”Debat” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing.
Sudah jelas, pada acara Debat, kontestan pilkada saling memberikan wacana kepemimpinannya ke depan, adu visi dan misi, serta adu cerdas dalam menyikapi persoalan.
Sebab, Rangkaian dari ritual dan instrumen penting pra-pilkada serentak 09 Desember 2020 mendatang adalah debat antar kontestan pilkada.
Komunikasi antara rakyat dan calon pemimpin yang akan berkuasa tiga tahun mendatang diharapkan bisa terjalin dengan kegiatan ini, demokrasi akan makin matang jika rakyat memilih calon pemimpin secara rasional, bukan emosional, apalagi hanya ikut-ikutan. Debat terbuka menjadi solusi.
Memang, dari debat terbuka ini para kontestan dapat menyampaikan visi dan misi dan yang terpenting dapat dijadikan kesempatan membangun kontrak sosial dengan masyarakat.
Biasanya, Aturan debat diatur sedemikian matang. Tema debat telah ditentukan jauh hari. Pemilihan moderator, durasi, tempat, dan rundown acara diatur sebagaimana seharusnya oleh pihak pelaksanaan debat.
Sedangkan, Para kandidat telah siap dengan konsep kerangka jawaban berdasarkan visi dan misi yang mereka jual kepada rakyat.
Begitupun, Yang patut digarisbawahi, bahwa budaya permisif merupakan kepastian dipahami oleh peserta debat, saling sindir, bahkan dengan ejekan atau kecaman.
Tak perlu heran jika debat menjadi seperti pertarungan tinju di ring, ada yang bisa menang dengan knock out atau ada yang uring – uringan jika antara paslon saling serang, lebih -lebih patahana yang biasa selalu terpojok dalam setiap debat.
Visi -Misi Calon Bupati/Wakil Bupati Mandailing Natal, muncul pasti jauh -jauh hari sudah dirunuskan, atau di undang ahli segala bidang, kata -katanya dibuat rapi, agar jangan sampai menjadi bahan serangan kandidat lainnya di acara debat.
Sebenarnya, Debat Kandidat itu hanya serimoni yang memang tidak bisa membuat calon menang langsung, sebab sehebat apapun Visi -Misi calon, belum pernah menjadi pemang, tapi lobih dominan si Calon membuat Tim yang Tangguh dan Solid untuk mempengaruhi pemilih, itu yang benar bisa diyakini warga pemilih.
Sederhana saja, Siapa Calon Bupati/Wakil Bupati Madina yang mampu membersihkan dan menata kota Panyabungan, tanpa menggunakan APBD seperti selama ini milyaran dana dianggarkan untuk Persampahan, tapi sampah numpuk dimana -mana, padahak anggarannya ada.
Selain itu, jujurlah Calon semua, bahwa jalan – jalan ke desa dan ke sentera pertanian masyarakat 90 % lebih rusak dan porak -poranda dan juga penataan kota Panyabungan acak -acakan hingga November 2020 sekarang.
Tentu, dari tiga Paslon dan TS nya sebaiknya jalan -jalan ke desa-desa dan areal pertanian masyarakat, lalu buat catatan, sampaikan solusinya di Debat Kandidat, bukan membangun dimasa kampanye, karena masa kampanye itu bukan masa membangun.
” Yakinkahlah rakyat dimasa kampanye, serta selama masa kampanye banyak aspirasi yang disampaikan rakyat, berikan solusi di acara debat dan laksanakan jika sudah diberi amanah, itu yang benar, ” Ujar Darman Pulungan salah seorang politisi di Madina (Bersambung Terus)
Admin : Iskandar hasibuan.