PEMERINTAH Kabupaten Mandailing Natal dibawah Komando Drs.H.Dahlan Hasan Nasution dan HM.Jakfar Sukhaeri Nasution, terus melakukan berbagai terobosan pembangunan dan masyarakat Mandailing Julu khususnya Kotanopan justuru ramai-ramai menyerahkan tanahnya untuk dijadikan jalan serta pembangunan sarana pendidikan, sehingga terlihat bahwa budaya gotong royong yang dimiliki nenek moyang kita masih melekat didalam diri warga Mandailing Julu.
Maksudnya..? bukan menuduh, tetapi saat ini di Kota Panyabungan lagi heboh terkait dengan pengaduan sekelompok masyarakat terhadap pembangunan Tapian Siri-siri dan Taman Raja Batu dimana telah sampai beberapa pejabat dilingkungan Pemkab Madina telah dimintai keterangan oleh pihak Kejatisu di Medan dan masyarakat Kotanopan justuru berlomba-lomba menyerahkan tanahnya agar dijadikan pasilitas umum demi untuk percepatan pembangunan Mandailing Natal.
Kalau Prof.Dr.Todung Mulya Lubis mengatakan “ Tidak Ada Manusia Yang Sempurna, Jangan Gaduh dan Gontok-Gontokan, mari kita dukung pembangunan “ dan Prof.Bismar Nasution (Dosen USU) lain pula mengatakan “ Contoh Itu Pembangunan Yang Dibuat Bupati Madina” sedangkan Marsekal Muda Syahrul Efendi Lubis,SE mengatakan” Kenapa Harus Ribut, Ayo Bersama-sama Membangun Daerah Kita “
Bayangkan, kalau kita menelaah “Maklumat“ yang dibuat Bupati Madina,sebenarnya masyarakat banyak yang “Bingung” karena pembangunan yang dilakukan Bupati Madina Drs.H.Dahlan Hasan Nasution adalah dilihat langsung oleh anggota DPRD Madina setiap waktunya sejak dimulai hingga sekarang, tetapi sama sekali DPRD tidak pernah meributkan atau mempergunakan haknya sebagai lembaga pengawas di Bumi Gordang Sambilan ini.
Padahal, siapapun orangnya yang sudah mengetahui fungsi dan peran DPRD akan berkata “ Kenapa Sekarang Diributkan” ada apa, atau ada apa-apanya, sebab lokasi Tapian Siri-siri dan Taman Raja Batu itu dulunya adalah Semak Belukar dan sekarang sudah bias di manfaatkan sebagai objek wisata, sekalipun lokasi itu sampai sekarang belum pernah dikutif PAD(Pendapatan Asli Daerah) nya oleh pihak yang mengelolanya, sebab saat ini menjadi bahan pembicaraan sangat serius oleh pihak-pihak yang telah mengadukannya.
Untuk kita ketahui bersama, bahwa pembangunan kedua lokasi itu secara jujur kharus kita akui lebih dominan dikerjakan dengan gotong royong oleh sesame PNS/ASN khususnya Pimpinan SKPD di Lingkungan Pemda Madina, sebab mayoritas setiap harinya ASN yang bolak-balik diwilayah itu selama ini, sekalipun banyak ASN yang menggerutu disebabkan ada merasa takut dengan Bupati Madina sebagai pimpinan mereka.
Padahal, ujar Aktivis Pembangunan Madina Rudi Alamsyah Hasibuan,ST di Taman Raja Batu, Minggu(18-2) sore, warga Kotanopan dengan sukarela membantu bupati dengan menyerahkan tanahnya dan warga Panyabungan banyak yang protes ini dan itu, itu memang hak mereka, namun apa salahnya kita tidak usah dulu rebut-ribut dan memberikan kewenangan kepada DPRD untuk mepertanyakannya, jika tidak mampu DPRD mempertanyakannya ada baiknya DPRD yang diadukan oleh masyarakat (Bersambung Terus)
Liputan : Putri Lubis
Admin : Dina Sukandar Hasibuan,A.Md