RANTO PANJANG(Malintangpos Online):Keserakahan pelaku Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) semakin meluas dan meraja lela melakukan aktivitas penambangan hingga ke Kawasan Hutan Lindung yang berada di Kawasan Desa Ranto Panjang Kecamatan Muara Batang Gadis (MBG) Kabupaten Mandailing Natal.
Informasi yang diperoleh Redaksi, dari warga kawasan Siulang Aling Kecamatan MBG yang meminta namanya tidak dimuat dalam pemberitaan, saat ini sudah ada sekitar 6 Unit alat berat jenis Excavator yang melakukan aktivitas operasi penambangan emas di Sungai (Aek ; bahasa Mandailing) Singinjon Desa Ranto Panjang Kecamatan MBG.
“Ada sekita 6 Unit alat berat yang menambang di Aek Singinjon Ranto Panjang” Ungkap warga Siulang aling.
Sementara itu Kepala Balai Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Hartono SP, M.Si yang dikonfirmasi, Selasa (17/09/24) guna mempertanyakan apakah Aek Singinjon masuk dalam kawasan hutan TNBG, dan apakah pihak TNBG sudah mengetahui adanya aktivitas operasi PETI di Aek Singinjon, Dia menyampaikan telah menurunkan anggota guna melakukan pengecekan
“Anggota belum bisa dihubungi, team sedang dilapangan dan tidak ada akses signal” Jelas Hartono SP, M.Si selaku Kepala Balai TNBG.
Terkait informasi adanya aktivitas PETI di Aek Singinjon Desa Ranto Panjang Kecamatan MBG, Hartono menyampaikan setelah dilakukan peninjauan dan pendataan akan segera berkoordinasi dengan stakeholder untuk mengambil tindakan persuasif sebelum melakukan tindakan represif.
” Setelah mendapatkan data team akan koordinasi dengan stakeholder terkait untuk melakukan upaya persuasif sebelum dilakukan langkah represif” Ujar Kepala Balai Taman Nasional Batang Gadis.
Kapolsek Muara Batang Gadis AKP Budi Sihombing yang dikonfirmasi turut mengungkapkan bahwa aktivitas PETI di Aek Singinjon Desa Ranto Panjang sudah termonitor, namun berhubung akses ke lokasi sulit dijangkau pihak Kepolisian akan berkoordinasi dengan pihak pihak terkait khususnya dari KPH dan Balai TNBG.
“Akses ke lokasi sulit dijangkau, dan berdasarkan dugaan sementara TKP aktivitas PETI sudah masuk kawasan TNBG, Kita akan koordinasikan ke Pihak Kehutanan dan Balai TNBG” ungkapnya(Rel/Sya/Isk).
Sebenarnya, Persoalan Pelaksanaan Dana Desa(DD) di 377 Desa yang ada diwilayah Kabupaten Mandailing Natal, sudah sering disoroti oleh Wartawan dari Berbagai Media Online, Koran dan TV disebabkan banyaknya pihak – pihak yang Menggerogoti dana APBN yang digulirkan sejak Tahun Anggaran 2015 lalu hingga tahun 2024 ini.
Apalagi, Pemerintah dalam melakukan Pengawasan ada APIP, Pendamping Lokal Desa ( PLD), Pendamping Desa (PD ) yang semuanya dibiayai melalui APBN / APBD setiap tahun anggarannya.
Kepala Desa, BPD/ Aparat Desa, serta masyarakat sudah pasti mengetahui tugas pokok Pendamping Lokal Desa (PLD) antara lain, Mendampingi desa dalam perencanaan pembangunan dan keuangan desa.
Mendampingi desa dalam pelaksanaan pembangunan desa dan Mendampingi masyarakat desa dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat dan desa.
Timbul Pertanyaan, kenapa Desa/ Kades tidak BERKUTIK, dalam membuat Program untuk kepentingan Desanya..? Apalagi khusus Dana Desa(DD) Tahun 2024, banyak Program yang masuk di APBDes TA 2024, yang bukan Hasil Musyawarah Desa, tetapi LOLOS dari Pengawasan APIP dan PL, serta PD juga ” Tutup Mata ” dan yang salah tetap Kepala Desa, karena Kades adalah Pengguna Anggaran(PA).
Padahal jelas dan tegas, ada Peraturannya dan ada juga Perbup nya dalam Mengelola/ Melaksanakan Dana Desa (DD) setiap Tahun Anggarannya, tetapi baik Kades, PLD, PD dan APIP tetap saja jadi ” Macan Ompong ” serta Bupati dan 40 anggota DPRD Mandailing Natal, tidak ” Berkutik ” jadinya.
