BI Sumut Gelar Seminar Strategic Issues In G20

Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo di Hotel Adimulia Medan Senin (21/3) sore.

MEDAN (Malintangpos Online): Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara (BI Sumut) menyelenggarakan seminar bertajuk ‘Seminar Strategic Issues in G20: Exit Strategy and Scarring Effect Post Covid-19’, koordinasi mendorong perbaikan ekonomi akibat pandemi Covid-19.

“Oleh karena itu, kebijakan ke depan harus mengidentifikasi strategi untuk mengatasi efek luka memar atau scarring effect itu dan memastikan bahwa ekonomi tetap tumbuh inklusif dan no one gets left behind,” kata Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo di Hotel Adimulia Medan Senin (21/3).

Acara itu juga membahas isu strategis di Sumut oleh tiga pembicara yakni Kepala BI Institute Yoga Affandi, Hendri Saparini, pendiri dan ekonom CORE Indonesia dan Ramli, Ketua ISEI Medan dan dipandu moderator Kania Sutuisnawinata.

Hadir di sana Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 5 Sumbagut Yusup Ansori, Konsul Jenderal di Malaysia Medan Aiyub Omar, kalangan perguruan tinggi dan pemangku kebijakan lainnya.

Dody menyebut Negara-negara G20 juga telah menyepakati poin-poin terkait exit strategy dan scarring effect yakni melanjutkan pemulihan yang merata secara global dari sisi kesehatan seperti distribusi vaksin, therapeutic dan diagnostik dan ekonomi, menggunakan semua alat untuk mengatasi dampak pandemi khususnya mereka yang terdampak.

Indonesia mengusung enam Agenda Prioritas Jalur Keuangan dalam Presidensi G20 Indonesia 2022, dengan fokus dan gambaran ouput yang akan dihasilkan, antara lain mencakup Exit Strategy to Support Recovery, Adressing Scaring Effect to Secure Future Growth, Payment System in Digital Era, Sustainable Finance, Financial Inclusion: Digital Financial Inclusion & SME Finance serta International Taxation.

Dua agenda Presidensi Indonesia yang menjadi topik dalam seminar ini adalah Exit Strategy to Support Recovery dan Adressing Scaring Effect to Secure Future Growth. “Terkait exit strategy, untuk memitigasi dampak pandemi dan menopang perekonomian.

Selanjutnya terkait scarring effect, pandemi telah menyebabkan gangguan ekonomi global yang mendalam, baik di sisi penawaran maupun permintaan,” ujarnya.

Ia juga menekankan prioritas tindakan kolektif dan terkoordinasi untuk mengendalikan pandemi, mendorong ekonomi berkelanjutan untuk pemulihan ekonomi global yang hijau, tangguh, dan inklusif dalam rangka mencapai Agenda 2030 yakni Pembangunan Berkelanjutan dan Perjanjian Paris.

Lalu memperkuat ketahanan sektor keuangan global, memajukan agenda inklusi keuangan, memanfaatkan digitalisasi serta mendorong keberlanjutan serta inklusivitas ekonomi bagi perempuan, pemuda dan UMKM.

“Implementasi dari seluruh elemen kebijakan tersebut juga perlu dilaksanakan di daerah, terutama dalam payung kerjasama lintas otoritas dan instansi yang semakin erat,” ungkapnya.

BI dalam hal itu bersama satuan kerja terkait di kantor pusat dan kantor perwakilan di daerah berkomitmen untuk terus melanjutkan koordinasi yang erat dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam rangka mendorong perbaikan ekonomi.

Diantaranya, dengan memperkuat koordinasi pengendalian inflasi pada upaya untuk memitigasi dampak upside risks, melanjutkan perumusan rekomendasi kebijakan berdasarkan pengkinian bauran kebijakan BI dan kebijakan nasional serta memonitor kelanjutan proyek investasi strategis pemerintah dan korporasi, disertai dengan mendorong berlanjutnya upaya peningkatan iklim investasi.

Ia juga mengapresiasi Pemprov Sumut atas segala kerjasama yang telah dibangun selama ini hingga menghasilkan berbagai penghargaan baik dari sisi inflasi, ekonomi dan keuangan inklusif, serta pengedaran uang rupiah di daerah yang mendapat rekognisi hingga tingkat nasional.

“Kerjasama ini akan terus kita pererat dalam berbagai bidang yang sejalan dengan upaya pembangunan ekonomi lokal.

Dengan harapan, terciptanya masyarakat Sumut yang lebih makmur dan sejahtera,” ungkapnya.

Sementara, Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan, Pembangunan, Aset dan SDA Sumut, Agus Tripriyono yang mewakili Gubernur Sumut menuturkan, ekonomi Sumut tahun 2021 telah keluar dari zona kontraksi dan menunjukkan pemulihan ekonomi di tengah pandemi yang masih berlangsung.

Ekonomi Sumut berhasil tumbuh 2,61 persen yoy di tahun 2021, capaian vaksinasi Sumut juga cukup membanggakan dan diperkirakan menjadi kunci dan game changer perekonomian Sumut. “Namun, masih ada tantangan ke depan yang harus dihadapi.

Di tengah tantangan itu, kami yakin ekonomi Sumut masih akan berpotensi tumbuh. Karenanya, kerjasama dengan seluruh elemen masyarakat dan stakeholder di daerah harus terus diperkuat,” ungkapnya. (wie)

Admin : Iskandar Hasibuan.

Komentar

Komentar Anda

  • Dina Sukandar

    Related Posts

    Menjelang HPN 2025, SMSI Madina Tunjukkan Rasa Peduli Ke – Wartawan Yang Sedang Sakit

    PANYABUNGAN(Malintangpos Online): Pengurus Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kabupaten Mandailing Natal mengunjungi salah satu anggota SMSI, yang saat ini mengalami sakit. Anggota SMSI Madina yang bernama Irham Hagabean Nasution,SH, sudah…

    Read more

    Continue reading
    PETI di Kotanopan Terus Beroperasi ” Tangkap Pelaku Tambang Ilegal ” 

    KOTANOPAN(Malintangpos Online): Setelah melakukan penertiban berulang kali, bahkan dilakukan pembakaran mesin dompeng dan alat penyaring emas dilokasi serta Kapolres Madina, AKBP Arie Sofandi Paloh, SIK.SH, bermalam memantau. Ternyata, hal itu…

    Read more

    Continue reading

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.