Melirik Desa Manambin (2), Gordang Sambilan Tembus ke Malaysia dan Jepang

Dua kanan Ja’far Lubis si Pembuat Gordang Sambilan bersama LSM dan Wartawan

PEMERINTAH  Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara seharusnya sejak adanya Dana Desa(DD) tahun 2015- 2019 yang lalu, membuat suatu kebijakan untuk “Membudayakan” Gordang Sambilan ditengah-tengah masyarakat, dengan mengalokasikan anggaran Dana Desa(DD) untuk pembiayaan pembuatan Gordang Sambilan yang sudah sampai pemasarannya hingga Malaysia dan Jepang sesuai pengakuan pembuatnya.

            Putra Asli Kotanopan yang juga Wartawan Lokot Husda Lubis, dalam laporannya yang diterima Redaksi Malintang Pos, terkait dengan penelusurannya dalam pembuatan Gordang Sambilan di Desa Manambin, berikut ini Laporannya akan dibuat secara Bersambung.

            Pagi itu jarum jam masih menunjukkan pukul 9.00 Wib, namun laki-laki separuh baya itu mulai sibuk mengerjakan potongan-potongan kayu yang ada di depannya. Tidak lama berselang di ambilnya pahat  dan martil untuk melubagi bagian tengah kayu sambil sesekali melap bagian muka yang basah di akibatkan peluh yang  muncul dikarenakan terpaan matahari yang mulai tinggi.

            Ja’far Lubis adalah salah satu pembuat Gordang Sembilan yang ada di daerah Mandailing Julu, tepatnya di desa Manambin Kec. Kotanopan Kab. Mandailing Natal.  Profesi ini sudah digelutinya selama bertahun-tahun, Gordang yang sudah di baut pun sudah tidak terhitung jumlahnya. Begitu juga dengan tempat penjualan Gordang bukan saja di daerah Mandailing Natal, tapi juga sampai keluar negeri seperti Malaysia dan Jepang.

Pake kaos kiri Jafar Lubis pembuat Gordang ketika dialog

“Awalnya menjadi pembuat Gordang Sembilan adalah coba-coba, kebetulan ada orang yang memesan saat itu. Setelah selesai, ternyata hasilnya bagus, berselang beberapa lama kemudian datang lagi pesan yang lain. Membuat gordang ini bukanlah profesi turun temurun, tapi sifatnya otodidak atau belajar sendiri, kita belajar dari apa yang kita lihat dan kemudian kita lakukan. Kebetulan profesi saya sebelumya  adalah  tukang, jadi tidak begitu kesulitan untuk membuat gordang ini,” sebut Ja’far

            Dikatakannya, tidak semua tukang bisa membuat Gordang Sembilan. Kalau  ingin jadi pembuat Gordang, minimal  harus tahu sedikit banyaknya Gordang Sembilan, mulai dari jenis-jenisnya, kayu yang baik digunakan untuk Gordang sampai kepada alat perlengkapan lain yang dibutuhkan. Bukan itu saja, sedikit banyaknya kita juga harus tahu sejarah dan kegunaan Gordang Sambilan.

            Ja’far Lubis berprofesi sebagai pembuat Gordang mulai tahun 2000 lalu. Selama itu sudah puluhan Gordang Sambilan yang sudah dikerjakannya. “Jumlah pastinya saya tidak ingat berapa. Tapi yang jelas, jumlahnya sudah cukup bannyak,” ujarnya.

            Saat pertama kali membuat Gordang,  untuk menyelesaikan 1 set Gordang bisa sampai 3 bulan. Namun belakangan,  bisa di selesaikannya dalam waktu 1 bulan. “Itu tergantung cuaca, saya katakan  demikian karena kalau cuaca buruk, maka kita sangat kesulitan mencari kayu untuk bahan pembuatan Gordang ini,” paparnya.

            Dilanjutkannya, Gordang Sambilan ini di pasarkan bukan saja di tingkat Kabupaten Mandailing Natal, tapi juga sampai ke tingkat nasional dan luar negeri, seperti ke Malaysia dan Jepang. Untuk negara Malaysia saja, mulai tahun 1999-2012 kita sudah mengirimkan 8 stel Gordang Sembilan, sedangkan untuk negara Jepang baru satu kali pengiriman di tahun 2012 lalu.

            Untuk skop nasional, kita juga sudah beberapa kali mengirim ke Jakarta dan Medan. Terakhir seminggu lalu kita mengirim Gordang Sembilan ini ke Kalimantan. Sedangkan untuk di Mandailing Natal yang ada kalangan raja-rajanya sudah hampir kita buat. Begitu juga  di kalangan Pemkab Madina, di beberapa instansi yang memesan Gordang ini telah kita buatkan.

Sedangkan jenis kayu yang dipakai untuk pembuatan Gordang Sembilan adalah jenis ingul yang berlobang di bagian tengah. Paling sulit adalah mencari bahan bakunya yaitu kayu ingul. Belakangan ini  jenis kayu ini memang agak susah di dapatkan, apalagi  kayunya harus berlobang di tengah. Makanya tidak mengherankan, selain di sekitar desa Manambin, kita juga mencari kayu di luar desa, seperti ke desa Simpang Banyak Kec. Ulu Pungkut, Sibanggor, Hutanamale dan desa-desa lainnya di sekitar Madina (Bersambung Terus)

 

 

 

Penulis : Lokot Husda Lubis

Admin  : Iskandar Hasibuan

Komentar

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.