Surat Kabar Mingguan Malintang Pos, itu nama salah satu koran yang berpusat di Kabupaten Mandailing Natal. Usianya masih tergolong anak-anak, tetapi tingkat kepopulerannya sudah sampai ke tingkat basis, yaitu ke masyarakat di pedesaan. Bagi yang suka membaca berita, koran ini kerap diincar.
Penulis sendiri masih ingat, pendiri atau pimpinan umum koran ini pernah memaparkan niat dan keinginannya membuka perusahaan media. Kala itu pendirinya masih aktif sebagai anggota DPRD Madina. Bahkan, penulis sendiri sewaktu itu diajak ikut berperan disitu. Namanya niat yang baik, tentu saja musti didukung, walaupun hanya sekedar dukungan pemikiran.
Sekarang, SKM Malintang Pos itu sudah menginjak usia enam tahun.
Menurut beberapa peneliti ilmiah di bidang media, surat kabar atau koran memang akan terus bertahan sebagai referensi informasi bagi pembacanya di mana pun berada.
Tetapi, ada banyak sekali tantangan yang dihadapi perusahaan media massa (surat kabar). Apalagi saat ini semua sudah serba digital. Sedikit-sedikit orang mencari berita lewat internet, misalnya google sebagai aplikasi paling cepat untuk diakses semua orang. Sehingga, koran seolah-olah mulai tertinggal.
Bicara tentang kecepatan akses informasi, memang benar, media online adalah pilihan pembaca. Tetapi, yang sering terjadi adalah mengenai akurasi data dan informasi serta pertanggungjawaban terhadap publik. Disini barangkali yang membuat sebagian pembaca masih tetap setia menjadikan koran sebagai pilihan.
Adanya berita hoax atau sebutan lain yang pada intinya sebuah informasi tidak benar kerap kali diproduksi media online yang tidak jelas perizinannya. Hal ini bisa kita amati, setiap ada ajang Pemilihan Umum, kita sering menemui link atau website berisi berita yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah pemberitaan serta tidak mematuhi kode etik jurnalistik.
Dan, dapat dipastikan, informasi yang tidak memenuhi standar pembuatan berita dan tidak mematuhi kode etik jurnalistik, maka bisa berujung hoax. Parahnya lagi, bisa melahirkan fitnah hingga Hate Speech (ujaran kebencian). Dan, ujung-ungnya bermasalah ke ranah hukum.
Kembali ke SKM Malintang Pos. Penulis melihat, Malintang Pos sudah mulai berbenah dan ‘mempercantik’ diri bagaimana supaya tetap dilirik pembaca. Misalnya, SKM Malintang Pos sudah membuka hosting media online. Ini suatu kemajuan dalam menampung kebutuhan pembaca terhadap akses kecepatan informasi.
Malintang Pos juga punya ‘keberanian’ untuk mengungkap berbagai isu yang dikemas menjadi sebuah berita. Banyak media yang hanya mengulas pemberitaan dalam bentuk seremoni. Tetapi terkadang melupakan sisi kontrolnya terhadap semua lembaga pemangku kebijakan. Barangkali sudut yang ini selalu dipertahankan agar pembaca terus memberikan kepercayaan kepada Malintang Pos.
Di usia keenam tahun ini, penulis tentu punya ide dan pemikiran yang barangkali berguna untuk kejayaan Malintang Pos ke depan.
Pertama, penulis mengusulkan agar informasi yang dihasilkan dari SKM Malintang Pos lebih beragam lagi. Tidak semua pembaca suka dengan berita politik, berita kriminal, berita pemerintahan, atau berita tindak pidana korupsi. Banyak pembaca yang ingin tahu mengenai berita yang menyangkut kebutuhan hidup rumah tangga.
Misalnya, harga berbagai komoditi hasil bumi yang ada di Kabupaten Madina. Harga kebutuhan pokok di dalam rumah tangga, dan sebagainya. Kita berharap SMK Malintang Pos ke depan lebih memperkaya informasi yang menyangkut kebutuhan masyarakat yang demikian.
Kemudian, penulis juga menyarankan, supaya SKM Malintang Pos membekali semua wartawan dengan pendidikan jurnistik. Hal ini barangkali bisa bekerja sama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) melalui Ujian Kompetensi Wartawan, bilamana nanti sudah ada agenda kesitu.
Terakhir, penulis berharap Malintang Pos sebagai media yang lahir dan besar di Kabupaten Madina, ikut berperan mencerdaskan kehidupan bermasyarakat melalui informasi-informasi berimbang dan akurat. Memberikan pendidikan yang baik serta pemberitaan yang menyejukkan.
Selamat Ulang Tahun ke-6 SKM Malintang Pos, semoga tetap jaya dan jadi sumber informasi pembaca.
Penulis :Muhammad Ridwan Lubis, S.Pd
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kab. Madina
Admin : Dina