Mencari Figur Wakil Rakyat(1), “ Sejauh Mana Wakil Rakyat Kita Menyahuti Asfirasi Rakyat”

Dita Risky Saputri Hasibuan Bacaleg DPRD Sumut Dapil Tabagsel

MEMBICARAKAN  Calon Legislatif di tahun 2018 sekarang ini, maka kita akan ingat dan berkata dengan jujur “ Sudah Sejauh Mana Wakil Rakyat Kita Menyahuti Asfirasi Rakyat” dan jawabnya silakan setiap masyarakat pemilih yang telah menjatuhkan pilihannya sehingga sekarang ada 40 anggota DPRD Mandailing Natal yang produk Pemilu Legislatif 2014 yang lalu dan dipastikan hampir 95 % masih akan ikut di Pemilu Legislatif 2019 yang akan dating ini.

            Saat ini, kantor Partai Politik yang tadinya sama sekali tidak pernah buka baik siang maupun malam hari disebabkan minim kegiatan, tetapi pada menjelang Pileg/Pilpres 17 April 2019 dan sekarang ini tahapan Pendaftaran Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah(DPRD) khususnya di Kabupaten Mandailing Natal, sebahagian besar kantor Parpol buka dan terlihat masyarakat hilir mudik disetiap kantor partai yang ada di Kota Panyabungan.

            Kalimat “ Ganti DPRD Madina, DPRD Mandul, DPRD kurang asfiratif serta tudingan lainnya ke DPRD “ hampir setiap hari menghiasi dinding Facebook maupun Medsos (Media Sosial), tentu itu semua sebagai wujud kekesalan terhadap posisi dan kinerja DPRD yang dari tahun ke tahun belum ada kita lihat yang signifikan dan benar-benar menjadi panutan masyarakat.

            Yang benar..? kita sering baca di Facebook dan Medsos bahwa ada bebarapa orang anggota DPRD mendapat pujian dari masyarakat dan tidak sedikit yang mendapat cacian dari masyarakat Mandailing Natal dan gaung “ Ganti DPRD Madina” berkumandang, tentu salah satu bentuk protes disebabkan minimnya kualitas dan tidak asfiratifnya wakil rakyat kita.

            Makanya, ketika KPU mengumumkan bahwa mulai tanggal 4-17 Juli 2018 seluruh Parpol sudah harus mendaftarkan Bacalegnya ke KPUD melalui SILON, tentu masyarakat berharap agar kualitas Bacaleg semakin baik sekalipun muncul berita “ Caleg Abal-abal” adalah suatu bentuk protes yang muncul dari masyarakat dan setiap politisi harus bijak untuk menyikapinya dengan baik dan santun, tanpa harus menyalahkan si pembuat berita dan yang komentar.

            Kenapa..? karena itulah wujud keluh-kesah masyarakat kita di Mandailing Natal, bukan mau menghakimi 40 wakil rakyat yang akan meng ahiri jabatannya priode 2014-2019 sekitar 02 September 2019 mendatang, tapi semata-mata rakyat sudah mulai bergerak untuk melakukan protes, sekalipun protes masyarakat itu diperkirakan tidak akan membuahkan hasil yang baik.( BERSAMBUNG)

 

 

 

 

Admin : Siti Putriani Lubis

Komentar

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.