Ketua DPC.PDIP Madina Iskandar Hasibuan, Sosialisasi KPUD Madina Kurang, Pemilih Bingung Cara Mencoplos

Iskandar Hasibuan sedang Sosialisasi di Desa Malintang Julu Kec.Bukit Malintang/ Aris Munandar Hasibuan

PANYABUNGAN(Malintangpos Online): Ketua DPC. PDI Perjuangan Kab.Madina Iskandar Hasibuan mengutarakan bahwa Menjelang Pemilu 2019 banyak  Caleg, Parpol  berupaya mengajak masyarakat untuk ikut dalam menyampaikan hak suaranya, hal ini disampaikan baik melalui temu ramah maupun lewat spanduk ajakan ikut Pemilu 2019.

            Namun, di beberapa desa yang ada diwilayah Mandailing Natal, banyak masyarakat yang bingung bagaimana cara Mencoplos disebabkan boleh dikatakan Sosialisasi KPUD (Komisi Pemilihan Daerah ) masih sangat kurang, padahal anggaran kemungkinan tersedia untuk itu.

“ Terkait kemungkinan terjadinya situasi yang rawan dalam Pemilu 2019 ini disampaikan bahwa hal tersebut kemungkinannya cukup kecil, mengingat tingkat kepedulian masyarakat saat ini terhadap pemilu sangat kurang, bahkan bisa dikatakan tidak peduli disebabkan minimnya Sosialisasi yang dilakukan oleh KPUD Mandailing Natal,”  ujar Ketua DPC.PDI Perjuangan Kab.Madina Iskandar Hasibuan, Rabu malam(20-3) di Rindang Hotel Panyabungan.

Kata dia, Seandainya ada kepedulian hanya di tingkat internal parpol saja yang penuh dengan kepentingan. Ketidakpedulian masyarakat terhadap pemilu dapat dilihat dari beberapa pemilu maupun pilkada Gubsu dan  bupati. Penyebab hal itu terjadi bisa dikarenakan oleh beberapa hal yaitu antara lain, tidak adanya caleg yang menjadi pilihan, tidak dikenal atau tidak layak untuk dipilih dan banyak caleg yang tidak mampu sosialisasi, hanya mengandalkan uangnya.

Disebutkannya, Manfaat pemilu secara nyata bagi masyarakat saat ini tidak banyak merubah nasib atau kehidupannya. Sosialisasi para calon  DPRD yang salah, yaitu tidak menyentuh atau memberikan pendidikan politik kepada masyarakat, hanya sebatas memajang foto atau gambar dan membagi-bagikan barang dan sejumlah uang supaya dipilih.

Sering terjadi politik uang, sehingga terbentuk sikap dalam masyarakat, mau menyampaikan hak pilihnya apabila ada yang mau membayar, kalau tidak mereka malas untuk datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan keadaan tersebut bukan sekarang saja, tapi setiap ada pesta demokrasi di republic ini.

Selain itu, kata Iskandar,  dalam Pemilu juga masih terdapat kecurangan dari penyelenggara di tingkat Panitia Pemungutan Suara (PPS) atau Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan bahkan KPU itu sendiri.

Dengan situasi dan kondisi seperti sekarang ini, ajakan atau sosialisasi kepada masyarakat untuk memberikan hak suaranya dan datang ke TPS perlu dibuat metode yang tidak hanya sekedar mengajak, tetapi memberikan rangsangan agar keinginan masyarakat bisa timbul seperti contoh dengan mengadakan acara ‘lucky draw’ di TPS, melakukan undian berhadiah yaitu surat undangan pemilih (C-6) diundi untuk mendapatkan hadiah yang menarik, metode seperti ini bisa di sosialisaikan mulai dari KPU sampai ke tingkat PPS, sehingga bisa menekan angka golput.

Bahkan ujar Iskandar Hasibuan, Tingkat kepedulian masyarakat terhadap Pemilu 2019 dan metode sosialisasi yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait, sejauh ini masih belum merubah opini dan animo masyarakat pemilu tidak memberikan perubahan buat kehidupan masyarakat. Mendorong pihak penyelenggara, peserta dan pemda serta tokoh masyarakat untuk melakukan sosialisasi pentingnya pemilu 2019 dengan metode yang lebih menarik dan realistis.

Selain itu, Gagasan agar Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa haram terhadap ‘Money Politik’ merupakan salah satu upaya meminimalisir potensi pelanggaran yang mungkin muncul dalam pelaksanaan sosialisasi/kampanye para caleg dan parpol.

“ Dalam kaitan sosialisasi tebatas yang dilakukan oleh para caleg maupun parpol, perlu adanya keterlibatan MUI yang diharapkan dapat memberikan dorongan moral, dengan memberi fatwa tentang keharaman politik uang, karena baik yang memberi dan menerima sama-sama merusak karakter bangsa dan daerah Mandailing Natal,” ujar Iskandar Hasibuan dengan lantang dan tegas.

