H. Dahlan Hasan Nasution: “Saya Titipkan Mandailing Natal kepada Malintang Pos”

Bupati Madina Dahlan Hasan Nasution saat menyampaikan kata sambutan di acara HUT ke-3 Malintang Pos di aula Hotel Rindang, Panyabungan, Kamis (5/1)

Seperti ungkapan Presiden Sokarno yang populer hingga sekarang, dia mengakhiri sambutannya: “Saya titipkan Mandailing Natal ini kepada Malintang Pos.” Apa artinya?

 
Ketika qoriah pelantun Ayat-ayat Suci Al-Qur’an turun dari podium, Bupati Madina tiba-tiba berdiri. Dia tampak berjalan cepat mendekati dan menyalami sang qori yang bernama lengkap Yummiati itu. Tak terdengar apa yang disampaikan. Yummiati tampak senyum tersipu-sipu.

Dalam sambutannya acar peringatan HUT ke-3 Surat Kabar Malintang Pos ini pekan lalu (Kamis, 5/1), Bupati Madina menyinggung tentang pembacaan Al-Qur’an. “Beginilah yang saya harapkan. Pesan-pesan yang isinya sesungguhnya keras pun, kalau

Bupati Madina Dahlan Hasan Nasution saat menyampaikan kata sambutan di acara HUT ke-3 Malintang Pos di aula Hotel Rindang, Panyabungan, Kamis (5/1)

dibaca dengan suara lembut, indah dan nada yang pas bisa sangat mengena di hati. Ayat yang dibacakan tadi bercerita tentang kesesuaian perkataan dengan perbuatan. Al-Qur’an menyeru kita agar menyesuaikan lisan dan tindakan. Al-Qur’an memang penuh dengan hikmah yang sangat-sangat besar,” katanya memulai paparan.

Dia pun menuturkan sejarah Nabi Ayyub Alaihissalam (AS). Pada awalnya, Nabi Ayyub AS putra Nabi Ishak AS bin Ibrahim adalah seorang yang kaya raya. Istrinya banyak, anaknya banyak, hartanya melimpah ruah dan ternaknya tak terbilang jumlahnya. la hidup makmur dan sejahtera. Walau demikian ia tetap tekun beribadah, gemar berbuat kebajikan, suka menolong, terlebih dari golongan fakir miskin.
Mendengar kekaguman Malaikat terhadap ketaatan dan keikhlasan Ayub AS dalam beribadah kepada Allah, iblis merasa iri dan ingin menjerumuskannya.
Iblis berkali-kali menggoda Nabi Ayub. Tapi, gagal dan Nabi Ayyub AS tak tergoyahkan. Iblis kemudian menghadap Allah. Minta izin untuk menggoda: ‘Wahai Tuhan, sesungguhnya Ayub yang senantiasa patuh dan berbakti menyembah-Mu.’
 
Puncak Keteguhan
Allah berfirman kepada Iblis: ‘Sesungguhnya Ayyub adalah hamba­Ku yang sangat taat kepada-Ku, dia seorang Mu’min yang sejati. Apa yan g ia lakukan untuk mendekatkan diri kepada-Ku adalah semata­-mata didorong iman yang teguh kuat dan taat yang bulat kepada-Ku. Iman dan taqwanya takkan tergoyah oleh perubahan keadaan duniawi. Cintanya kepada-Ku dan kebajikannya tidak akan menurun dan menjadi berkurang walau ditimpa musibah apapun yang melanda diri dan hartanya.’
Iblis dan para pembantunya pun kembali menyerbu keimanan Ayub. Hewan ternak peliharaannya binasa. Lumbung-lumbung gandum dan lahan pertanian Nabi Ayub terbakar dan musnah. Namun Ayub tetap berbaik sangka kepada Allah. Segalanya dia serahkan kepada Allah.
Berikutnya, Iblis menggoyang­goyangkan tiang-tiang gedung hingga rubuh dan menimpa anak-anaknya hingga meninggal. Sekalipun bersedih hati dan menangis, jiwa dan hatinya tetap kokoh dalam keyakinan.
Kemudian, Iblis pun menaburkan baksil ke sekujur tubuh Nabi Ayyub AS sehingga beliau menderita sakit kulit yang menjijikkan. Famili dan tetangganya menjauhinya. Istri-istrinya banyak yang melarikan diri. Hanya seorang yang setia mendampinginya yaitu Rahmah yang kemudian juga pergi.
‘Kiranya kau telah terkena bujukan setan, sehingga berkeluh kesah atas takdir Allah,’ kata Ayyub AS kepada istrinya, ‘Awas kelak jika aku sudah sembuh kau akan kupukul seratus kali. Mulai saat ini tinggalkanlah aku seorang diri, aku tak membutuhkan pertolonganmu sampai Allah menentukan takdir-Nya.’
Nabi Ayub pun hidup seorang diri. Di dalam kamarnya, ia bermunajat kepada Allah: ‘Ya Allah, aku telah diganggu oleh setan dengan kepayahan dan kesusahan serta siksaan dan Engkau wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.’ Allah menerima do’a-nya Nabi Ayyub yang telah mencapai puncak kesabaran dan keteguhan iman: “Hantamkanlah kakimu ke tanah. Dari situ air akan memancar dan dengan air itu kau akan sembuh dari semua penyakitmu. Kesehatan dan kekuatanmu akan pulih kembali jika kau pergunakan untuk minum dan mandi.”
Demikianlah, setelah minum dan mandi dengan air yang memancar dari bawah kakinya, semua sakitnya sembuh, dan lebih sehat dan lebih tampan.  Istrinya pun kembali karena tak tega. Namun ia ingat sumpahnya, hendak memukul istrinya seratus kali.
“Yang namanya sumpah, harus dilaksanakan. Manyanya, Ayyub AS bimbang, istrinya yang sudah turut menderita sewaktu dengannya selama tujuh tahun; akankah ia memukulnya seratus kali?” cerita Bupati menlanjutkan.
Dalam kebimbangan itu, datanglah wahyu Allah SWT yang memberikan jalan keluar: “Hai Ayub, ambillah lidi seratus buah dan pukullah istrimu itu sekali saja, dengan demikian tertebuslah sumpahmu.”
Begitulah Ayyub AS memukul istrinya satu kali dengan seratus lidi dan sangat pelan. Sumpahnya terlaksana, tanpa harus melukai. Nabi Ayyub pun dikaruniai lagi harta benda yang melimpah ruah. Dari Rahmah ia mendapat anak bernama Basy ar, yang dijuuki “Dzulkifli”, artinya “Punya Sanggup”. Dzulkifli pun menjadi Nabi dan Rasulullah.
Bupati Madina menarik hikmah, “Banyak sekali hikmah dari cerita tentang Nabi Ayyub AS itu yang berguna bagi kehidupan kita sehari-hari,” lanjut Bupati Madina.
Selain itu, Dahlan Hasan Nasution juga mengutip Firman Allah SWT yang lain. Lalu, di akhir kutipan, dia pun mengatakan hal yang sama. “Al-Qur’an itu kaya dengan hikmah, petunjuk dan tauladan,” tunjuk Bupati Madina.
 