Mungkin Semua Ikut ” Menggerogoti “ Dana Desa(DD)..? Bisa jadi juga, sebab walaupun jelas – jelas Masyarakat Melaporkannya, nyaris tidak ada Tindak Lanjutnya, hanya sebatas segera kita Tindak Lanjuti, Kita turunkan Tim, ada surat Yang Malaporkan ngak, nanti kita laporkan hasil investigasi, makasih informasinya.
Contoh, soal Temuan Inspektorat Madina Tentang Pelaksanaan Dana Desa Batang Gadis Tahun 2022, yang harus dibayar Kepala Desa dengan Dana Desa Tahun 2024 Tahap II, Apa rumusnya itu..? Jadi aneh dan Bingunglah Kepala Desa Batang Gadis.
Semua warga di Kecamatan Panyabungan Barat, bahwa di Tahun 2022 yang menjadi Kepala Desa Batang Gadis adalah Lukman Hakim, bukan Erwin Pasaribu.
Jika informasi yang diterima Penulis ini adalah BENAR, sudah waktunya DPRD dan Kejaksaan Negeri segera Memanggil Bupati Mandailing Natal dan tidak tertutup kemungkinan di 376 Desa lainnya masih ada nasibnya Desa yang seperti Desa Batang Gadis ( Bersambung Terus).
Minggu Siang 08 September 2024, Anak – anak di Rumah ribut mengajak makan siang diluar rumah.
” Kita Makan di Rumah Makan Jokowi saja, enak Ikan Mas nya, ada Gule Bulunggadung dan Sayur Labu Siam, pokoknya Enaakkkkk Sekali,” Ujar Askha Soekandar Hasibuan, menceritakan sambil mengajak untuk makan bersama diluar rumah.
Dimana tempatnya..? Sambil sumringah, Askha cerita ” dari Jembatan Pidoli Jalan Lintas Timur lewat kiri jika dari Kota Panyabungan dan sekitar 150 Meter dari Jembatan Pidoli,” ujar Askha Soekandar Hasibuan, meyakinkan penulis bersama maknya.
Sekitar 10 Menit dari runah Jalan Bermula Kel.Panyabungan II Kota Panyabungan, sampai ditujuan RM.Sopo Jokowi dan langsung disambut Pemiliknya dan berkata ” Baru Buka Bang, Menunya/Gulenya masih Ikan Mas Bakar,” ujar Duplikat Jokowi dengan senyum khasnya.
Aduh, kok Mirif Jokowi, pantaslah disebutkan Rumah Makan Jokowi dan kamipun mesan langsung tiga(3) Porsi hidangan.
Ada sekitar 15 Menit menunggu baru dihidang, karena setiap Tamu Yang mau makan tidak boleh kecewa, dengan senyum khas pak Jokowi, mengutarakan kita bakar dulu ikannya.
Penulis ikuti, ternyata ada Keramba Ikan Mas di Aek Pohon, artinya Ikan yang dibakar semuanya baru, agar Pelanggan tidak kecewa ( Bersambung Terus).
PANYABUNGAN (Malintangpos Online): Pasangan Harun Mustafa Nasution-Muhammad Ichwan Husein Nasution dinilai memiliki visi tajam menggerakkan perekonomian Mandailing Natal khususnya UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah).
Pasangan bakal calon bupati/wakil bupati Mandailing Natal ini dinilai memiliki kemampuan itu plus kemauan politik mengembangkan sektor ekonomi.
Sosok Harun Mustafa misalnya, disamping mempunyai jaringan luas, juga sudah berpengalaman selama ini sebagai pimpinan DPRD Sumatera Utara.
Yang tentu telah begitu kuat memahami urusan pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara.
Di sisi lain, sosok Ichwan yang sudah lama melanglang buana di dunia usaha (dunia ekonomi), baik di HIPMI (Ikatan Pengusaha Muda Indonesia) dan Kadin (Kamar Dagang dan Industri, tentu suatu pengalaman besar menempanya memahami strategi pengembangan perekonomian di Mandailing Natal khususnya memperkuat para pelaku UMKM di daerah ini.
“Itu mengapa kita para kalangan UMKM atau pencari nilai tambah ini sangat mengharapkan kemajuan UMKM di tangan Harun-Ichwan,” ujar Sobir Lubis dari Kampoeng Kaos Madina kepada Wartawan Rabu (28/8/2024).
Ditambah lagi Ichwan pernah di posisi wakil ketua KTNA (Kontak Tani Nelayan Andalan) Sumatera Utara dan sekarang meningkat menjadi pengurus nasional KTNA.
