Mencapai Haji Mabrur

Penulis Bintang Rosada
Dosen STAIN Madina

HAJI Merupakan salah satu rukun islam yang dianjurkan bagi setiap orang yang mampu, baik secara finansial, kesehatan mental fisik dan pengetahuan (aqil).

Pelaksanaan haji sendiri dapat berubah menjadi empat hukum bedasarkan fatwa para ulama, diantaranya: Wajib, bagi mereka yang mengatasnamakan haji dalam nazarnya.

Sunnah, bagi mereka yang belum baligh dan mereka yang pernah melaksanakan haji sebelumnya. Makruh, bagi mereka yang beberapa kali berangkat haji akan tetapi hidup di sekitar fakir miskin.

Haram, bagi mereka yang ingin melakasankan haji dengan niat untuk melakukan perbuatan yang berdosa (merampok dan menjarah).

Mandailing Natal yang merupakan kabupaten yang terkenal sebagai serambi mekah Sumatera Utara tak ketinggalan untuk menyemarakkan keberangkatan para jamaah haji,

Sebagai upaya rasa syukur atas banyaknya masyarakat Mandailing Natal yang dapat berangkat melakukan ibadah haji.

Terlaksananya rukun islam ke lima bagi masyarakat Mandailing Natal menjadi salah satu misi yang menggambarkan bahwasanya kabupaten Mandailing Natalsebagai negeri yang senantiasa bersyukur dan berbenah.

Bersyukur atas segala karunia tuhan yang maha kuasa dengan dibentangkannya alam Mandailing Natal yang subur dan berlimpah, yang menjadikan kehidupan masyarakat yang makmur .

Pada tahun ini kabupaten Mandailing Natal telah memberangkatkan para jamaah haji kloter pertama berjumlah 360 orang, yang dilepaskan di pelataran masjid agung Nur A’la Nur dan diberangkatkan melalui armada bus ALS (antar lintas sumatera) melalui jalur medan sumatera utara.

Beberapa sanak keluarga melepas kepergian para jamaah haji dengan berbagai suka dan deraian air mata.

Haji hakikatnya adalah suatu penghambaan seorang hamba dengan mengunjungi baitullah (rumah Allah) sebagai sarana untuk bertemu dengan sang penciptanya.

Sebagai perjalanan spiritual, pelaksanaan haji dapat menggambarkan seberapa gigihnya seorang hamba yang mengharapkan keridhoan ilahinya dengan hati dan pikiran yang menghamba.

Karena setiap rangkaian kegiatan yang dilaksanakan pada saat berhaji dihitung sebagai pahala, sehingga allah menjadikan keistimewaan haji diantaranya: selain sebagai penggugur dosa bagi yang melaksanakannya juga dapat memberikan syafaat kepada orang sekelilingnya yaitu keluarga.

Haji disebut sebagai ibadah sebagaimana melakukan ibadah lainnya seperti solat, puasa, dan zakat, akan tetapi setiap pengamalan ibadah tentu dapat diterima atau tertolak. Sebagaimana pengamalan haji dapat diterima atau tertolak.

Diterima karena beberapa faktor yang menjadikan pengamalan haji sesuai dengan syariat islam, sedangkan tertolak karena beberapa faktor yang menjadikan pengamalan haji tidak sebagaimana mestinya (tak memberi manfaat), karena dinodai dengan niat yang salah, kemaksiatan, dan bekal yang subhat atau haram.

Sebaliknya, haji yang diterima atau yang sering disebut haji mabrur merupakan haji yang diterima oleh Allah SWT karena pengamalannya dilakukan dengan baik dan benar serta dengan bekal yang suci terhindar dari yang haram.

Haji mabrur dapat terlihat hetika terdapat perubahan tingkah laku seseorang ke arah yang lebih baik, khususnya dalam menaati segala perintah Allah SWT.

Setiap muslim yang melaksanakan haji tentu sangat mendambakan haji mabrur, yang dapat memberikan manfaat tidak hanya pada dirinya akan tetapi juga untuk orang yang berada di sekitarnya.

Berbagai cara dapat ditempuh untuk mendapatkan predikat haji mabrur diantaranya: meluruskan niat atas dasar keikhlasan semata hanya untuk mencari ridho Allah SWT, bekal selama berhaji merupakan harta benda suci yang terhindar dari ghahar (riba), senantiasa beribadah dengan khusyu’ semata –mata sedang berhadapan dengan Allah SWT, memaksimalkan berbuat baik kepada sesama selama melaksanakan haji, dan menjalankan ibadah haji sebagaimana tuntunan Rasulullah SAW.

Sebagai umat muslim yang taat, hendaknya kita senantiasa menjalakan tuntunan haji dengan hati yang suci dan ikhlas, untuk mendapatkan manfaat dan kelancaran haji yang dapat menghantarkan kita pada haji mabrur.

Tak ketinggalan para jamaah haji asal Mandailing Natal tentu sangat mengharapkan predikat haji mabrur melekat pada setiap dirinya, sebagaimana harapan bupati Mandailing Natal dalam sambutannya saat melepaskan kepergian para jamaah haji di masjid Agung Nur A’la Nur. Semoga harapan menjadi haji mabrur dan mabruroh tersebut diijabah oleh Allah SWT.

Penulis : Bintang Rosada

Dosen : STAIN Mandailing Natal

Admin : Iskandar Hasibuan.SE.

 

Komentar

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.