PANYABUNGAN(Malintangpos Online): Karena tak kunjung dapat penyelesaian, sebanyak 7(tujuh) Organisasi Mahasiswa (PC.PMII,HMI, PC.IMM, DPD.Satma AMPI, PC.Satma PP,PC.IPNU dan PD.IPM),Selasa 12 September 2017 kembali melakukan aksi demo ke Gedung DPRD Madina,untuk menuntut agar Tambang Emas yang ada diwilayah Bumi Gordang Sambilan, segera mendapat paying hukum untuk kepentingan rakyat.
Sayangnya, aksi demo 7 elemen mahasiswa tersebut, sejak mahasiswa menyampaikan orasinya dihalaman Gedung DPRD Madina dibawa pengawalan ketat Polisi dan Satpol PP Madina, anggota DPRD yang 40 orang sama sekali ngak ada yang muncul dan keterangan pihak Sekretariat Dewan, Senin malam(11-9) anggota DPRD melakukan pembahasan hingga pukul 01.00 Wib(dini hari).
Sebelumnya, para mahasiswa yang tergabung dalam 7 organisasi tersebut telah melakukan Konferensi Pers, melakukan aksi ke Polres Madina dan Selasa(12-9) melakukan demo dibawa pengawalan polisi dan Satpol PP ke Gedung DPRD dank arena tidak adanya anggota DPRD yang menerima mahasiswa akhirnya mahasiswa masuk ke dalam gedung DPRD dan duduk bersila sambil mengecam anggota DPRD dan juga khususnya Ketua DPRD Madina yang dinilai mahasiswa menghiyanati asfirasi rakyat.
Salah seorang mahasiswa Abdul Rahman Simanjuntak dalam orasinya dihalaman dan gedung DPRD Madina, seluruh emas penghasilan baik itu dari Nagajuang, Hutabargot maupun yang lainnya ,beralih ke tagan ketua dewan itu dugaan kita saudara-saudara, karena ibu Leli tidak pernah berani juga berjumpa dengan pemuda Madina ,tapi ibu Leli ini sebagai ketua dewan disaat pilkada “anakku pilihlah aku saja, biar sejahtera Mandailing ini, kata si serakah, kalau ada yang salah ,yang saya sampaiakan . polisi bapak pemerintah bapak DPRD “ tangkap saya”
Kata dia, mahasiswa Dua kali ke Polres tidak ada yang menanggapi, kami memikirkan bahwasanya DPR inilah pengaduan kami terakhir. Mereka katakan pemuda ini pemuda bayaran kita akan marah, ketika mendengarkannya betul, padahal adik kita si Haris disitu Hutabargot sudah dua orang mengalami penyakit, namun sumbangsi dari toke-toke serakah itu tidak pernah memberikan kesejahteraan dan memberikan obat
“ DPR agar mmbuat perundang-undangan tentang tambang liar galian c dan yang lainnya karena kita tahu DPR wakil rakyat, tapi seharusnya DPR merakyat, bukan wakil rakyat tapi menghianati rakyat, anggota dewan tidak pernah mensejahterakan rakyatnya sendiri, karena mereka memikirkan proyek-proyek yang sangat besar.
Padahal, peraturan DPR tidak boleh memegang proyek menurut peraturan, dan satu hal kepada bapak penegak hukum agar memanggil ibu dewan, kalau mau menjadi dewan siap panggil, siap bekerja bukan siap menunggu anggaran, semalam DPR rapat karena kecapean tidak hadir, mustahil mundur jadi DPR.
“ Apakah kita mau di katakan pemuda bayaran, dan tunjukkan jati diri sebagai laki-laki kita bukan banci, kita tahu sudah membodoh-bodohi,dewan laki-laki, masa ketua dewan perempuan menjadi pemimpin. Apabila ibu leli sebagai ketua dewan tidak bisa menjumpai kita mari kita masuk “
Kita tunggu 5 menit sambil menyanyi lagu wakil rakyat,Sakitnya jiwa pemuda disaat wakil rakyat yang mereka pilih menjadi anggota dewan, konon dia hanya bisa memberikan janji palsu, sesuai apa yang di ucapkan bupati wallaohi, billahi tawlohi, mereka memberikan seribu janji dan sepuluh ribu sumpah, mereka bersumpah hanya demi uang dan demi harga diri bukan karena Allah SWT.
Kalau tidak bisa di tuntaskan masalah ini maka kami akan meduduki bangku anda ibu Leli. Permasalah ini hanya permasalah administrasi, kembali ke desa-desa tidak secara tulisan administrasi, jadi salah rupanya menyampaikan aspirasi ini.
Kalian rapat tapi tidak memberitahukan kepada rakyat, kepada kepolisian hanya dalam satu minggu bisa 3 kali rapat, jangan salahkan kami masalah secara administrasi, maka kami katakan otak hanya di dengkul, otak hanya di kantong, bukan ini yang kita takutkan tapi bencana yang kita takutkan yang lebih besar lagi.
Apakah mau kita pemyakit sepert ade Haris, tumor ganas di mukanya, bahkan pemuda-pemuda ini yang selalu menyuarakan aspirasi, walaupun kami tidak secara administrasi tapi kami telah sampaikan secara jelas DPR wajib menerima aspirasi rakyat.
Kata dia, Ke kantor bupati kami tahu ke Kapolres dan Kejaksaan kami tau ,tapi yang satu ini wakil rakyat yang kami tuntut, jangan takut, karena di dewan ini kita bisa menyampaikan aspirasi , karena di dewan inilah keputusan terakhir, karena mereka adalah sebagai perwakilan kita, ujar Abdul Rahman Simanjuntak dengan lantang dank eras di halaman DPRD.
Mungkin, karena asfirasi mahasiswa juga ngak ada yang menerima dan pihak DPRD Madina ngak ada yang bisa menerima, akhirnya mahasiswa sekalipun dikawal polisi dan Satpol PP langsung mengeruduk dan masuk ke dalam gedung DPRD sambil menyampaikan orasinya ganti-gantian mahasiswa.
“ Ini gedung rakyat, bukan milik DPRD, ini milik rakyat, walaupun kita rusak nantinya ngak ada masalah, karena ini adalah gedung rakyat,” sebut mahasiswa ganti-gantian menyampaikan asfirasnya hingga akhirnya mahasiswa bubar dengan tertib sambil menyumpahi anggota DPRD
Diterobos Mahasiswa
Pentauan Wartawan, barisan Satpol PP dan Polisi yang biasanya jaga di depan gerbang masuk ke dalam DPRD, Selasa(12-9) sedikit membuat kita heran dan bingung, setelah dorong-dorongan antara mahasiswa dengan polisi dan Satpol PP, akhirnya barisan pengamanan ini kalah dan mahasiswa masuk semua ke dalam gedung DPRD sambil orasi dan mencaci maki ketidak hadiran DPRD( Putri/Siswa PSG di Malintang Pos Group)
Admin : Dina Sukandar Hasibuan,A.Md