
PANYABUNGAN(Malintangpos Online): Bupati Mandailing Natal, Sumut H.M. Jafar Sukhairi Nasution , bakal memberikan bantuan kepada keluarga Saddam Husein Dalimunthe (34), korban gempa Cianjur asal Desa Sihepeng Induk, Kecamatan Siabu.
Tidak disebutkan bentuk bantuan yang diberikan, namun bupati berharap bantuan tersebut dapat meringankan kesulitan dialami Saddam dan keluarga.
“In syaa Allah ada dari kami, sekadar meringankan derita dialami saudara kita dari Sihepeng,” katanya kepada wartawan, Rabu petang (23/11-2022).
Jafar Sukhairi menyatakan ikut merasakan musibah dialami Saddam dan keluarganya. Mengutip surat Al Baqarah 286, dia berharap para korban, terutama Saddam hendaknya tetap tegar dan semangat memulai lembaran baru pasca gempa.
“Allah SWT tidak akan membebani seorang hamba di luar batas kemampuannya,” sebutnya.
Karena itu, Saddam dan keluarga tak boleh larut terlalu lama dalam kesedihan. Tetap optimis serta semangat dalam berusaha. “Apalagi yang terkena dampak gempat ini bukan hanya Saddam dan keluarga, tetapi banyak juga warga lain merasakan hal serupa,” ujar bupati.
Bahkan dibanding sebagian korban lainnya, kata dia, Saddam dan keluarganya masih bersyukur sebab mereka tidak mengalami hal terburuk dari musibah tersebut.
“Alhamdulillah saudara kita tersebut masih sehat,tidak ada luka-luka. Soal kerugian harta, in syaa Allah bisa dicari lagi. Mudah-mudahan rezekinya bertambah.”
Jafar Sukhairi juga tak keberatan jika ada elemen masyarakat membuat donasi untuk membantu meringankan kesusahan Saddam dan keluarganya. Terutama dalam membangun usaha agar bisa berusaha seperti biasa.
“Kita berharap saudara kita tersebut bisa berdagang kembali. Tentu perlu tempat usaha yang baru. Apakah dengan membangun kontrakan yang rusak parah, atau mencari tempat lain. Kita doakan, Saddam bisa bangkit membangun usahanya kembali,” kata bupati.
Seperti diberitakan, keluarga Saddam yang tinggal tinggal di Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jabar turut menjadi korban gempa magnutido 5,6 yang terjadi pada, Selasa (21/11-2022).
Ia bersama istrinya, Salwa Lubis (29)–asal Desa Hutaraja, Siabu, Madina—dan kedua anak mereka, yaitu: Nur Annisah Dalimunthe (9) dan Aftab Fhatian Dalimunthe (3), sudah empat tahun tinggal di Cianjur. Sebelumnya mereka berdagang di Depok, Jabar.
Beberapa saat sebelum gempa menggelegar, seperti biasa ba’da zuhur istrinya mengingatkan supaya Saddam pergi belanja dagangan ke pasar. Namun, baru ini kali, ia merasa malas.
“Saya jawab, nanti saja habis azar. On dope au malosok tu pasar (Baru kali saya malas ke pasar),” ujarnya.
Berselang beberapa menit setelah percakapan itu, terjadilah gempa yang begitu dahsyat. Informasi terakhir, 170-an orang meninggal dan ratusan lainnya mengalami luka-luka. Tujuh di antara korban tewas tersebut merupakan tetangga Saddam di Mangunkerta.
Begitu kontrakan itu bergoyang lantaran gempa, Saddam langsung teriak menyuruh istri dan anaknya keluar rumah.
Tak lama kemudian, rumah yang dipakai sebagai tempat berjualan keperluan sehari-hari itu runtuh, luluh lantak. Sebagian besar isi rumah tertimpa material bangunan, termasuk dagangan di dalam warung.
Saddam dan Salwa hanya tarpaku melihat tempat tinggal, sekaligus tempat mencari nafkah mereka ak berbentuk lagi. Kejadian serupa juga dialami para tetangganya.
“Wajar dei dabo get manyematkon barang dope umak ni daganak i, on maia sude dabo bang (Wajar ibunya anak-anak mau menyelamatkan barang, hanya ini semua,” kata Saddam. (AKHIR/BERITAHuta/Red)
Liputan /Sumber Berita : Akhiruddin
Admin : Dita Risky Saputri.SKM.