MASYARAKAT Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, sejak munculnya persoalan Virus Corona, ikut merasa heran dengan instansi BPBD(Badan Penanggulangan Bencana Daerah) yang seolah -olah sudah dileburkan, karena aktifitasnya sangat minim sekali.
BPBD Madina ” Menghilang” Covid -19, itulah judul tulisan ini, Selasa(21-4) di Lingkungan Perkantoran Bukit Payaloting Panyabungan, ramai diperbincangkan sejumlah pejabat Eselon II, III,LSM dan Pers,terkait keterlibatan instansi tersebut dalam melakukan pencegahan Covid -19 sekarang ini.
Kenapa rupanya..? Kalau di Kabupaten/Kota dan Provinsi seluruh Indonesia, keterlibatan BPBD sangat menonjol sekali, atau punya peranan penting dalam setiap persoalan bencana yang muncul, khususnya bencana Virus Corona, tapi BPBD Kab. Madina kelihatannya duduk manis.
Hemat Penulis, yang paling nyata kinerjanya dalam persoalan bencana Virus Corona di Mandailing Natal adalah Dinas Kesehatan hingga tingkat paling bawah, Camat, Polisi, TNI, Kades, Dinas Infokom, Satpol PP, Dishub, tapi kalau BPBD memang tidak nampak, kalaupun muncul hanya ketika rapat terkait Virus Corona.
Contoh, ketika anggota DPRD Sumut H. Fahrizal Efendi Nasution, SH dan Rahmad Rayyan berkunjung ke Kab. Madina, walau kedua anggota dewan tersebut datang ke kantor BPBD, tapi Kaban. BPBD tidak mau muncul untuk ketemu dengan anggota DPRD.
Kok bisa..? Bisa jadi karena Ka. BPBD tidak memahami tufoksinya, atau kemungkinan karena masih punya hubungan keluarga dengan Bupati Madina, serta ada kemungkinan anggaran di BPBD tidak ada ditampung dalam APBD tahun 2020,sehingga tidak bisa bergerak seperti instansi lainnya. Mungkin ia (Bersambung Terus)
Admin : iskandar