Hasrat tak pernah bisa direkayasa. Ia hanya hadir karena sentuhan yang tepat. Begitulah Syahrul E. Lubis, sengaja datang di saat Madina memulai rangkaian acara Gebyar HUT Madina ke-18. Siapa sebenarnya dia?
Di luar dugaan. Sayup-sayup terdengar kabar, tokoh perantau putra asli Panyabungan ini bakal hadir di keramaian Gebyar HUT (Hari Ulang Tahun) Kabupaten Mandailing Natal ke-18. Tanya sana-sini, nyata benar. Apa gerangan yang membawanya kembali ke Bumi Gordang Sambilan ini?
Sesungguh, seperti pernyataannya kepada Malintang Pos pekan lalu (4/3), tak ada hal besar, apalagi fatal. Misinya, sangat sederhana. Sekedar datang di saat yang istimewa. Sekedar melihat Mandailing Natal lebih dekat. Sekedar merekam jejak-jejak pembangunan setelah Madina berusia 18 tahun.
Apakah karena tahun ini gebyar HUT-nya lebih gencar, lebih glamour dan lebih sensansional?
Jawabannya, “Tidak juga. Seperti apa pun wajah Madina saat ini. Seperti apa pun seremoni rangkaian acara HUT-nya kali ini. Saya memang sudah punya hasrat dan berniat untuk hadir di Panyabungan.”
Itu saja? Hanya sebegitu biasanya? Tak ada motifasi lain?
Mendapat pertanyaan ‘nyecar’ seperti tidak membuat Marsda TNI Syahrul E. Lubis tampak grogi sedikit pun. Selain senyum simpatik dengan pancaran ketenangan dan keakraban, dia menjawab, “Ya, jelaslah saya punya tujuan. Tapi, tak seperti kesan kebanyakan orang pulang kampung. Dalam setahun ini, saya memang sudah beberapa kali pulang ke Panyabungan. Kali ini, pulang yang paling biasa. Yang bikin heboh, mungkin karena HUT Madina-nya.”
Siapa Dia?
Syahrul Lubis lahir di Pasar Lama Panyabungan, tepatnya tak jauh dari Mesjid Qubro wal-Huffadz, Pasar Lama, 15 November 57 tahun lalu. Dia bergabung dengan TNI Angkatan Udara dan mengawali karir militernya dengan jabatan Ps Kasi Peslatu II Sbds Peslatu.
Beberapa tahun kemudian, alumni SMA Negeri 1 Panyabungan ini mendapat kepercayaan untuk menjabat sebagai Kadep Matra Seskosau (2005). Lima tahun kemudian menjabat sebagai Dirharpesbang Koharmatau. Pada 2015 lalu, naik lagi menjadi Pati Sahli Kasau Bid. Sumdanas. Selang beberapa bulan pidah ke Irbin Sumda Itjenau.
Selanjutnya, per Oktober 2016, Syahrul Lubis terus melejit untuk jabatan Pa Sahli Tk.III Bid. Jahpers Panglima TNI. Sebulan kemudian, pangkatnya pun naik dari Marsma menjadi Marsda.
Melengkapi perjalannanya, putra guru mengaji yang cukup terkenal di sekitar Panyabungan ini juga sempat belajar khusus tentang ekonomi.
“Alhamdulillah, saya bisa meraih gelar Sarjana Ekonomi (SE). Saya ingin punya pemahaman yang baik tentang ekonomi. Jangan pula mentang-mentang, lalu kita tidak mau punya pengetahuan lebih tentang hal lain, seperti ekonomi. Makanya, saya sekolah lagi di Fakultas Ekonomi dan bisa selesai,” sambungnya.
Bukan Rindu Biasa
Kembali soal kepulangan kali ini, abang ipar (lae, dalam bahasa Mandailing) dari mantan Lurah Kotasiantar Pausir Nasution ini mengaku, memang bukan karena rasa rindu seperti yang biasa dia rasakan beberapa tahun lalu, atau yang melanda umumnya perantau dari Mandailing.
Lebih dari itu, dia ingin lebih mengenal Madina. Salah satu caranya, lanjutnya, dengan hadir di Madina pada saat Pemkab Madina mengekspos keadaan terkini, termasuk melalui pameran dan beragam acara besar.
Salah seorang temannya di Panyabungan menyebutkan, “Sang Jenderal bakal hadir di acara Pembukaan Rangkaian HUT Madina ke-18, termasuk ikut menjadi salah satu peserta Pesta Minum Kopi 2.500 gelas. Kemungkinan besar, beliau tak sampai moncot (menginap) di Panyabungan. Selesai acara, langsung kembali ke Jakarta.”
Ada jadwal bertemu Bupati Madina Drs. Dahlan Hasan Nasution?
Pengusaha muda pemilik Kampung Kaus Madina (KKM), Sobir Lubis SH, menjawab, “Saya kira tergantung kesempatannya. Kalau ada kesempatan berjumpa, ini momentum yang baik untuk bertemu. Kenapa tidak? Tapi kalau pun tidak, tidak akan menjadi hal aneh atau mengherankan.”
Lebih jauh lagi, Ketua Kadin Madina itu memberikan gambaran, ada misi kecil yang dia bawa. “Misi kecil yang saya harap punya imbas luas. Beliau menyebutkan, dia bersedia pulang walau hanya sejenak terutama untuk menjadi motivasi bagi perantau lain. Saya sependapat juga dengan bapak Bupati Madina, kalau sudah sukses di rantau alangkah baiknya jika mereka mau berinvestasi di Mandailing Natal.”
Seperti pernyataan Bupati Madina kepada Pemimpin Redaksi Malintang Pos, Iskandar Hasibuan, belum lama ini, Bupati sudah berjanji akan memberikan kemudahan dalam hal perizinan bagi perantau yang berniat investasi di Mandailing Natal.
“Soal investasi, tidak harus skala besar. Cukup sebagai bukti perhatian kepada Madina, lebih-lebih setelah berusia 18 tahun. Saya rasa, sekalipun belum jumpa, Pak Jenderal juga tertarik investasi di Mandailing Natal. Mudah-mudahan saja, setidaknya istilah “investasi” tidak hanya menjadi milik orang luar atau orang asing saja,” ungkap Iskandar Hasiubuan. (Ludfan Nasution, Wakil Pemimpin Redaksi Malintang Pos)
Admin : Dina Sukandar Hasibuan.A.Md