KUNJUNGAN lapangan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Padangsidimpuan sebagai Ketua Panitia Kerja (Panja) DPRD atas Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksa Keuangan R.I. (BPK-RI) Perwakilan Sumateta Utara terhadap Neraca Keuangan Pemko Kamis, 13 Juli 2017 lalu, menjadi nyata di mata bahwa soal pekayanan kesehatan kita masih jauh “panggang dari api”.
Pelayanan kesehatan sebagai kebutuhan dasar masyarakat khususnya di RSUD dalam kurun tiga tahun terakhir belum ada yang menggembirakan.
Masalahnya dari penelusuran Panja sangat kompleks. Selain pengelolaan managemen yang masih konvensional, peran pemangku kepentingan yang sangat minim berkontribusi “buruknya” keterasediaan pelayanan.
Cobalah berjalan-jalan ke loket rawat jalan RSU.
Kita akan menemukan suasana yang mencabik rasa kemanusiaan kita. Dalam suasana sakit yg secara umum pemegang kartu BPJS harus banyak mengelus dada mematuhi prosedural yg cukup melelahkan dari pihak BPJS. Tentu sungguh pentingnya verifikasi keabsahan kartu BPJS dengan sistem yang berlaku. Namun pemandangan dengan suasana yang demikian dianggap menjadi hal lumrah saja. Keterlaluan……!!!
Menyongsong terwujudnya gedung RSUD berlantai lima yang pembangunannya sudah di mulai tidak akan membawa perbaikan bila Pengambil keputusan tidak berkomitmen untuk memahami masalah carut marut pelayanan kesehatan dan mencari formulasi menyelesaikan masalah yang ada. Managemen yang ada hampir bisa kita pastikan tidak akan mampu menyelesai kan sendiri “tumpukan” masalah yang ada tanpa dukungan penuh para Pemangku kepentingan.
Mari kita tinggalkan ruang perdebatan tentang siapa yang paling bertanggung jawab. Apa yang harus dilakukan dan bagai mana cara melakukan agar terwujud pelayanan kesehatan prima di RSUD Padangsidimpuan ? Rasanya ini pertanyaan besar yang harus kita jawab dan wujudkan secara simultan sehinggga diantrian pasien rawat jalan dan inap di RSUD tersungging senyum melalui hari-hari yang melelahkan
Tanggapan di Facebook
Effan Z. Harahap Bukan kompleks lagi tapi superkompleks Katua. Karena masih dianggap sesuatu yang tidak perlu.Padahal itu merupakan pelayanan dasar yang wajib diberikan Pemerintah dan Pemerintah Daerah kepada masyarakat, terutama yang berada di lapis bawah yang sama sekali tidak punya akses untuk mendapatkannya. Begitu yang saya baca di UU Katua…
Hotnia Marito Siagian Amin
Tingkatkan kualitas pelayanan terutama serta sarana dan prasarana kesehatan. Miris liat keluarga jauh berobat ke kota orang padahal kita berasal dari kota yang bisa dibilang sudah cukup maju.
Syamsuddin Nainggolan Di harap kan dgn kunjungan bapak2 dewan ke rsu psp pelayanan di rsu dapat lbh baik LAGI..
Afrizal Barret Kuning Sangat luar biasa,kata2 kritik Tapi sangat BERMAKNA UNTUK KEMAJUAN PEMBANGUNAN DI SIDIMPUAN. bangga Pada abang anda kami,KETUA GOLKAR SIDIMPUAN, mudah2 an abang anda slalu dalam lindungan ALLAH SWT, dan Apa yg di cita2 akan segerah terwujud amin
Hadi Alamsyah Harahap Mantaap bg
Basa Sahala Harahap Semoga bukan basa basi….. Cerita lama yg tak pernah berujung ….
Hajairin Pane Berarti nagagal do proyek SMS on dah….ateh bang….!!??
Iswardin Natako Kritik yg membangun, trmksh bg Irsan Nst
Masterpasid bahkan ada bayaran yg tidak jelas menurut saya >300rbu, semisal bagi pasien inap untuk bayaran periksa darah tapi hasil periksa darah tersebut tidak ada bukti bagi pasien, pada saat pembayaran dalam kwitansi termuat namun hasil lab. ataupun salinan t…
Sabar M Sitompul Agar Masyrakat padangsidimpuan mengetahui inilah Rincian Alkes kota psp itu masih bagian terkecil belum kita hitung Pada Tahun 2014,2015, 2016
berdasarkan data belanja pengadaan Alkes dan Kedokteran RSU Kota Padang sidempuan 2013 Rp. 5.798.266.900 dengan realisasi APBD + Rp. 5.386.668.100 dengan sisa anggaran Rp. 411.598.800. Sementara itu, pengadaan alat kedokteran umum dengan sumber dana APBD Rp. 1.919.266.900 dan Pengadaan alat kedokteran/kesehatan. Dari APBN Rp. 12.936.550.000.
perbandingan harga dan selisih tinggi pembelian slice diduga telah terjadi mark up Rp. 4.794.435.800.
Tris Widodo Kita sepakat RSU Psp di bebankan PAD, namun hrs terukur pasien yg bagaimana yg patut rawat inap. Masalahnya banyak pasien penyakit flu dan batuk selalu di rujuk untuk rawat inap. Kemudian aspek pelayanan sangat mengecewakan acuh tak acuh( Facebook Irsan Efendi/Red).
Admin : Dina Sukandar Hasibuan,A.Md