Komentar Mahasiswa, Operasi Sayang Satpol PP Madina Harus Didukung Semua Pihak

Dita Risky Saputri Hasibuan Mahasiswa FKM USU Smester VI. yang terjun ke Politik

TANJUNG BALAI(Malintangpos Online): Sejumlah Mahasiswa dan Pemerhati Sosial yang berasal dari Kabupaten Mandailing Natal, sangat mendukung langkah Sapol PP yang melakukan Operasi Sayang terhadap pelajar yang bolos pada sekolah di berbagai daerah yang telah berhasil amankan sebanyak 80 orang dari berbagai tempat.

            “ Kalau Satpol PP Madina saja yang melakukan pengawasan tidak akan ada efek jera, tetapi orangtua dan keluarga dan khususnya masyarakat yang peduli pendidikan harus ikut serta melibatkan diri untuk mendukung penertiban pelajar dari berbagai tingkatan yang bolos dari sekolah,” ujar Mahasiswa FKM USU Medan Dita Risky Saputri Hasibuan(Foto) Selasa(31-8) Via selular dari Tanjung Balai.

            Disampaikan Dita, Facebook Muhammad Jamil Huddin membuat status “ Kemarin dapet 4orang (3orang dr pesantren musthafawiyah purba baru dan 1orang dr pesantren Al-ikhlas), hari ini razia dapat 19 orang dr wilayah kotanopan sekitarnya, Generasiku2…macemmana saran pndpt kawan biar betul2 efek jera buat generasi kt ini ? trims,
$kdr info dlm bln juli 2018 ini total udh lebih 80 org yg ditangkap untuk dibina..” tentu membuat kita ikut bicara mencari solusinya.

Satpol PP Madina amankan Pelajar bolos sekolah/Foto Muhammad jamil Huddin

Disebutkannya, pihak Satpol PP Madina harus didukung oleh DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah), kalau tidak pihak Satpol nantinya akan kewalahan, kalau melihat jumlahnya yang berhasil diamankan maupun dibina sudah 80 orang dengan tingkah yang berbeda-beda sudah katagori parah sekali, makanya harus diatasi dengan melibatkan semua pihak atau lintas sektoral.

            “ Saya juga pernah pelajar dan merasakan bolos dan membohongi orangtua, namun semua itu sangat tidak baik sekali, karena itu peranan DPRD khususnya DPRD Madina perlu mencari solusi dan bila perlu menambah anggaran untuk melakukan pembinaan kepada seluruh pelajar, apalagi yang diamankan, ada pelajar SD,SMP, SMA/SMK, Pesantren, tentu ini sudah masalah yang perlu diatasi ataupun dicari solusinya,” kata Dita Risky Saputri Hasibuan yang juga Bacaleg  Sumut Dapil 7 dari PDI Perjuangan tersebut.

            Pokoknya, kata Dita, peranan orangtua, keluarga dan Generasi Muda dan lebih khusus masyarakat dimana tempat mangkal pelajar tersebut harus membuat Pengumuman agar pelajar tidak diperbolehkan melakukan kegiatan apa sajapun di lokasi-lokasi tertentu untuk bermain pada waktu jam belajar/waktu sekolah, kalau tidak sulit nantinya Satpol PP menertibkannya.

            Mahasiswa lainnya Hidayat Nasution dari Kota Padang, mengatakan bahwa saatnya orangtua melakukan pengawasan ke sekolah-sekolah, bukan menyuruh orangtua untuk ikut belajar dimana anaknya sekolah, silakan dipantau apakah anaknya sekolah atau tidak, sebab banyak anak-anak dari rumah berangkat, tapi nyatanya nongkrong ditempat lain menunggu pulang sekolah.

            “ Kalau hanya mengandalkan Satpol PP Madina, jangan harap bisa diatasi, janganlah kita membiarkan anak-anak pelajar di daerah kita keluyuran pada waktu jam sekolah, pihak sekolah juga harus proaktif dan bila perlu melalui OSIS/Pramuka semua anak didik dipantau dan jika tidak masuk langsung dihubungi orangtuanya,” ujar Hidayat lagi(Rin/Rel)

 

 

 

 

 

Liputan : Muhammad Yunan

Admin : Siti Putriani Lubis

Komentar

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.