KETAKUTAN DI TANAH SENDIRI, Warga Sibanggor Tak Lagi Tidur Nyenyak (Bagian 2)

Laporan : Dahlan Batubara dan Seri Aida Lubis.

 

Hamparan sawah itu kini terbengkalai. Petaninya takut ke sawah itu. Bayangan meregang nyawa di sawah oleh sebaran racun senantiasa menghantui sanubari petani.

Kasus Sibanggor Julu bisa mengarah pada apa yang disebut sebagai ekspansi kapitalisme yang telah merenggut nilai masa depan petani di sektor pertanian.

Kehadiran industri energi panas bumi pun telah mengaburkan nilai-nilai asset modal primitif Sibanggor Julu.

Itu gambaran terkini di kalangan petani Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Mandailing Natal, Sumatera Utara.

Penulusuran tim media dari Mandailing Online, Malintang Pos dan Madina Pos, Kamis (11/2/2012) di Sibanggor Julu mencatat banyak hal pengakuan beberapa warga pasca tragedi tewasnya 5 warga Sibanggor Julu dan puluhan korban hidup pada 25 Januari 2021 ketika pihak SMGP membuka sumur SMP-T02 untuk komisioning PLTP Unit II.

Peristiwa keracunan yang dialami sejumlah petani pada tanggal 25 Januari 2021 lalu telah memukul mental para petani Sibanggor Julu.

Sebagian wafat di tengah perjalanan menuju rumah sakit.

Warga Sibanggor Julu kini telah menyadari secara penuh bahwa kehadiran PLTP Sorik Marapi adalah teror yang mematikan.

“Kami warga di sini takut ke sawah. Takut gas racun sewaktu-waktu,” kata Pak Nasution berusia 62 tahun, warga setempat.

“Tulis saja pak Nasution, panggilan saya,” katanya.

Padahal, menurutnya, seharusnya sudah 3 minggu yang lalu masa untuk mencangkul sawah tahap mula proses musim tanam.

Sawah dan kebun menjadi mata pencaharian utama warga turun temurun.

Sejumlah warga menunjuk hamparan sawah kepada tim wartawan. Hamparan sawah itu berada di sisi timur pemukiman.

Di hamparan sawah itulah beberapa petani menghirup zat H2S yang sangat berracun pada 25 Januari 2021.

Tim wartawan melihat sejumlah titik persemaian bibit padi yang terkesan tak lagi dirawat. Sebagian sawah sudah ada yang dicangkul namun kesannya tak lagi dilanjutkan.

Sejumlah warga menyebut bahwa saat ini tak ada yang pergi ke sawah. Terutama dalam radius 200 meter dari wellpad SMP-T02 PLTP Unit II.

Hamparan sawah itu berada di sisi timur pemukiman desa.

Jalan menuju hamparan sawah ada dua jalur.

Satu jalur harus melewati sisi kiri wellpad SMP-T02 PLTP Unit II. Jalannya persis berbatasan dengan dinding seng wellpad.

Jalur lainnya lewat melalui jalan setapak jenis rabat beton, persimpangan masuknya melalui depan sekolah dasar.

Rabat beton itu lebih dikenal sebagai jalan PNPM karena dibangun melalui program PNPM era presiden SBY.

Hamparan sawah yang berada di sisi timur pemukiman itu sangat dekat dengan wellpad sumur PLTP.

Sangat dekat. Bahkan ada yang hanya berbatas beberapa meter dari pagar wellpad. Bisa dikatakan wellpad sumur PLTP dikelilingi sawah.

Apakah hamparan sawah di Sibanggor Julu ini masih akan ditanami kembali oleh penduduk? Warga tak ada yang bisa memastikan.

Warga hanya mampu memastikan bahwa hamparan sawah yang berradius kurang lebih 300 meter dari wellpad telah jatuh nilainya. Tak lagi bernilai jual.

Sawah yang dulu menjadi harta masyarakat tak lagi berharga. Asset modal primitif tak lagi bernilai. (bersambung)

 

Admin : Iskandar Hasibuan.

Komentar

Komentar Anda

  • Dina Sukandar

    Related Posts

    Penambang Emas Pakai Dompeng di Desa Kampung Baru Kec.Linggabayu Meninggal Dinia Tertimpa Batu

    LINGGABAYU(Malintangpos Online): ” Innalillahi Wainnalillahi Rojiun, ” Ucapan itulah yg disampaikan warga ketika Mardongan warga Desa Kampung Baru Kec.Linggabayu Kabupaten Mandailing Natal, Kamis(22/5) pukul 15.30 Wib, diketehui Meninggal Dunia setelah…

    Read more

    Continue reading
    Konsisten Atasi Stunting, Ketua DPRD Medan Wong Chun Sen Terima Anugerah Sahabat Pers SMSI

    MEDAN(Malintangpos Online): Ketua DPRD Kota Medan, Sumatera Utara, Drs Wong Chun Sen, diganjar penghargaan bergengsi Anugerah Sahabat Pers dari Serikat Media Siber Indonesia (SMSI). Wong Chun Sen menerima Anugerah Sahabat…

    Read more

    Continue reading

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses