ANGGARAN Yang digelontorkan untuk lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal,setiap tahunnya tidaklah sedikit sebagai wujud Bupati/Wakil Bupati yang melihat warganya sehat sesuai dengan Visi dan Misi nya yang telah tertuang dalam lembaran daerah, tetapi nyatanya banyak Puskesmas sekarang ini kurang diminati warga sebagai tempat berobat disebabkan adanya pembiaran dari Kepala Dinas Kesehatan.
Semula, masyarakat merasa heran dengan sikap Bupati Madina Drs.H.Dahlan Hasan Nasution yang memperlambat Pengukuhan/Pelantikan Drg.Ismail Lubis sebagai Kadis Kesehatan menunggu dilaksanakan lelang jabatan bagi Eselon II sesuai Undang-Undang Aparatur Sipil Negara(ASN) dan setelah melihat secara nyata sekarang ini maka wajarlah Bupati sekarang bertindak tegas dan segera melakukan lelang jabatan agar persoalan kesehatan diwilayah Mandailing natal,semakin baik kedepan ini.
Tim Redaksi Malintang Pos Group dipimpin langsung Iskandar Hasibuan,yang telah melakukan Investigasi,Wawancara, Dialog, bincang-bincang dengan berbagai pihak selama kurang lebih 10 hari di sekitar Puskesmas yang ada di Mandailing Natal,mayoritas masyarakat mengharapkan agar Pansel Lelang Jabatan untuk Eselon II khususnya jabatan Kadis Kesehatan jagan sampai ada yang melakukan Intervensi, sebab ada isu yang berkembang bahwa jabatan Kadis Kesehatan ada yang melakukan Interpensi kepada Bupati Madina, mudah-mudahan hal itu tidak lah benar.
N.Br.Siregar di Kecamatan Nagajuang, mengaku bingung dengan jajaran Dinas Kesehatan khususnya Kadis dan pihak Puskesmas, sebab setiap masyarakat datang ke Puskesmas sangat jarang ada obat yang di inginkan masyarakat dan akhirnya sekarang warga lebih baik ke RSUD Panyabungan serta RS.Permata jika ingin mendapatkan obat.
“ Ketika kami ke Siabu, kami melihat masyarakat wilayah itu banyak berobat datang ke Puskesmas, tapi di Puskesmas Nagajuang, pegawainya lebih banyak ngomong ngolor ngidul ketimbang melayani masyarakat yang mau berobat,” ujar Siregar.
Mengutif komentar Ketua Mahasiswa anti Korupsi Sumatera Utara atau MAKAR, Julfiam Harahap di StartNews yang mengatakan, dana Vakasi (Jasa Medis dan Paramedis BPJS di Puskesmas) Dinas kesehatan kabupaten Mandailing Natal yang bersumber dari BUMN. Baik Dana tahun 2016 bernilai Rp.19.369.498.692 dan tahun 2017 senilai Rp.17.244.022.692.sangat wajar dipertanyakan
Kenapa…? karena pelayanan Puskesmas di Mandailing Natal yang masih tergolong apa adanya. Terus kata Julfian Harahap, dari 36 Miliar lebih anggaran yang digelontorkan untuk hal ini selama dua tahun sama sekali kondisinya tidak jauh berbeda dengan sebelum adanya dana Vakasi tersebut.
Contohnya papar Ketua MAKAR tersebut, masih banyak pasien yang memang tidak mau berobat ke Puskesmas karena fasilitas puskesmas yang tidak menunjang ditambah lagi pelayanan yang tidak memuaskan dan selalu merujuk pasien ke RSUD.
“ Dana VAKASI (Jasa Medis dan Paramedis BPJS di Puskesmas) dengan pagu 36 Miliar selama duan tahun ini harus jelas kemana posnya. Karena dugaan dana tersebut adalah dana segar yang bisa saja di mark up penggunaannya oleh oknum tertentu,”tegas Julfian Harahap yang dikutif dari StartNews.
Ketua LSM.Merpati Putih Tabagsel Khairunnisyah di Kota Panyabungan, sangat yakin sekali jika Komisi IV DPRD Madina punya niatan yang baik memanggil Kadis Kesehatan Madina drg.Ismail Lubis dan seluruh Ka.Puskesmas untuk mengetahui secara jelas dan sekaligus kalrifikasi terkait keadaan Puskesmas selama ini agar pelayan kesehatan semakin baik, begitu juga sebaliknya jika DPRD ngak memanggil Kadis Kesehatan.
Selain itu, sebaiknya Bupati Madina Drs.H.Dahlan Hasan Nasution haruslah bertindak tegas, jangan gara-gara seorang ASN jadinya nama baik bupati rusak ditengah-tengah masyarakat dan tentu Bupati harus segera menyampaikan kepada masyarakat bahwa Kadis Kesehatan seperti apa sebenarnya, sebab sudah banyak sorotan dari masyarakat( Bersambung Tiap Hari).
Admin : Siti Putriani Lubis