Saya mengenalnya 15 tahun yang lalu sebagai pemain organ tunggal, khususnya di Dinas Pendidikan.
Dan begitu saja kami dekat. Mungkin sebagai sesama pekerja seni, atau karena saya sering berurusan dengan Dinas Pendidikan Madina, tempatnya bekerja sebagai tenaga honor.
Tahun 2006 saya mengikutinya merekam lagu-lagu Dina Kayla di Studio Melati Madina, lagu-lagu yang dia buat aransemen musiknya sendiri dan bergenre Pop Kreatif.
Ketika itu makin meyakinkan saya bahwa lagu Mandailing bisa dikemas enak tanpa harus bergenre dangdut.
Beberapa kali kami bertemu dan selalu antusias berbicara tentang musik alternatif Mandailing.
Dia selalu meyakinkan saya bahwa musik Mandailing bisa lebih ekspresif dan mahal, hal yang juga saya yakinkan kepada dia.
Dalam ulang tahun koran Malintang Pos tahun 2016 misalnya, ia sekali lagi menunjukkan aransemen musik pop kreatif untuk lagu Mandailing. Dan saya salut atas kreasinya.
Tahun 2017 ketika saya sempat di Dinas Pendidikan, hal yang pertama kami lakukan adalah meninjau perangkat apa yang tersedia di Sanggar Handayani, untuk kami hidupkan band yang dulu pernah ada di dinas itu, dan lama mati.
Dan ia semangat sekali agar kami benar-benar serius mengembangkan musik Mandailing yang lebih berdaya tarik.
Ia juga mengeluh betapa dia tidak nyaman sebagai PNS yang terikat oleh berbagai aturan, yang buat seniman seperti kami amat tidak nyaman.
Dan saya berjanji akan tetap membelanya sebagai seniman.
Alhirnya tahun 2018 kami coba membangun genre musik Mandailing yang berbeda.
Dia awalnya membuat aransemen lagu bergenre pop kreatif, bossas, country, dan jazz. Lalu saya buat liriknya.
Kami rekam di rumahnya, sambil minum kopi. Rencana mau kami produksi sendiri nanti.
Bahkan kami membuat semacam mars Mandailing yang vokalnya di isi Dina Kayla dan sudah dijadikan nada sambung oleh Telkomsel.
Beberpa kali juga ia singgah di rumah, sayangnya saya tidak pernah ada.
Dia juga beberapa kali meminta saya mengunjungi warung kopinya yang baru, untuk sekedar bercerita tentang musik, lagi-lagi saya tak bisa meluangkan waktu.
Lalu hari ini saya dapat kabar bahwa beliau telah mendahului kita, saat saya sedang mencari orang yang pas untuk menyanyikan lagu-lagu yang kami ciptakan berdua, yang sampel suaranya selalu membuat saya terenyuh mendengarnya, karena begitu ekspresif.
Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Selamat jalan sahabat. Saya adalah saksi betapa baik dan tulusnya dirimu.
Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan, semoga di alam barumu kamu bisa tenang bersama Allah.
Bayoe, adinda, kamu adalah seniman paling lembut hatinya yang pernah saya kenal.(Askolani)
Admin : Iskandar hasibuan