MEDAN(Malintangpos Online): Sejumlah LSM(Lembaga Swadaya Masyarakat) dan Aktivis Hukum di Sumatera Utara, mengingatkan Kepala BPK Perwakilan Sumut,untuk tidak menjadi penonton yang budiman dalam persoalan Proyek pekerjaan Rehabilitasi Irigasi Batang Gadis disekitar wilayah Jalan Lintas Timur Panyabungan (Zal Kanan) dimana pekerjaannya dinilai sangat Bobrok dan Amburadul.
Maksudnya..? alangkah eloknya kalau Gubsu, DPRD Sumut dan BPK Perwakilan Sumut melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan proyek yang dinilai berbagai elemen masyarakat di Mandailing Natal, sangat jauh dari harapan sesuai dengan yang diharapkan ketika direncanakan pembangunannnya.
“Pokoknya BPK Perwakilan Sumut dan DPRD Sumut jangan menonton, lihat dong proyek yang dikerjakan, sebab anggaran proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Batang Gadis tersebut lebih Rp 9 Milyar,”ujar Ketua LSM.Merpati Putih Tabagsel Khairunnisah kepada Malintangpos Online,Kamis 10 Agustus 2017 usai pulang dari Panyabungan.
Kata dia,Proyek tersebut selain pekerjaannya asal-asalan, juga membuat masyarakat Madina kecewa karena kekurangan air termasuk merusak tanaman warga yang di babat tanpa ada pemberitahuan kepada warga yang ada diwilayah pembangunan jaringan Irigasi.
Disebutkannya, data data terkait pembangunan/Rehabilitasi Jaringan Irigasi Batang Gadis baik Zal Kiri Tahun 2016 lalu maupun Zal Kanan tahun 2017 ini sudah ada ditangannya dan Insya Allah akan berangkat ke Jakarta untuk mengadukannya ke KPK, sebab anggaran yang dikucurkan melalui APBN mencapai Rp 9 Milyar lebih, anggaran sangat besar.
Aktivis Hukum Sumut Hernanda Hanafi Nasution,SH ditempat terpisah,mengaku telah melihat langsung ke Kota Panyabungan, baik proyek Irigasi Batang Gadis Tahun 2016 lalu maupun Tahun 2017 yang sedang dikerjakan, sangat jauh dari harapan masyarakat pelaksanaannya yang asal jadi.
Kata dia, dirinya sangat heran dengan anggaran Rp 9 Milyar lebih hanya untuk pengerukan sedimen dan pembangunan dinding Irigasi yang sama sekali ngak ada manfaatnya untuk kepentingan air bagi petani diwilayah Irigasi, sebab saluran irigasi Batang gadis pada umumnya banyak seperti hutan belantara sebagai tempat persembunyian ular.
“ Sangat merugikan keuangan Negara dalam hal Rehabilitasi irigasi Batang Gadis di Kota Panyabungan, sebaiknya KPK turun tangan dalam masalah itu, sebab ada dugaan anggarannya di mainkan,” katanya.
Kata dia, data-data yang kami peroleh bahwa akhir-akhir ini warga mengeluh disebabkan air yang ngak datang lagi,sebab pihak kontraktor maupun pihak Irigasi Batang Gadis menutup pintu Irigasi di Zal Kanan, akibatnya air ke hilir tidak mengalir.
“Entah kapan air irigasi Batang Gadis kembali mengalir, dilihat proyek yang dikerjakan asal-asalan dan kita minta kepada DPRD Sumut maupun BPK segera menurunkan tim untuk melihat kondisi proyek tahun 2017 tersebut,”akatanya.(Lin/Red)
Admin : Dina Sukandar Hasibuan,A.Md