KTNA adalah organisasi petani dan nelayan yang sudah andal. Ini menunjukkan Ichwan adalah sosok yang sangat memahami strategi pengembangan sektor pertanian plus penguatan posisi tawar petani di Mandailing Natal.
“Saya haqqul yaqin pasangan Harun-Ichwan memiliki visi dan kemauan yang tinggi menggerakkan sektor pertanian secara khusus dan perekonomian daerah secara umum,” kata Azwar Pulungan owner Runding Farm, Rabu (28/8/2024).
Pasangan Harun Mustafa Nasution-Muhammad Ichwan Husain Nasution dikabarkan akan mendaftar ke KPU Mandailing Natal hari Kamis (29/8/2024) sebagai bakal calon bupati/wakil bupati untuk Pilkada 2024. (Rel/DB/Red)
Mandailing Natal, sebuah Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia, tengah bergelut dengan sejumlah masalah yang berakar dari berbagai aspek kehidupan.
Wilayah ini, yang kaya akan budaya dan sejarah, menghadapi tantangan besar yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakatnya secara menyeluruh.
Secara ekonomi, Mandailing Natal masih bergantung pada sektor pertanian, dengan tanaman utama seperti karet, padi, jagung, dan kopi. Namun, pendapatan dari sektor ini sering kali tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
Infrastruktur yang buruk, seperti jalan yang tidak memadai dan akses pasar yang terbatas, menghambat perkembangan ekonomi lokal.
Ketergantungan pada pertanian yang tradisional dan kurangnya diversifikasi ekonomi membuat masyarakat rentan terhadap fluktuasi harga dan perubahan iklim.
Di bidang sosial, Mandailing Natal menghadapi berbagai tantangan terkait dengan pendidikan dan kesehatan.
Akses pendidikan yang terbatas, terutama di daerah terpencil, menyebabkan tingkat putus sekolah yang tinggi dan kualitas pendidikan yang rendah.
Sistem pendidikan yang belum sepenuhnya memadai ini berakibat pada rendahnya keterampilan dan peluang kerja bagi generasi muda.
Di sektor kesehatan, fasilitas kesehatan sering kali kurang memadai, dan akses ke layanan kesehatan berkualitas masih terbatas.
Ini mengakibatkan tingginya angka kematian ibu dan anak, serta prevalensi penyakit menular yang sulit dikendalikan.
Kurangnya tenaga medis dan fasilitas yang memadai semakin memperburuk kondisi kesehatan masyarakat.
Lingkungan juga merupakan area yang memerlukan perhatian serius. Deforestasi dan konversi lahan untuk pertanian dan perkebunan menyebabkan penurunan kualitas tanah dan kerusakan ekosistem.
Tambang ilegal di aliran arus sungai dan penebangan liar mengakibatkan kerusakan lingkungan yang signifikan, termasuk penurunan keanekaragaman hayati dan perubahan pola cuaca lokal. Kondisi ini berdampak langsung pada produktivitas pertanian dan kesejahteraan masyarakat.
Di tingkat pemerintahan, korupsi dan manajemen yang kurang efisien memperparah masalah-masalah ini.
Dana pembangunan sering kali tidak digunakan secara efektif dan proyek-proyek infrastruktur yang direncanakan sering kali terhambat atau tidak selesai dengan baik.
Kurangnya transparansi dan akuntabilitas dalam administrasi publik menghambat upaya-upaya perbaikan dan reformasi yang diperlukan untuk kemajuan daerah.
*Si Jelita yang lupa diri*
Munculnya kembali Si Jelita yang dikenal dengan janji-janji politiknya yang melimpah ruah.
Selama masa jabatannya, Si Jelita tak hanya gagal memenuhi hampir semua janji, mulai dari kopi yang hingga kini hanya ada dalam bentuk rencana dan proposal, hingga program kesejahteraan yang lebih mirip fiksi ilmiah ketimbang realitas, namun dia juga mampu menghadirkan kejutan dengan kehadirannya yang terus-menerus mengisi ruang diskusi publik.
Kini, Si Jelita kembali mencalonkan diri dengan semangat yang sama seperti ketika dia pertama kali mengemukakan rencananya.
Dalam bahasa tubuhnya, dia kembali menjanjikan perubahan yang belum pernah terwujud selama periode sebelumnya, seolah-olah kegagalan bukanlah bagian dari kisah politiknya.
