/masyarakat beralih memberikan harapan kepada Wakil Ketua DPRD Sumut dari Fraksi Gerindra Tersebut.
Apalagi, kita tau bersama sejak dulu Alumni Pondok Pesantren Musthafawiyah Purba Baru ada dihampir seluruh Desa/Kelurahan yang ada di 23 Kecamatan se Kabupaten Mandailing Natal dan dapat dipastikan sudah mengenal betul siapa H.Harun Mustafa Nasution. ( Bersambung Setiap Hari)