MASYARAKAT di Desa Lobung dan Desa Kampung Baru Kecamatan Linggabayu,Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara yang setiap hujan deras turun akan menjadi langganan banjir, memohon kepada DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) untuk tidak menutup matanya, terkait dengan nasib masyarakat dari tahun ke tahun yang selalu ketiban banjir akibat banyaknya hutan yang dijadikan sebagai perkebunan sawit.
Dengan rasa takut warga Desa Lobung, Desa Kampung Baru, sebagian Desa diwilayah Simpang Gambir sekitarnya, menceritakan bahwa saat ini hutan-hutan yang ada disekitar daerah itu sedang dialihkan tanamannya untuk menjadi Kebun Sawit bentuk Plasma, dengan melakukan kerja sama antara Perkebunan Sawit dengan Koperasi Dalihan Natolu, untuk dijadikan Perkebunan Sawit kelompok Koperasi.
Makanya, kami sebagai warga Kecamatan Linggabayu sangat heran dengan sikap pihak yang mengaku Koperasi Dalihan Natolu, kalaupun pengalih pungsian lahan-lahan yang ada di daerah Kecamatan Linggabayu adalah hasil kesepakatan anggota Koperasi,dengan pihak Perusahaan Perkebunan Sawit ada hitam diatas putih, tapi masih banyak warga diwilayah Kecamatan Linggabayu yang tidak setuju hutan-hutan digunduli.
Memang, saat ini ada H.Harminsyah Batubara(Ucok Kodi) sebagai Wakil Ketua DPRD Kabupaten Mandailing Natal, yang akan membantu masyarakat, namun warga sangat meragukannya, sebab pihak-pihak Koperasi yang melakukan MoU dengan Perusahaan Perkebunan Sawit kemungkinan dekat dengannya, sehingga masyarakat sangat yakin wilayah Linggabayu akan bisa tergenang dua atau tiga tahun lagi, kalau tidak segera di antisifasi.
“ Kami sangat yakin dengan Komisi 2 DPRD Mandailing Natal, akan mampu melakukan pembelaan kepada masyarakat, karena itu masyarakat memohon kepada DPRD untuk tidak menutup matanya terhadap banyak hutan diwilayah itu yang dialih fungsikan untuk menjadi Perkebunan Kelapa Sawit bentuk Plasma,” ujar Nasution ( Bersambung Terus)
Liputan : tim redaksi
Admin : Iskandar Hasibuan