Ketua DPRD SU : Pidato Jokowi Ingatkan Kita Tentang Pesan Bung Karno Kepada Insan Pers

MEDAN(Malintangpos Online):”Pada peringatan Hari Pers Nasional sekarang ini saya ingin mengatakan bahwa dunia pers tidak sedang baik-baik saja. Saya ulangi, dunia pers tidak sedang baik-baik saja”

Berikut ungkapan pembuka dari Pidato Presiden Jokowi dalam Peringatan puncak Hari Pers Nasional (HPN) 2023 di Gedung Serbaguna, Pemprovsu, Kamis (9/2/2023).

Jokowi merujuk kondisi pemberitaan sekarang yang cenderung sebebas-bebasnya. Oleh karenanya, kepada seluruh insan pers, Presiden meminta pemberitaan harus bertanggungjawab dengan mengedepankan kualitas isi dari sebuah produk jurnalistik.

Di lain pihak, Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting usai menghadiri perayaan itu, menyampaikan, pidato Jokowi tersebut mengingatkan pesan Bung Karno kepada insan pers di Istana Bogor, lima dasawarsa lalu.

“Presiden meminta kita agar arus informasi yang sedemikian banyaknya untuk mengedepankan integritas. Bung Karno dahulu juga mengingatkan demikian, bahwa jurnalis harus mengedepankan persatuan, jangan gontok-gontokan apalagi fitnah,” katanya.

Lebih lanjut Politisi PDI Perjuangan itu, mengingatkan, dalam pidatonya, Bung Karno terus meng-upgrade diri.

“Begitu mendengar pidato Bapak Presiden tentang tantangan pers ke depan, maka saya teringat pesan Bung Karno. Beliau (BK) saat itu mengatakan, para wartawan agar melakukan upgrading diantaranya dengan membaca agar menjawab tantangan ke depan,” jelasnya.

Baskami berharap, dalam perubahan platform media dalam menghadapi arus digitalisasi yang dinamis ini, para insan pers terus mengedepankan kualitas pemberitaan dengan kaidah jurnalistik.

“Kita semua memiliki tanggungjawab dalan menjaga kepercayaan publik dengan menghadirkan akses informasi yang berkualitas,” jelasnya.

Berikut Pidato Bung Karno yang disarikan dari buku ‘Revolusi Belum Selesai: Kumpulan Pidato Presiden Soekarno 30 September 1965 – Pelengkap Nawaksara’ oleh Asvi Warman Adam, Budi Setiyono dan Bonnie Triyana:

“…Wartawan-wartawan Indonesia ini perlu upgrading. Caranya memberi pengetahuan yang luas yang salah satu jalan ialah banyak membaca, banyak membaca, banyak membaca. Saya ini boleh dikatakan sebagian daripada hidup saya itu pekerjaan Cuma membaca, membaca, membaca, membaca dan membaca.

Sebab, membaca menambah pengetahuan kita. membuat kita manusia yang kultur yang tinggi nilainya. Saya anggap penting selalu membaca, meskipun saya telah diberi gelar Doctor Honoris Causa 27 kali oleh universitas-universitas.

…Pokok daripada keprihatinan saya di waktu-waktu belakangan ini, jikalau aku membaca tulisan-tulisan Saudara di surat-surat kabar, banyak sekali yang Saudara tulis di surat-surat kabar sebetulnya self destruction daripada bangsa kita. Oleh karena apa? Apa yang Saudara tulis itu terlalu berjiwa gontok-gontokan, bakar-bakar semangat etcetera, etcetera, etcetera.

…Moral agama melarang, menjaga jangan sampai kita itu menjalankan fitnah. Agapa apapun tidak membenarkan fitnah. Dari segala macam kejahatan sebetulnya fitnah itu adalah yang ter, ter, terjahat.

Saudara sebagai wartawan punya pekerjaan itu sebetulnya gawat sekali. Lebih gawat daripada pekerjaanmu. Apa sebab gawat? Oleh karena sampai sekarang ini apa yang ditulis di surat kabar dipercaya. Het volk gelooft het (yang dipercaya masyarakat).

…Ada kabar misalnya seorang perempuan menjadi hamil, karena ya digeremeti ular! Wah ini wah, di sana ada perempuan jadi hamil digeremeti ular! Saya bilang nonsens! Kapan parantos diserat, di surat kabar! Jadi apa yang ditulis di surat kabar benar menurut anggapan manusia sekarang ini. Coba apapun yang ditulis di dalam surat kabar dipercaya manusia.

Dikatakan parantos asup di surat kabar, kan sudah masuk surat kabar. Nggak salah lagi, kalau sudah masuk surat kabar itu sudah nyata benar.

Nah, Saudara-saudara, inilah kegawatan pekerjaan Saudara-saudara. Jangan sampai Saudara-saudara mengeluarkan satu perkataan pun dari tetesan pena Saudara yang tidak berisi satu kebenaran. Oleh karena tiap-tiap tetesan pena Saudara dipercayai oleh pembaca.

Tanggung jawab Saudara adalah tinggi sekali. Karena itu saya peringatkan, awas jangan sampai tulisan Saudara sebetulnya adalah fitnah.

…Karena itu saya anjurkan sebelum Saudara menulis barang sesuatu cek dulu, cek dulu, cek dulu, cek dulu. Hati-hati menulis, sebab Saudara-saudara punya pekerjaan adalah pekerjaan gawat sekali.

Gawat! Janganlah Saudara itu membantu kepada inilah, hhh, panas-panasan, yang saya namakan gontok-gontokan, gebug-gebugan. Ingat, a great civilisation never goes down unless it destroys itself from within.”( BG/PDIP/Isk)

 

Admin : Iskandar Hasibuan.

Komentar

Komentar Anda

  • Dina Sukandar

    Related Posts

    Soal Pilkada Mandailing Natal, ON MA Resmi Daftarkan Gugatan Ke – Mahkamah Konstitusi

    JAKARTA(Malintangpos Online): Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Mandailing Natal, Harun Mustafa Nasution – M. Ichwan Husein Nasution daftarkan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) terkait perselisihan Hasil Pemilihan Kepala Daerah…

    Read more

    Continue reading
    PDI Perjuangan Pecat 27 Kader Partai Yang Bertentangan Dengan Sikap Partai di Pilpres dan Pilkada 2024

    JAKARTA(Malintangpos Online): PDI Perjuangan memecat 27 Kader Partai yang bertentangan dengan sikap partai di Pilpres maupun Pilkada 2024 ini. Hal itu diungkap Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, dalam konferensi pers…

    Read more

    Continue reading

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.