Pesan Bupati dan Award
Presiden Sokarno pernah mengungkapkan dan ungkapan itu populer hingga sekarang. Seperti itulah pesan Bupati Madina mengakhiri sambutannya dalam acara ultah yang juga dihadiri Bupati Labuhan Pangonal Harahap bersama rombongan itu: “Saya titipkan Mandailing Natal ini kepada Malintang Pos.” Apa artinya?
Selain membuat terhenyak karena pidato itu pun seakan tiba-tiba berakhir, terasa beban berat yang menjadi tangung jawab pers di Madina. Sebelumnya, Dahlan Hasan Nasution yang mulai akrab disebut ‘Raja Batu’, menyinggung tentang pers. Seperti apa perannya dan bagaimana kecenderungannya di Mandailing Natal?
Dalam kesempatan itu, Malintang Pos sendiri boleh jadi hanya sebagai personifikasi atau representasi simbolik dari pers di Madina dan Sumut. Makanya, dia berpesan agar setiap pemberitaan itu didasari dengan konfirmasi yang cukup kepada pihak terkait. Karena, seperti penuturannya, kalau pers itu salah tulis, biasa menjadi fitnah besar.
Betul sekali, lebih-lebih dalam pandangan teori komunikasi ‘jarum suntik’ (Hypodermic Needle Theory), media massa itu bisa memengaruhi audiens (khalayak) dengan sangat mudah seperti halnya jarum suntik. Nah, kalau pemberitaan itu ternyata menyalahi kaidah dan aturan yang ada, tentu saja bisa berakibat sangat fatal (dahsyat).
Sebaliknya, lanjut Bupati Madina, pers itu sangat penting. Salah satunya, berfungsi untuk melakukan kontrol sosial. “Seperti kami di pemerintahan, DPRD Madina juga butuh kontrol. Pers bisa memainkan itu dengan baik. Pers yang baik yang menentukan bagi progres pembangunan Madina,” katanya.
Menyinggung tentang tema acara: “Reposisi Pers dalam Greget Pembangunan Sumut Lebih Smart,” Bupati Madina yang kerap menyebut dirinya dengan ungkapan “Si Batu” itu mengajak wartawan Malintang Pos dan segenap insan pers yang berkenan hadir terus membangun Madina.
“Jika ditempatkan di relnya, pers menjadi unsur penting pembangunan. Madina yang lalu dan Madina yang akan datang tidak lepas dari peran pers. Silakan kritik, tapi jangan lupa konfirmasi dengan SKPD terkait,” tambahnya.
Sebelumnya, saat menyinggung Malintang Pos Award, Dahlan Hasan Nasution mengucapkan, “Terima kasih, sebagai pers Malintang Pos bisa memberikan penghargaan termasuk kepada ‘polisi rakyat’, seperti Ipda. Jalaluddin Nasution. Mereka layak mendapat apresiasi, kali ini mendapat Malintang Pos Award untuk kategori Motivator Ulet dalam penerapan disiplin berlalulintas.” (M. Ludfan Nasution, Wakil Pemimpin Radaksi Malintang Pos)
Admin : Dina Sukandarb A.Md

Komentar

Komentar Anda

Dina Sukandar

Related Posts

Kapolres dan Forkofimda Madina Dicuekin, PETI di Kotanopan Beroperasi Lagi

KOTANOPAN(Malintangpos Online): Kapolres Mandailing Natal, AKBP.Arie Sofandi Paloh.SH.S.IK dan Forkofinda Dicuekin oleh Pengusaha PETI( Pertambangan Emas Tanpa Izin) Kecamatan Kotanopan. Alasannya..? Jumat Pagi(17/1)  Kapolres dan Forkofimda Mandailing Natal, menertibkan Aktifitas…

Read more

Continue reading
Kapolres Madina Kembali Tertibkan Aktifitas PETI di Kec.Kotanopan

KOTANOPAN(Malintangpos Online): Kapolres Mandailing Natal, AKBP Arie Sofandi Paloh, SIK,mengajak seluruh elemen masyarakat untuk aktif menjaga perusakan lingkungan yang diakibatkan aktifitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) diwilayah Kotanopan. Hal itu disampaikan…

Read more

Continue reading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.