
Oleh : ISKANDAR HASIBUAN,SE.

RENCANA Yang sangat matang di programkan Kementerian Desa agar setiap desa “Mandiri ” serta bisa dibangun oleh Kades dan BPD setiap desa di Kabupaten Mandailing Natal,justuru tidak bisa berjalan dengan baik, sehingga DD walaupum sudah ada juklak dan juknisnya, tetap ada saja yang menggerogotinya.
Katakan saja soal BUMDes, dalam hasil musyarah desa(Musydes) suatu desa mengalokasikan Dana Desa(DD) katakan saja Rp 100.000.000,- diperuntukkan untuk membuka Pengisian Galon Air Mineral,dengan harapan agar warga mengisi Galon air minumnya ke BUMDes desa tersebut,tapi hanya beberapa bulan yg jalan.
Contoh tersebut diatas sangat baik, tetapi sebelum dibuat BUMDes oleh desa tidak melakukan pengkajian maupun survey, akhirnya kegiatan BUMDes tersebut gagal,alias tidak diketahui rimbanya anggaran yang Rp 100.000.000,- tersebut diatas.
Lucunya, Pengurus BIMDes bukan orang yang mempunyai latar belakang soal pengisian air mineral, tetapi pengurus BUMDes justuru orang dekat dari Kepala Desa(Kades) agar sewaktu-waktu Kades bisa meminjam dana BUMDes sehingga akhirnya Gagal.
Seharusnya, Kades dan BPD dan Pendamping Desa jika ingin mengelola BUMDes lebih dahulu melihat potensi desa, apa kira -kira yang bisa dikelola BUMDes satu kegiatan saja sebagai lokomotif BUMDes itu sendiri,artinya biar BUMDes ada kegiatan khusus setiap harinya.
Misalnya, cocokkah dikelola BUMDes pengisian Air Mineral di Desa Mompang Julu..? Hemat Penulis tidak cocok, karena air bersih sangat mudah di desa itu, tapi kalau di Desa Aek Banir dan Desa Sipapaga cocok sekali,sebab masih sulit di daerah itu mendapatkan air bersih ini contoh kecil.
Serta, cocok ngak BUMDes Desa Sabajior mengelola Sayur -sayuran di desa itu,tidak cocok, karena di daerah itu masih mudah mendapatkan sayur apa sajapun, itulah kajian yang tidak dibuat oleh Desa di Mandailing Natal,sehingga pengelolaan BUMDes selalu gagal total.
Atau, cocok ngak BUMDes Desa Banjar Lancat dan Desa Hutatinggi Kec.Panyabungan Timur membuka BUMDes mengelola Door Smer,tentu tidak cocok, siapa yang akan men door smer di desa itu..? Itulah kajian yang tidak ada dibuat dalam mengelola BUMDes di Mandailing Natal.
Selain itu, lihat dulu ke Desa Kampung Padang Kec.Panyabungan, desa membuat Pintu Gerbang(Gapura) untuk apa semahal itu biayanya dan begitu juga desa-desa lainnya dalam soal program menyusun APBDes lebih dominan menerima pesanan pihak-pihak yang mencari keuntungan pribadi ( BERSAMBUNG TERUS)
Admin/ Penulis : Iskandar Hasibuan