Banjir dan Longsor Landa Madina(6), Menembus Batas, Menagih Kepedulian Perusahan di Pantai Barat

Kondisi wilayah Pantai Barat/Banua Tonga Pasca banjir

SEMINGGU  sudah Mandailing Natal dilanda banjir, longsor dan Banjir bandang, berbagai pihak bahu membahu membantu meringankan beban masyarakat yang dilanda bencana, mulai dari orang tua, pemuda, mahasiswa hingga lembaga masyarakat.

            Di Natal sendiri yang pertama bergerak adalah Ikappenas, lembaga surau dan KPP Natal, gerakan kami sesuai kemampuan dan kebutuhan saat itu, Bercerita soal banjir tentu tak terlepas dari bantuan kemanusiaan yang pergerakannya harus cepat tepat.

            Bagi saya pribadi, penanggulangan bencana adalah kegiatan yang menembus batas dan sekat yang ada, gerakannya tentu tanpa peduli agamanya apa, penduduk desa mana, kecamatan mana, pandangan politiknya seperti apa, hubungan sosialnya bagaimana, tentu sekat sekat itu terkikis karena panggilan jiwa akan rasa kemanusiaan.

            Mungkin itulah sebabnya masyarakat Natal banyak yang menolak bantuan, bukan karena sudah berlebih, tapi karena mereka berucap, silahkan kasihkan dulu bagi desa yang membutuhkan, jika sudah berlebih tentu kami akan menerimanya, itulah mengapa bantuan sembako dari Kapolda sampai bersisa di Kecamatan Natal sebanyak 3.5 Ton dan dari Bobby Nasution sebanyak 5 Ton

Husni Iskandar Dinata Team Banua Tonga

Makanya begitu mendengar kejadian di Banua Tonga (bronjong1, bronjong 2, bronjong 3, bulung gadung (4 dusun ini dihuni 210 KK , sale baru 160 KK dan tagilang julu dihuni 165 KK) yg belum mendapatkan bantuan dan terisolir, kami langsung berani bertindak untuk menyalurkan bantuan tersebut ke Banua Tonga, dalam ingatan saya, kedusun bronjong 1,2,3 dan Bulung gadung disalurkan sebanyak 2,2 ton yg berasal dari Kapolda, 1,5 ton ke Desa sale baru, 1,5 ton ke Desa Tagilang Julu, dan 2 ton keposko Kecamatan Muara Batang Gadis

Bantuan ke Bronjong 1,2,3 dan bulung gadung sudah bisa diantar pada Kamisnya berkat kerjasama Polri dan Artha Graha Peduli (AGP) yg bahu membahu sejak kamis pagi, artha Graha sendiri turut membantu dengan kenderaan 4×6, Eskapator, loader dan tenaga kerja untuk membatu kepolisian dibawah pimpinan Kasat Narkoba AKP Mhd Rusli, untuk ke Sale Baru dan Banua Tonga sendiri dibawa via udara yang hellinya disiapkan oleh Artha Graha, RMM dan DIS.

Jujur..awalnya saya sempat sinis melihat personil Artha Graha Peduli ini, karena saya takut akan dikira bahwa bantuan ini akan dikira masyarakat dari mereka, tapi jujur, lama makin lama saya menjadi salut ke mereka terutama setelah mengetahui dari Pak Joni Koto bahwa helli kopter sudah direntalkan oleh Artha Graha 45 jt/jam selama 2 hari tentu angka yg fantastis bukan?

“Memang kalau kita belikan ke sembako tentu akan dapat banyak, tapi kita tidak bisa menunggu, karena satu satunya akses ke Desa Tagilang Julu cuma via udara makanya Direksi memutuskan merental helli, dan soal kejadian ini, direktur RMM dan DIS sangat concern agar keberadaan kami membawa kebaikan “,

Banjir Bandang Muarasaladi Kec.Ulu Pungkut

Tentu bukan itu saja yang membuat saya salut, tapi ternyata AGP juga berupaya menembus jalan-jalan yang tadinya putus karena longsor dan jembatan putus, dan pukul 16:40, saya mendengar dari Brimob yang ada dilokasi bahwa jalan ke sale baru sudah selesai dikerjakan oleh alat berat dari RMM/DIS

Begitupun setelah sampai di Tagilang Julu, saya menanyakan jalan via darat dan sungai, mereka mengatakan bahwa via darat sangat banyak titik longsor dan jembatan putus, dan via sungai juga mustahil karena sudah ada pendangkalan sungai dan batu batu besar pasca banjir bandang dan orang bapak adalah tim yang pertama memberikan bantuan kekampung kami.

” Itulah sedikit catatan saya tentang penyaluran bantuan ke Banua Tonga, bahwa peduli itu mampu menembus batas dan sekat yang ada,” ujar Husni Iskandar Dinata dari Natal.

Banjir Pantai Barat Berlanjut/Dokumen

Yang jadi pertanyaan bagi kita semua tentu tentang kepedulian perusahaan lain yang ada di Pantai Barat ini, maaf, hingga catatan ini saya buat, saya belum mendapat kabar soal aksi peduli yang sudah dilakukan perusahaan lain yang ada di MBG, perusahaan perusahaan itu tentu sadar bahwa keberadaan mereka membuat masyarakat sekitatnya kehilangan hak atas tanah, munculnya konflik horizontal dan vertikal antara pro dan kontra

Kata dia, akh…terlalu panjang rasanya jika harus membahas dampak kehadiran mereka bagi lingkungan dan ekosistim, apalah salahnya disaat saat seperti ini mereka mencoba berbagi dan peduli terhadap Masyarakat sekitarnya, mencoba menunjukkan bahwa kehadiran mereka berdampak postif bagi masyarakat, agar bisa sama sama maju bergandeng tangan, dan dalam catatan saya di Kecamatan Muara Batang Gadis terdapat beberapa perusahaan swasta besar tapi kenapa justru tidak menunjukkan kepedulian terhadap masyarakat sekitarnya, sehingga jalan ke Tagilang Julu bisa ditembus 3-4 hari pasca banjir bandang.

Saya tentu berharap tulisan saya ini salah, karena jika informasi yang saya dapat dari Masyarakat ini benar, tentu keberadaan Perusahaan Perkebunan tersebut sudah bisa dievaluasi, minimal ISPO, RSPO dan ISO nya ditinjau ulang karena tidak menjalankan fungsi sosialnya sebagaimana diatur UU Penanaman Modal dan Peraturan Mentri Perkebunan ( Bersambung Terus)

 

 

Liputan/Catatan : Husni Iskandar Dinata Putra Pantai Barat

Admin : Dina Sukandar Hasibuan,A.Md

Komentar

Komentar Anda

About Dina Sukandar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.