Dengan percaya diri yang mengesankan, dia menekankan bahwa apa yang kurang pada periode lalu bukanlah akibat dari ketidakmampuannya, melainkan karena tantangan besar yang dihadapinya dan dia dengan sukacita mengklaim bahwa dia kini lebih siap dari sebelumnya untuk menghadapi tantangan-tantangan yang sama.
Sementara itu, masyarakat tampaknya terbelah antara merasa geli dengan audacity-nya dan khawatir akan kemungkinan mereka kembali terjebak dalam rutinitas yang sama.
Apakah ini bukti keberanian yang patut dicontoh atau sekadar kepongahan yang penuh dengan hiburan semata? Hanya waktu yang akan menjawab, sementara masyarakat kembali disuguhkan dengan drama politik yang tampaknya tidak pernah berakhir, penuh dengan harapan baru yang mungkin akan berakhir sama dengan yang lama.
*Para Durlam Dengan Segala Keahliannya*
Di negeri yang konon katanya memprioritaskan kesejahteraan rakyat, kita memiliki sekelompok bintang panggung yang sangat berbakat, mereka adalah para durlam dilingkaran penguasa.
Ini adalah individu-individu luar biasa yang berkomitmen untuk melakukan segala sesuatu demi kebaikan bangsa terutama kebaikan dompet pribadi mereka.
Mari kita mulai dengan si “Ahli Anggaran” yang terampil ini. Setiap hari, mereka berkumpul dalam rapat megah yang mengesankan, penuh dengan presentasi PowerPoint dan grafik canggih.
Di sini, mereka dengan tulus memutuskan alokasi anggaran untuk pembangunan infrastruktur yang mana, sebenarnya hanyalah istilah kode untuk proyek rumah mewah mereka sendiri.
Tak heran jika gedung yang mereka rancang menjadi lebih mirip istana pribadi ketimbang fasilitas umum.
Tidak hanya itu, mereka juga memperkenalkan program-program inovatif untuk memperbaiki pelayanan kesehatan dan pendidikan.
Namun, jika Anda ingin melihat hasil nyata dari program tersebut, Anda harus memiliki keahlian khusus dalam mengidentifikasi ilusi, karena tidak ada yang lebih menakjubkan daripada anggaran yang dirancang untuk merenovasi sekolah, tetapi ujung-ujungnya hanya memodifikasi interior kantor mereka yang baru.
Dan jangan lupakan acara tahunan mereka “Gala Kesejahteraan Rakyat,” di mana mereka menyumbangkan uang untuk amal, yang ironisnya, selalu berakhir di rekening yang dikelola oleh perusahaan mereka sendiri.
Dalam gala ini, mereka memberikan pidato berapi-api tentang transparansi dan akuntabilitas, sambil tertawa dalam hati karena mereka tahu anggaran yang hilang telah menjadi bagian dari koleksi pribadi mereka yang eksklusif.
Setiap kali mereka mengklaim bahwa mereka menyederhanakan prosedur birokrasi, Anda bisa yakin bahwa mereka hanya menyederhanakan jalan menuju rumah mereka sendiri.
Dengan kata lain, mereka adalah maestro dalam konser penipuan pembagian kue, sementara penonton hanya bisa menonton sambil geleng-geleng kepala.
Di akhir hari, mereka melangkah keluar dengan anggun, mengenakan pakaian mahal dan senyum lebar, meninggalkan rakyat dengan sebuah pesan sederhana, Jangan khawatir tentang anggaran, karena mereka, para durlam penguasa, telah mengurus semuanya terutama untuk kepentingan mereka sendiri.
Jadi, mari kita bersulang untuk para aktor dalam drama ini, pahlawan dari pelatihan penggelapan anggaran yang telah mengajarkan kita bahwa ketika berbicara tentang integritas, tidak ada yang lebih tulus daripada sebuah kata-kata yang penuh kepalsuan, diucapkan dengan mulut yang penuh dengan sumpalan uang rakyat.
*Setitik Cahaya Namun Hilang Bak di Telan Bumi*
Di jantung kekayaan pikiran para tokoh Mandailing Natal, terdapat sebuah konsep yang mendalam dan penuh makna, dikenal sebagai Konsep Patujoloon Mandailing Natal.
Istilah ini merujuk pada sebuah harapan atau impian yang diidamkan oleh masyarakat Mandailing Natal, namun menghadapi tantangan berat dalam mewujudkannya.
Konsep Patujoloon bukan hanya sebuah harapan semata, tetapi juga sebuah simbol perjuangan dan aspirasi yang mendalam.
Dalam kehidupan masyarakat Mandailing Natal, Konsep Patujoloon muncul dalam bentuk cita-cita sosial dan ekonomi yang besar.
