Asfirasi Petani Ditujukan Buat Bupati(1), Program Kabupaten Mandiri Benih Cocok di Madina

Redaksi Yth :

                Baru-baru ini Tim Redaksi Skm.Malintang Pos melakukan dialog dan bincang-bincang dengan petani diberbagai desa diwilayah Kecamatan yang ada di Mandailing Natal, secara khusus dengan sejumlahpetani diwilayah Kecamatan Siabu, berikut ini Laporannya diturunkan secara bersambung. Makasih.

Hamparan Sawah di Desa Huraba Siabu, bisa bibitnya ditangkar

KEGIATAN  agribisnis meliputi tiga sistem, yaitu : Sistem pra produksi, Sistem produksi, dan Sistem pemasaran. Dalam sistem pra produksi ketersediaan benih/bibit merupakan prioritas yang perlu diperhatikan, karena keberhasilan agribisnis akan tergantung pada penyediaan sarana produksi di antaranya benih yang bermutu dan berkwalitas.

Benih bermutu adalah benih yang baik dan bermutu tinggi yang menjamin penanaman bagus dan hasil panen tinggi. Saat ini benih bermutu dicerminkan oleh keseragaman biji, daya tumbuh, dan tingkat kemurnian yang tinggi.

Untuk menghasilkan benih padi bermutu (bersertifikat) harus memperhatikan dua prinsip penting, yaitu prinsip genetis dan agronomis. Prinsip genetis adalah pengendalian mutu benih internal yang dilaksanakan produsen benih agar tidak terjadi kemunduran genetiknya. Sedangkan prinsip agronomis adalah tindakan budidaya secara benar agar dapat menghasilkan benih bermutu tinggi, baik kualitas maupun kuantitas (mutu fisik dan mutu fisiologis benih).

Untuk kita ketahui bersama bahwa Padi merupakan tanaman yang melakukan penyerbukan sendiri dan kemungkinan untuk terjadinya penyerbukan silang sangat kecil (<0,4%). Namun demikian, isolasi benih perlu dilakukan dari penanaman padi lain yaitu minimal 3 meter, atau berbunga tidak bersamaan dengan selisih waktu sekitar 30 hari dari padi konsumsi. Disamping itu lokasi pembenihan harus memiliki kriteria sebagai berikut : Lahan hendaknya bekas jenis tanaman lain atau diberakan.

Selain itu, Pada lahan bekas tanaman padi, varietas yang ditanam adalah sama dengan varietas yang ditanam sebelumnya.Ketinggian lahan disesuaikan dengan daya adaptasi varietas tanaman.Lahan relatif subur dengan pH 5,4 – 6, dan memiliki lapisan olah sedalam 30 cm agar sawah tidak lekas kering.Lahan persemaian terhindar dari cahaya lampu pada saat malam hari.

            Varietas yang diperbanyak disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, kesesuaian lahan, umur tanaman, dan ketahanan terhadap hama penyakit. Benih sumber yang digunakan berasal dari kelas yang lebih tinggi. Untuk menghasilkan benih dasar (FS) digunakan benih penjenis (BS), untuk menghasilkan benih pokok (SS) digunakan benih dasar, sedangkan untuk menghasilkan benih sebar (ES) digunakan benih pokok.

            Produksi benih dapat dilakukan pada musim hujan maupun pada musim kemarau asalkan air cukup tersedia. Untuk memudahkan prosesing hasil, lebih menguntungkan bila usaha pembenihan dilakukan pada musim kemarau(Bersambung Besok)

Admin : Siti Putriani Lubis

Komentar

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.