Catatan Dari Rakornas 3 Pilar PDIP(2), Ingin Kita Cepat Mandiri, Budayakan Gotong Royong

No 3 dari Kiri : Maruarar Sirait (anggota DPR.RI), Bupati Taput Nixon Nababan dan fungsionarisDPC PDIP lainnya dari Sumut di arena Rakornas 3 Pilar PDIP

BUDAYA Gotong Royong merupakan salah satu elemen nasional dari “budaya Indonesia”. Gotong royong merupakan implementasi dari lima pilar dasar ideologi Indonesia, yaitu Pancasila yang diambil dari nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia itu sendiri.

Sebab, Gotong royong memiliki pengertian bahwa setiap individu dalam kondisi seperti apapun harus ada kemauan untuk ikut berpartisipasi aktif dalam memberi nilai tambah atau positif kepada setiap obyek, permasalahan atau kebutuhan orang banyak disekeliling hidupnya.

 Partisipasi aktif tersebut bisa berupa bantuan yang berwujud materi, keuangan, tenaga fisik, mental spiritual, ketrampilan atau skill, sumbangan pikiran atau nasihat yang konstruktif, sampai hanya berdoa kepada Tuhan.

Budaya gotong royong adalah cerminan perilaku dan ciri khas bangsa Indonesia sejak zaman dahulu. Penerapan gotong royong mengalami pasang surut penggunaannya mengikuti arus dan gelombang masyarakat penggunanya.

Misalnya, Bung Karno sendiri pernah menggunakannya sebagai nama DPR Gotong Royong. Budaya gotong royong ini sudah ada dari dulu di Indonesia.Dalam sistem nilai-budaya orang Indonesia nilai itu mengandung empat konsep antara lain:

  1. Manusia itu tidak hidup sendiri di dunia ini namun dikelilingi oleh masyarakat dan alam semesta. Buktinya apabila manusia itu akan mati apabila tidak ada orang lain, contohnya untuk hidup manusia butuh ayah dan ibu dari ia kecil sampai ia dewasa.
  2. Segala aspek kehidupan manusia pada hakikatnya tergantung pada sesamanya. Buktinya untuk makan saja manusia membutuhkan orang lain.
  3. Manusia selalu berusaha memelihara hubungan baik antar sesamanya, terdorong oleh jiwa sama-rata sama-rasa. Contohnya manusia akan merasa aman disuatu kampong apabila terjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitarnya karena secara tidak langsung masyarakat menjadi security.
  4. Selalu berusaha bersifat konform, berbuat sama dan bersama dengan sesamanya dalam komunitas, terdorong oleh jiwa sama-tinggi sama-rendah.

Sikap gotong royong yang menjadi budaya khas bangsa Indonesia ini menuai banyak respon dari masyarakat. Pertama mengenai sifat ketergantungan dengan sesama sehingga seseorang jadi malas dan bergantung pada orang lain, kedua nilai ini merambat hingga dalam perbuatan-perbuatan kecil sehari-hari dan nilai ini merupakan latar belakang dari terbentuknya sopan santun dan rasa untuk berbagi.

Ada orang yang beranggapan bahwa gotong royong mencegah manusia untuk maju secara ekonomi karena sifat ketergantungan terhadap orang lain. Konsep sama-tinggi dan sama-rendah juga mencegah bakat dan keistimewaan dari individu untuk berkembang dalam masyarakat.

Orang barat memandang gotong royong di Indonesia itu eksploitasi kerja murah/gratis atau kerja rodi/paksa karena mereka tidak melihat 4 (empat) komponen konsep gotong royong. Apabila gotong royong diarahkan pada konsep gotong royong maka budaya gotong royong akan bersifat positif. Gotong royong menghambat pembangunan karena tidak relevan dan adanya eksploitasi kerja murah, tenaga kerja rodi.

Makanya, ketika Ketua DPP.PDI Perjuangan Hj.Megawati Soekarnoputri dan Presiden RI Ir.Joko Widodo menyampaikan pidatonya pada pelaksanaan Rakornas 3 Pilar PDI Perjuangan Jumat(16-12) lalu di Gedung ICE BSD Serpong Tanggerang dihadapan kader-kader PDI Perjuangan seluruh Indonesia, rasanya kita sebagai warga Indonesia selama ini kurang memahami dan membudayakan gotong royong dalam setiap kegiatan sehari-hari.

Maksudnya..? Kalimat Berdikari Diatas Kaki Sendiri atau Mandiri yang disampaikan baik Hj.Megawati Soekarnoputri maupun Ir.Joko Widodo sebaiknya seluruh fungsionaris PDI Perjuangan yang ikut serta acara Rakornas dapat membawa hasil acara Rakornas ke daerah masing-masing guna untuk mengajak seluruh masyarakat untuk saling bahu membahu dalam melaksanakan pembangunan, apalagi kita tau bersama sekarang ada Dana Desa(DD) yang digelontorkan melalui APBN ke setiap desa di Republik ini.(Bersambung Terus)

Admin : Dina Sukandar Hasibuan,A.Md

 

Komentar

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.