SIPAPAGA(Malintang Pos): “Malang Benar Nasib Warga Desa itu,” kalimat itulah yang cocok disampaikan kepada sebagian warga Desa Sipapaga Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal, karena Kepala Desa kurang memberdayakan warganya untuk ikut serta sebagai pekerja dalam pembangunan proyek yang sumber dananya dari Dana Desa(DD) Tahun 2018.
Selain itu, warga juga menyesalkan sikap Kades yang hanya memberikan pekerjaan kepada orang-orang tertentu, sekalipun warga sudah mendatanginya agar di ikut sertakan sebagai pekerja dalam pembangunan Rabat Beton di desa itu.
“ Akibat sistim pekerjaan proyek Rabat Beton yang dibrongkan kepada warga tertentu membuat kualitas pembangunan kurang baik, sekalipun dalam papan proyek yang dipasang setelah selesai pekerjaan ada 60 hari kerja, namun pembangunannya hanya diselesaikan selama tiga(3) hari saja,” ujar warga M.Nasution kepada Malintangpos Online, Minggu (13-1) ketika meninjau secara langsung pembangunan Dana Desa Tahun 2018.
Kata Nasution, harusnya Camat dan Kepala Inspektorat Madina segera turun melihat proyek DD Desa Sipapaga, sebab sekalipun SPJ nya belum selesai proyek tersebut sudah rusak disebabkan pekerja yang memborong berlomba-lomba dengan upah yang telah ditetapkan oleh Kades dan perangkatnya.
Kata dia, Kades dan perangkat desa melakukan konspirasi dalam melakukan kegiatan pembangunan desa,dalam pembangunan jalan poros atau jalan rabat beton masyarakat mengklaim tidak ada kerja sama untuk membangun jalan.
Untuk ikut serta dalam pembangunan jalan, saya harus adu argumentasi sampai hampir kontak pisik agar dapat bergabung bekerja dengan para pekerja suruhan kepala desa dan tidak ada jatwal bergilir bagi masyarakat yang mau ikut merasakan kerja dari dana desa, ujar Sulpan warga yang ikut sebagai pekerja proyek.
Selain Sulpan ada juga yang mengeluh dengan kinerja kepala desa,saya sudah tua dan saya kerja serabutan, jalan ini di bangun di depan rumah saya, tapi saya meminta kepada para pemborong jalan untuk ikut gabung bekerja,tidak ada respon dan tidak bisa ikut bergabung, ujar Mukmin ditemui secara terpisah.
Saya malu kalau harus ribut untuk mendapatkan kerja dalam pembangunan rabat beton .saya pernah pergi ke rumah kepala desa dan meminta agar bisa ikut serta bekerja,tapi kepala desa hanya mengatakan bukan tugasnya ngasih kerja sama kamu,tapi orang di lapangan yang bisa memutuskannya,dan saya kecewa, ujar Samsul Bahri menimpali komentar warga lainnya.
Pantauan Wartawan, kejanggalan dalam proses kerja rabat beton, dalam papan informasi tertulis bahwa anggaran Rp 51.416.000 dan waktu pelaksanaan 60 hari kerja dan warga mengatakan Cuma 3 hari masa kerja, dan saat bangunan mau siap barulah tiba papan informasi di pasang.
Upah para pekerja di lakukan sistim borong kalao menggali pondasi Rp 7000 dan mencor Rp 10.000, jadi masyarakat memburu dan tidak memikirkan kualitas jalan yang penting kejar target agar bisa mendapat upah yang lumayan,dan para pekerjanya hanya itu-itu saja dan tidak ada pergantian dengan warga lainnya.
Kepala Desa Sipapaga yang dikonfirmasi Minggu (13-1) di rumahnya, warga desa yang memberikan informasi berbohong dan mengada ada, karena warga kerja di proyek tersebut adalah warganya sendiri.
“ Mereka yang memberikan informasi kepada Wartawan adalah berbohong dan mengada ada, sebab semua yang kerja adalah warga desa kita,” ujar Kades Sipapaga mengatakan kepada Wartawan Malintang Pos(Nanda)
Liputan : Nanda
Admin : Siti Putriani Lubis