Ini bisa berupa keinginan untuk memperbaiki taraf hidup, mencapai kemakmuran serta mempertahankan tradisi dan identitas budaya yang kian terancam oleh perubahan zaman.
Namun, meskipun semangat dan tekad sangat kuat, realitas memang tidak selalu sesuai dengan harapan.
Konsep Patujoloon yang seharusnya menjadi pendorong maju, justru menjadi saksi bisu dari sebuah perjuangan yang tak membuahkan hasil.
Bumi Mandailing Natal, dengan segala keindahan, tantangan dan pergolakan politiknya seolah menjadi penghalang bagi harapan-harapan ini.
Tantangan alam, ketidakpastian politik dan perubahan sosial sering menelan impian yang telah dibangun dengan susah payah.
Konsep Patujoloon yang seharusnya menjadi titik cahaya di tengah kegelapan, harus menghadap pada kenyataan pahit di lapangan.
Namun, meskipun Konsep Patujoloon tampak seperti harapan yang hilang di telan bumi, ia tetap menjadi bagian penting dari standar bagi narasi dan pola pikir di Mandailing Natal.
Keberadaan Konsep Patujoloon menggambarkan kegigihan dan tekad yang tak pernah padam.
Diharapkan masyarakat tetap melestarikan nilai-nilai dan cita-cita yang terkandung dalam Konsep Patujoloon, sebagai bentuk pengakuan atas usaha dan perjuangan yang telah dilakukan.
Sebagai bagian dari buah pikiran tokoh-tokoh di Mandailing Natal, Konsep Patujoloon mengajarkan kita bahwa meskipun harapan dapat terbenam dalam kesulitan, tekad dan semangat untuk meraihnya harus tetap hidup.
Konsep Patujoloon adalah pengingat bahwa meskipun kita mungkin tidak selalu melihat hasil yang diharapkan, namun nilai dari perjuangan itu sendiri adalah sesuatu yang tidak ternilai. Yang pastinya kita sama-sama tau bahwa emas itu berasal dari perut bumi.
*Hadirnya Harapan Baru*
Dalam konteks Pilkada di Mandailing Natal, Harun-Ichwan diharapkan menjadi penawar racun bagi berbagai permasalahan yang menghambat kemajuan wilayah tersebut.
Masyarakat melihat mereka sebagai solusi potensial untuk mengatasi isu-isu utama seperti kemiskinan, pengangguran, dan ketidakstabilan ekonomi yang selama ini menjadi kendala serius.
Kepemimpinan mereka diharapkan membawa perubahan yang signifikan dalam kesejahteraan masyarakat melalui kebijakan yang efektif.
Dalam Pilkada ini, Harun-Ichwan diharapkan juga mampu memberikan jawaban atas tantangan mendesak lainnya, seperti perbaikan infrastruktur, peningkatan kualitas pendidikan, dan penyediaan layanan kesehatan yang lebih baik.
Dengan program-program yang berorientasi pada kebutuhan dasar masyarakat dan pengelolaan anggaran yang efisien, diharapkan mereka dapat membawa kemajuan yang nyata bagi Mandailing Natal.
Kemenangan Harun-Ichwan dalam Pilkada akan menjadi langkah krusial dalam mewujudkan visi pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
Kita percaya bahwa dengan kepemimpinan mereka, masalah-masalah yang selama ini menghambat kemajuan daerah dapat teratasi secara efektif, membawa dampak positif yang dirasakan langsung oleh semua lapisan masyarakat.
Istilah kata mereka diharapkan mampu menjadi “Tungkot di Nalandit, Sulu di Nagolap”, artinya kita berharap Harun-Ichwan mampu memberikan suatu kebijakan yang bisa mengentaskan persoalan-persoalan yang ada di Mandailing Natal.
Penutup
“Percaya diri itu baik, namun sadar diri itu lebih baik”Politik riang gembira. Silahkan tutup sendiri
Pemerintah Mandailing Natal yang saat ini di PImpin H.M.Jafar Sukhairi Nasution dan Atika Azmi Utammi Nasution, sudah mulai memasang Spanduk dan Bilboad Menyambut HUT RI Ke – 79 di sepanjang Jalan Merdeka dan Jalan Willem Iskander Kota Pantabungan, tetapi sambutan masyarakat untuk memasang Bendera Merah Putih dan Umbul – Umbul, belum terlihat sama sekali.
