
PANYABUNGAN(Malintangpos Online): ” Bersama Kita Bisa,” Kata-kata itulah yang muncul dari Pemerhati Lingkungan Tabagsel Syahminan Haryadi,SKM yang menyesalkan sikap sebagian masyarakat kita khususnya di Kota Panyabungan yang masih sesukanya membuang sampah,sehingga menyebabkan banjir jika hujan turun di Kota Panyabungan.
” Sebenarnya kalau kita tertib dan sadar akan banjir, tidak mungkin Drainase kita mampet,seperti di depan SPBU Sipolu -polu/Pasar Baru yang melimpah airnya ke Jalan Nasional,” Ujar Pemerhati Lingkungan Tabagsel Syahminan Haryadi,SKM,Sabtu siang(27/3) di RM.Sentosa 2 Aek Galoga Panyabungan.
Seharusnya, Pemda Madina C/Q. Dinas Perkim, Dinas PUPR, Dinas Lingkungan Hidup, Camat Panyabungan, Lurah se Kota Panyabungan BERKOLABIRASI Untuk menyelesaikannya,bukan harus menunggu Gubernur Sumut dan Pelaksana Jalinsum Wilayah II Sumut.
” Dulu H.Amru Daulay,SH dan Ir.H.Raja Sahlan Nasution membuka Jalur Dua(2) di Kota Panyabungan bisa, kenapa sekarang hanya Drainase yang tidak beres harus izin Gubernur Sumut urusannya,” katanya.
Ditempat lainnya Hoiruddin,ST kepada Wartawan, tidak perlu saling menyalahkan soal banjir di Jalinsum depan SPBU Sipolu -polu dan Jalinsum Pasar Lama, cukup warga tidak buang sampah sembarangan akan selesai dan tidak akan ada banjir di kota Panyabungan.
Unik dan Aneh, banjir di Jalinsum Kota Panyabungan disakahkan Gubsu dan Pelaksana Jalan Nasional Wilayah II Sumut, yang salah itu warga Kota Panyabungan,kurang peduli dengan lingkungan kita dan Pemda Madina juga harusnya turun tangan,bukan membiarkan seperti sekarang ini.
” Kadis Perkim dan Kadis Lingkungan Hidup lihat dong kondisi Drainase Kota Panyabungan,ajak Camat dan Lurah biar di Sosialisasikan ke warga agar jangan buang Sampah ke Dranase dan parit Jalan Nasional kita,” katanya.
Pihak Pelaksana Jalan Nasional Wilayah II Sumut yang dihubungi Via WhatsApp, Sabtu(27/3) mengutarakan bahwa pihaknya masih proses lelang,program kita dari SPBU kita buat box culvert kearah pasar baru
Menyeberang badan jalan
Disebutkannya, ini membutuhkan dana yg besar, namun karena belum ada kontrak karena masih proses lelang , mudah -mudahahan proses lelang nya lancar
” kita sementara bisa menguras airnya dengan bantuan pompa air dan menutup jalan yg berlobang Dan drainase yg ada tidak berfungsi lagi , karena debit air yg ada tidak seimbang, ditambah banyak utilitas didalam drainase tersebut, makanya kita harus buat box culvert,” Tulisnya melalui WhatsApp nya.
” Ini masih proses lelang , karena harus melalui tahapan -tahapan lelangnya bisa cepat dan bisa juga lambat, Mudah – mudahan bisa secepatnya sesuai jadwal BP2JK Sumut , ” ujarnya lagi Via WhatsApp ke Redaksi.
Disebutkannya, Kalau tidak ada perubahan serta sanggahan dari peserta lelang Juni sudah dikerjakan.
Dikatakan, Anggaran sudah ada tapi harus melalui proses lelang, apabila datang hujan rusak lagi , kan selama ini itu yg dilakukan walaupun bukan dengan aspal.
” ini secara tanggung jawab kami , namun karena ini berada dalam kota dan karena belum kontrak dan masih proses lelang apasalah nya saling mensupport untuk kepentingan masyarakat,” katanya.
Semua ini juga karena banyak sampai yg diakibatkan juga oleh kurang peduli nya masyarakat terhadap lingkungannya
” Kenapa perilaku masyarakat nya terhadap buang sampah sembarangan , serta tata kelola bangunan yg tidak standar, terutama jarak ruko ke drainase yg semrawut tidak dipermasalahkan selama ini,” sebutnya dalam WhatsApp yang dikirim ke Redaksi( Dita Risky)
Admin : Dita Risky Saputri,SKM.