MASYARAKAT Mandailing Natal sangat ingat betul dengan Pelantikan Drs.H.Dahlan Hasan Nasution pertama sekali menjadi Bupati oleh Gubsu Gatot Fuji Nugroho di Gedung Serbaguna Panyabungan 09 Oktober 2014 yang lalu menggantikan HM.Hidayat Batubara yang tersandung kasus hukum.
Gubsu Gatot Fuji Nugroho waktu itu, mengingatkan Dahlan agar mewujudkan Visi dan Misi yang telah mereka sampaikan waktu kampanye pencalonnannya dan segera melakukan kondolidasi.
Kalau dihitung sejak Drs.H.Dahlan Hasan Nasution menjadi Bupati Mandailing Natal sejak dilantik Gubsu 09 Oktober 2014 , sudah hampir DELAPAN (8) tahun era kepemimpinan Dahlan Hasan Nasution, selaku bupati di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumut bukanlah waktu singkat.
Namun, kebijakan dalam upaya perbaikan ekonomi masyarakat sangat tampak tak terarah.
Kalau saya menyebutnya, ekonomi daerah ini seolah berjalan alami.Dus, pembangunan fisik pun demikian.
Begitu banyak angan-angan digelontorkan Dahlan Hasan, dalam bahasa teknisnya: rencana, tapi nyaris semua terbengkalai. Tidak jelas progresnya, bahkan terkesan hanya sekadar seremonial belaka ingin menuai pencitraan.
Terkesan pula, setiap rencana pembangunan naso jelas alias NJ ini muncul tanpa kajian. Tanpa perencanaan matang
Bahkan ketika serimonial peletakan batu pertama dilakukan, misalnya, gambaran sumber pendanaan pun belum jelas.
Berharap “durian” runtuh dari langit, tetapi nyatanya tidak atau belum “runtuh-runtuh” juga.
Berikut coba kami urai beberapa rencana proyek NJ yang terkesan mengdepankan seremonial dan dan manis di bibir saja.
Saya ambil contoh, ketika menyampaikan sambutan pada peletakan batu pertama pembangunan kampus STAIN Madina di Tor Si Ojo, Kotanopan, Dahlan Hasan menyebutkan, “Diharapkan pada penerimaan mahasiswa baru tahun 2019, kampus Tor Si Ojo sudah berdiri, katanya di depan Darmin Nasution, menko Perekonomian, sat itu.
Sekarang sudah 2019, tapi entah kapan dilakukan petelakan batu kedua. Tak jelas progresnya, bahkan ada di antara proyek seremonial dan “cuap-suap” itu seolah diam seribu bahasa
Sebut saja contoh: rencana pembangunan monumen Jenderal Abdul Haris Nasution dan pembangunan asrama haji yang peletekan batu pertamanya—tak tanggung-tanggung—seorang presiden negera ini.
Berikut coba kami urai beberapa proyek seremonial dan “cuap-cuap” belaka yang belum jelas juntrungnya.
1. Bandara Bukit Malintang
Entah sudah sampai dimana progres realisasi bandara ini. Pada periode 2019 sampai 2020 begitu gencar pemberitaan soal ini, tapi sekarang agak redup. Bak lentera diterpa angin kencang.
Apakah ada upaya mengemas seolah bandara “In syaa Allah” ini bakal terwujud dalam waktu dekat hanya sekadar politis atau kebetulan saat itu jelang Pilkada Madina 9 Desember 2020, wallahu aqlam bissawaf.
Kenapa..? Karena sebelum pilkada “pusat” beberapa kali ke datang ke daerah ini dengan agenda macam-macam.
Namun pasca pilkada nyaris tak terdengar lagi hiruk-pikuk perkembangan pembangunan bandara ini.
Jika kita mencari informasi mengenai bandara ini lewat pencarian google, sungguh planning yang sering diutarakan pemkab jauh melenceng.
Misalnya, dalam sebuah berita disebutkan, bandara akan selesai 2016.
Pada tahun 2017, tepanya 22 Desember, Tengku Erry Nuradi—gubernur Sumut saat itu—mencangkan dimulainya pembangunan bandara dengan ditandai penandatanganan prasasti.
“Dengan dimulainya pembangunan bandara Bukit Malintang diharapkan dapat memberi manfaat, baik kepada masyarakat Madina sendiri maupun masyarakat Sumut dan sekitarnya, karena lokasinya tidak jauh dari provinsi tetangga, Sumbar,” kata Erry, kala itu.
Jika pada pemberitaan sebelumnya disebutkan bandara selesai 2016, lain lagi perkembangan berikutnya.
Pada 16 Maret 2019, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pembangunan Bandara Bukit Malintang dimulai 2019.
Kata menteri, jika Pemkab Madina bisa menyelesaikan pembersihan lahan secara cepat, proses pembangunan diperkirakan berlangsung sekitar dua tahun.
Dua tahun terlewati, sekarang 2021, justru tidak ada kabar signifikan mengenai progres pembangunan bandara tersebut.
2. Pembangunan Asrama Haji
Pada awal 2017, tepatnya Sabtu (25/3), Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo meresmikan pembangunan asrama haji Madina di kawasan Masjid Agung Nur Alannur.
“Asrama haji pertama yang ingin kita mulai pada pagi ini. Semoga nanti bermanfaat bagi seluruh calon jamaah haji maupun jamaah haji yang pulang dari tanah suci,” kata Jokowi.
Tak tanggung-tanggung, saat itu presiden didampingi kementerian terkait. Antara lain: Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki. Turut juga hadir Gubernur Sumut (saat itu) Tengku Erry Nuradi.
Empat tahun berlalu, sampai sekarang Asrama haji yang pembangunannya diresmikan presiden, belum terdengar ada peletakan batu kedua—baru peletakan batu pertama.
Presiden lo, yang meletakkan batu pertama.( Bersambung Terus)
Liputan : Akhir Matondang
Admin : Iskandar Hasibuan.