Kenapa ia…? Bisa jadi seperti yang disampaikan oleh Haris warga Kota Bandung Provinsi Jawa Barat, yang sudah 1 Minggu di Mandailing Natal, bahwa minat warga untuk membeli Bendera Merah Putih dan Umbul – Umbul, masih sepi dan bisa jadi menjelang 15 Agustus 2024 baru ramai yang membeli.
” Kami satu Tim atau 9 Orang datang khusus ke Tabagsel untuk menjual Bendera Merah Putih dan Umbul – Umbul di Menjelang HUT RI Ke – 79 Tahun 2024 ini,” Ujar Haris, Minggu(04/8) di Jalan Willem Iskander Sipolu -polu Kota Panyabungan, atau 100 Meter dari Pasar Baru Panyabungan.
Kata dia, hingga 04 Agustus 2024,baik Bendera Merah Putih dan Umbul – Umbul paling banyak laku 1 Kodi ( 20 Biji) dan jika dibandingkan menjelang HUT RI Ke – 78 Tahun 2023 yang lewat, sangat jauh Merosot penjualannya.
” Kalau dulu bisa terjual 50 -75 Potong/Harinya dan saat ini paling tinggi 20 Potong saja,” ujarnya dengan wajah lesu sekali.
Padahal, harga kalau dibandingkan dengan di Kios jauh lebih mahal di Kios, karena harga Bendera di kita, ada Rp 15.000. Rp 35.000. Rp 50.000. Rp 70.000/ Potong dan umbul – umbul Rp 25.000. dan Rp 75.000/ potongnya.
Sedangkan, Bendera Hias ada Rp 450.000 dan Rp 200.000/ Potongnya dengan ukuran berpariasi.
Umbul – Umbul HUT RI dari Bandung
Monitor Wartawan di Kota Panyabungan, bahwa Penjual Bendera Merah Putih dan Umbul – Umbul HUT RI Ke -79 Datang dari Kota Bandung Provinsi Jawa Barat.
” Jangankan Produk Yang lain, Bendera Merah Putih dan Umbul – Umbul yang dijual di Kota Panyabungan datang dari Provinsi Jawa Barat,” ujar seorang Parbetor marga Nasution ( Bersambung Terus).
Kemungkinan Masyarakat masih ingat dengan ” Kampoeng Kaos Madina ( KKM) ” yang berada di Jalan Jambu Kelurahan Sipolu -polu Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal, dengan Pimpinannya Sobir Lubis,SH dan saat ini masih aktif anggota DPRD dari Fraksi Golkar.
Kenapa rupanya..? Media PT.Malintang Pos Group di 17 Agustus 2024, menganugrahi Malintang Pos Award untuk yang kedua kalinya kepada KKM, sejak Media ini berdiri 14 Januari 2024 yang lalu.
” Kampoeng Kaos Madina Produksinya tidak Kampungan,Tetapi Berkualitas,” itulah judul tulisan ini, sebagai wujud dukungan terhadap UMKM Kampoeng Kaos Madina yang telah menggerakkan UMKM di Sumatera Utara.
Karena itukah, Redaksi Malintang Pos Group yang dipimpin langsung Iskandar Hasibuan, melakukan Liputan Khusus, untuk mengetahui sejauh mana Produksi ” Kampoeng Kaos Madina” sekarang ini dan apakah ada dukungan dari Pemerintah Mandailing Natal…?
Memang, hingga Awal Agustus 2024 ini, banyak Konsumen dari berbagai daerah di Tabagsel ( Madina,Tapsel,Paluta,Palas dan P.Sidimpuan) datang memesan produk buatan Kampoeng Kaos,karena selain harga terjangkau, juga merupakan produk anak Kreatif Mandailing Natal.
” Kampoeng Kaos Menyediakan Banyak Produk-Produk Buatan Anak Kreatif Mandailing Natal dan wajar diserbu warga Tabagsel,” Ujar Konsumen dari P.Sidimpuan Nur Asiah Harahap, Kamis(01/8) di Pasar Panyabungan kepada Wartawan Malintang Pos Group.
Kata Br.Harahap, bahwa di Kampoeng Kaos Madina, ada Kaos Wisata Madina, ada Batik, Tenun Khas Madina, Kaos Olahraga, Seragam Dinas, Jaket dan Switer.
Selain itu, ujar Fahri Pulungan warga Madina di Lokasi Kampoeng Kaos, ada Teko & Sangkir Batok kelapa, ada Bordiran, ada Gordang Sambilan, ada miniatur Gordang Sambilan, Miniatur Bagas Godang, miniatur Pengantin,
” Keuntungan mengorder di Kampoeng Kaos Madina, barangnya berkualitas, cepat dan Ontine, harga Bersahabat,” Ujar Pulungan.
Memang, sejak wilayah kita dilanda Pandemi Covid -19 beberapa waktu lalu, produk Dari Kampoeng Kaos Madina, mengalami pasang surut dan saat ini terus meningkat, apalagi tidak lama lagi 17 Agustus.
Sudah banyak Konsumen kembali datang memesan berbagai jenis produk mereka.
” Saya tadi sempat bincang – bincang dengan Karyawan Kampoeng Kaos Madina, mereka ucapkan terimakasih kepada Pimpinan Kampoeng Kaos Madina Sobir Lubis,SH yang terus Ber Produksi dengan baik,” ujarnya ( Bersambung Terus).
PANYABUNGAN(Malintangpos Online): Pimpinan Umum /Penanggung Jawab Media PT.Malintang Pos Group Iskandar Hasibuan.SE, Mengatakan di Menjelang HUT RI Ke -79/Tahun 2024, Insya Allah kita akan Menganugrahi Malintang Pos Award kepada pihak Kampoeng Kaos Madina (KKM) yang dinilai sudah berhasil menggerakkan UMKM di Sumatera Utara, khususnya Tapanuli Bagian Selatan( Tabagsel).
” Sebagai bentuk Motivasi, kita akan memberikan Anugrah Malintang Pos Award Tahun 2024 kepada Kampoeng Kaos Madina,” Ujar Pimpinan Umum /Penanggung Jawab Media PT.Malintang Pos Group Iskandar Hasibuan.SE, Kamis(01/08) di Kantornya.
Kata Iskandar, KKM harus kita akui jujur, ngak ada maksud lain telah berhasil Mengurangi Pengangguran diwilayah Tabagsel.
Selain itu, Produksi yang dihasilkan KKM tidak diragukan, banyak dari berbagai Kabupaten/Kota di Sumut, memesan sejumlah kebutuhan Sekolah dan Desa – Desa dan harganya terjangkau.
” Pemerintah Mandailing Natal, harusnya Melirik KKM dan membinanya, pasti akan lebih berkembang,” ujarnya.
Media PT.Malintang Pos Group terus mengajak seluruh elemen di Tabagsel, agar ikut serta menggerakkan UMKM.
” Selamat buat Kampoeng Kaos Madina( KKM) yang terus menggerakkan UMKM,” Ujarnya (Red)
01 Agustus 2024, sejumlah WhatsApp masuk ke Redaksi Media PT.Malintang Pos Group, terkait dengan Aktivitas Tambang Emas dan Galian C disejumlah tempat diwilayah Mandailing Natal, yang sampai sekarang ini, baik Bupati dan Kapolres, belum mampu untuk Menyetop secara Total kegiatan yang merusak lingkungan tersebut.
” Stop Semua Aktivitas Tambang Illegal Memakai Escavator di Mandailing Natal,” itulah judul tulisan ini dibuat sebagai bentuk protes kepada Bupati, DPRD dan Kapolres Mandailing Natal.
Maksudnya..? Undang -Undang jelas ada yang mengatur, baik Pemerintah ( Bupati) dan Kapolres, hingga sekarang ini masih Menghimbau, ada apa ini..? atau jangan – jangan ada Udang Dibalik Bakwan, bukan nuduh, mungkin.
Untuk kita ingat bersama, Pemerintah mengantisipasi PETI antara lain dengan regulasi-regulasi atau peraturan sebagai upaya preventif.
Sebut saja Pasal 158 dan Pasal 161 UU 3/2020 mengatur sanksi jika tidak memenuhinya yaitu, “Setiap Orang yang tidak memiliki izin secara resmi dan sah yang dikerluarkan oleh Kementerian ESDM akan dipidana selama 5 tahun dan denda paling banyak sebesar Rp100.000.000.000, – (seratus miliar Rupiah) dan Setiap Orang yang menampung, memanfaatkan, melakukan Pengolahan dan/atau Pemurnian, Pengembangan dan/atau Pemanfaatan, Pengangkutan, Penjualan Mineral dan/atau Batubara yang tidak berasal dari pemegang IUP, izin yang terkait dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah).”
Itukan jelas ada Undang – Undangnya, lalu kenapa Bupati dan Polisi sampai sekarang ini masih Menghimbau..? Mau tau jawabnya, karena Bupati dan Polisi tidak mau warganya masuk Penjara jika Undang – Undang Tentang Tambang di Berlakukan di Mandailing Natal.
Lalu siapa yang Protes Tentang Tambang Ilegal..? Ia Undang – Undang Telah Mengatur, bukan warga sekitar yang protes, kalaupun warga sekitar Tambang Ilegal ber Aktivitas setuju dan membubuhkan Tanda Tangan dan Mengatakan demi sejengkal perut, tetap saja Undang – Undang Mengatakan DILARANG dan Salah.
” Apalagi alasan Bupati dan Kapolres Mandailing Natal, untuk tidak MENYETOP Aktivitas Tambang Illegal, ” ujar sejumlah Aktivis Hukum kepada Penulis setiap membicarakan Tambang Illegal.
Hemat Penulis, wajar sajalah WhatsApp Redaksi Media PT.Malintang Pos Group setiap hari banyak masuk tentang ketidak mampuan Bupati dan Kapolres Mandailing Natal, Menyetop Aktivitas Tambang Illegal dari Sejumlah tempat yg masih adanya aktivitas tambang illegal.
Padahal, kalau saja Bupati dan Kapolres Mandailing Natal, mau Menyetop kegiatan Tambang Illegal, kita ambil contoh Aktivitas Tambang Illegal di wilayah Kecamatan Kotanopan, ada Camat, ada Kapolsek dan Ada Kepala Desa untuk bertindak, bukan harus Bupati dan Kapolres yang turun tangan ( Bersambung Terus).
Munculnya ” Gerakan Sejuta Anti Pengangguran Untuk Mandailing Natal “ yang dicetuskan Oleh Sobir Lubis.SH yang juga Pemilik Kampoeng Kaos Madina atau KKM, langsung mendapat Respon Positif dari Ketua DPD.PAN Mandailing Natal H.Nissat Sidik Nasution.
” Positif sekali yang disampaikan oleh Sobir Lubisn.SH, kalau saja UMKM kita Bina dan Berdayakan, angka pengangguran pasti berkurang dari daerah kita,” Ujar Ketua DPD.PAN Madina H.Nissat Sidik Nasution,Senin(29/7) ke Redaksi.Via selular.
Contoh, ujar Anggota DPRD yang juga Ketua Komisi IV itu, Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan kapasitas dan kemandirian masyarakat dalam mengembangkan potensi yang dimiliki.
Berbicara Dalam konteks UMKM, pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan melalui pendidikan, pelatihan, dan pembinaan, ujar Ketua DPD.PAN Madina itu lagi.
Untuk kita ketahui bersama, Pemberdayaan masyarakat juga dapat melibatkan warga dalam pengambilan keputusan terkait UMKM dan pembangunan ekonomi lokal.
Sebagai contoh, pemerintah desa dapat memberikan pelatihan keterampilan kepada warga Desa/Kelurahan dalam mengelola usaha UMKM.
Tentu, Hal ini akan membantu meningkatkan kualitas produk dan pelayanan yang ditawarkan oleh UMKM.
Selain itu, melalui pemberdayaan masyarakat, warga dapat mengembangkan jaringan dan kerjasama dengan pelaku UMKM lainnya, baik di dalam maupun di luar desa dimana awalnya UMKM tersebut lahir dan berkembang.
Sisihkan APBD Madina
Sejak adanya Dana Desa(DD) Tahun 2015 yang lalu di gelontorkan Pemerintah Pusat ke seluruh Desa di Negara Republik Indonesia, termasuk 377 Desa diwilayah Kabupaten Mandailing Natal, hingga Dana Desa (DD) Tahun 2024, kslimat ” Pemberdayaan Masyarakat ” selalu tercsntum dalam APBDes setiap tahunnya.
Hasilnya..? Bukan menuduh siapa – siapa, tetapi Dana Desa(DD) justuru melenceng dari maksud dan tujuan, karena ada segelintir orang yang khusus tugasnya Dengan Berkedok Aparat Penegak Hukum ( APH) sesuka hatinya Menggerogoti Dana Desa tersebut.
Padahal, persoalan UMKM seperti yang dikelola oleh Sobir Lubis.SH dengan Bendera ” Kampoeng Kaos Madina ” atau KKM, jauh lebih efektif untuk mengurangi angka Pengangguran dari Kabupaten Mandailing Natal.
Caranya..? Hemat Penulis, pertama sekali adalah dengan Niat yg ikhlas dan tidak ada pengaruh lain, murni ingin mengurangi Pengangguran dari wilayah Mandailing Natal, ada baiknya seperti Sobir Lubis.SH yang telah mampu menciptakan Produk Lokal yg berkualitas, kita ajak untuk bincang – bincang soal UMKM, tanpa mengabaikan pihak yg ahli di bidang UMKM di daerah kita ( Bersambung Terus).