
KEHADIRAN Surat Kabar Mingguan (SKM) Malintang Pos di tengah-tengah masyarakat Mandailing Natal dan kabupaten/kota lainnya di Sumatera Utara, Sumbar, Kepulauan Riau, Pulau Jawa dan Bali rasanya baru seumur jagung. Tak terasa, 05 Januari 2017 mendatang, Insya-Allah usianya sudah genap tiga tahun. Penuh dengan romantika dan dinamika. Berbagai masalah datang silih berganti setiap edisinya.
Sekilas tentang SKM Malintang Pos, dengan konteks budaya, sosial dan politik, dinamika pers di Sumatera Utara, serta modal pengalaman dalam kancah jurnalistik, tercetuslah gagasan untuk menerbitkan sebuah surat kabar yang berorientasi untuk peningkatan kualitas kehidupan sosial dan politik di Mandailing Natal dan Sumatera Utara.
Dalam hitung-hitungan sementara, surat kabar mingguan (SKM — pekanan) nampaknya dapat survive dan eksis di Mandailing Natal yang kemudian meluas ke kabupaten/kota lain di Sumatera Utara, daerah sekitarnya dan kota-kota tertentu di Jawa dan Bali. Inilah niat baik dan tekad kuatnya.
Selanjutnya, soal penamaan terkait dengan kampung asal pendirinya – Iskandar Hasibuan (mantan wartawan Harian Waspada dan Anggota DPRD Mandailing Natal periode 2009-2014, terpilihlah nama sebuah desa di sisi Utara Mandailing Natal, yakni “Malintang” dan Kecamatan Bukit Malintang, sehingga menjadi “Malintang Pos”. Bagi sang pendiri, penamaan ini merupakan kesiapannya untuk memenuhi amanah dari ayahandanya untuk mengabdi bagi perbaikan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat, khususnya di seputaran Malintang, Mandailing Natal dan Sumatera Utara.
Edisi demi edisi terbit. Ada saatnya menggemparkan. Ada masanya barangkali menakutkan sebagaian kalangan, bukan saja karena peran dan fungsi pers itu, melainkan juga karena Iskandar Hasibuan sebagai pendiri juga menegaskan tekadnya dalam moto “Berani dan Tangguh Membela Kepentingan Rakyat”.
Ketika situasinya menuntut publisitas dan citra-citra tertentu bagi seseorang tokoh atau sebuah lembaga, Malintang Pos juga menjadi media massa yang sangat menjanjikan. Bahkan, dalam beberapa bulan ini, koran yang sudah membuka perwakilan di Sumatera Utara seperti Padangsidempuan, Tapanuli Selatan, Paluta, Palas, Nias, Sibolga; Pulau Batam, Kepulauan Riau, Pulau Jawa dan Pulau Bali ini, ternyata juga mulai dipertimbangkan sebagai media iklan yang efektif dan ekonomis.
Sekarang, Malintang Pos sudah terbit hingga edisi ke-120 di usianya yang bakal menginjak tiga tahun. Suka dan duka boleh menjadi warna-warni pelangi dan pernak-pernik eksistensi Malintang Pos. Yang lebih utama, semangat dan tekad untuk berperan dalam dinamika dengan semangat dan tekad seperti itu juga, Malintang Pos merasa penting untuk memproklamirkan rasa syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa serta membuat suatu evaluasi atas jejak perjuangan dan capaian kerja inovatif dan kratif. Untuk itu, mohon doa dan restunya, Malintang Pos akan menggelar sebuah acara khusus dalam frame “Tiga Tahun Malintang Pos, Mantapkan Posisi dalam Greget Pembangunan Sumut Lebih Smart”.
Melalui Malintangtorial ini, kami sampaikan: “Usia tiga tahun tak akan berkna apa-apa tanpa kritik dan saran dari pembaca setia, simpatisan maupun masyarakat yang berdomisili di Sumatera Utara.” Dengan dukungan semua pihak, Malintang Pos sangat optimis dapat mendedikasikan diri untuk Sumatera Utara yang lebih cerdas (smart). Dengan begitu, sekali lagi kami bermohon kepada segenap pembaca dan umumnya masyarakat Sumut, agar juga memberi restu dalam frame hajatan “Tiga Tahun Melintang Pos, Mantapkan Posisi dalam Grget Sumut Smart”. Setidaknya, Malintang Pos mendapat akses lebih luas untuk meng-cover isu-isu Sumut Smart, dampak dan arahnya. Amin.