Kata dia lagi, Caleg peserta Pemilu yang melakukan pelanggaran juga harusnya ditindak tegas oleh Penyelenggara Pemilu. Masyarakat juga wajib berpartisipasi menyukseskan Pemilu Legislatif 17 April 2019, sebab hasil Pemilu dapat mempengaruhi nasib bangsa Indonesia lima tahun ke depan. Masyarakat diminta untuk tidak golput namun justru memilih pemimpin yang cerdas berkualitas.

Disamping itu, katanya, Perlunya KPU meningkatkan sosialisasi dan penyebaran informasi teknis pencoblosan di tempat pemungutan suara (TPS) ke tengah masyarakat, sehingga diharapkan masyarakat memiliki semangat datang ke TPS untuk menggunakan hak pilihnya.

Katanya,  Program yang dijalankan oleh KPU untuk meningkatkan partisipasi pemilih sudah bagus yaitu adanya Relawan Demokrasi (Relasi), namun faktanya kegiatan Relasi hingga saat ini belum berjalan dengan baik dan tidak menyentuh ke seluruh lapisan masyarakat terutama petani, padahal mereka memiliki keinginan memilih cukup tinggi khususnya diberbagai desa yang diterima PDI Perjuangan laporannya dari pengurus Ranting PDIP.

Sangat disayangkan apabila keinginan memilih masyarakat tidak dibarengi dengan pengetahuan teknis pencoblosan di TPS, sehingga bisa saja mereka melakukan kesalahan dalam pencoblosan surat suara dan suara mereka dianggap tidak sah. Dalam sosialsasi Pemilu Legislatif 2019 akan menekankan tentang pentingnya pemilu bagi masyarakat, dan fokus sosialisasi agar bisa meminimalisasi money politic, apalagi Pemilu 2019 ini ada lima (5) kertas suara yang harus dicoplos oleh pemilih.

Sosialisasi meminimalisasi money politic dalam Pemilu 2019 telah ditekankan kepada relawan demokrasi. Dalam sosialisasi sasarannya di lima kelompok masyarakat, dengan memfokuskan masalah money politic tersebut, dengan menyadarkan bagaimana pentingnya pemilu bagi keberlangsungan demokrasi dan bangsa.

Setahu saya, Relawan Demokrasi yang dibentuk oleh KPU terbagi menjadi 5 segmen yaitu segmen pemilih pemula, segmen kelompok agama, segmen kelompok perempuan, segmen penyandang disabilitas dan segmen kelompok pinggiran/marginal. Sejauh ini, mereka telah melakukan tupoksinya mensosialisasikan pemilu ke masing-masing segmen untuk menekan angka golput. Mungkin ia.

Diharapkan sosialisasi yang gencar bisa membuat Pemilu 2019 di seluruh wilayah Mandailing Natal, baik secara kualitas dan kuantitas. Selain itu, meminta penyelenggara pemilu lebih intensif mensosialisasikan pemilu kepada para pemilih pemula, karena masih ada yang belum paham apa arti sebuah suara yang akan diberikan dalam pemilu, lebih-lebih pemilih yang sudah usia lanjut akan lebih kebingunan nantinya.

“ Marilah untuk bergandengan tangan membangun dan mensukseskan semua kegiatan pemerintah. Salah satunya bergandengan tangan mensukseskan Pemilu. Mensuskseskan Pemilu berarti masyarakat aktif mendatangi TPS-TPS untuk memberikan suaranya dan tidak golput,” ujar Iskandar Hasibuan kepada sejumlah Wartawan di Rindang Hotel Panyabungan ( Aris M/Nanda/Suaib)

 

 

 

Liputan  : Aris Munandar/Nanda

Admin   : Siti Putriani Lubis

Komentar

Komentar Anda

Dina Sukandar

Related Posts

Terkait Semburan Lumpur di Roburan Dolok, Ini Keterangan DLH Madina

PANYABUNGAN(Malintangpos Online): Semburan lumpur yang terjadi di Desa Roburan Dolok, Kecamatan Panyabungan Selatan, Mandailing Natal, membuat masyarakat sekitar resah. Titik semburan lumpur makin meluas yang mengakibatkan ratusan pohon karet dari…

Read more

Continue reading
Penjelasan PT SMGP atas Fenomena Semburan Air Panas di Desa Roburan Dolok

ROBURAN DOLOK(Malintangpos Online):Corporate Communication Manager PT Sorik Marapi Geothermal Power Agung Iswara, mengutarakan, Pada Selasa, 22 April 2025, beredar video melalui media sosial mengenai semburan air panas (manifestasi) yang muncul…

Read more

Continue reading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses