
MASYARAKAT Sumatera Utara khususnya warga Mandailing Natal ada di berbagai daerah mungkin tertuju pikirannya ke daerah kita,karena Sabtu 24 April 2021 dilaksanakan Pemungutan Suara Ulang(PSU) di 3 TPS.
Dibalik itu, masyarakat juga masih ingat betul program proyek yang menggebu – gebu disampaikan Drs.H.Dahlan Hasan Nasution sebagai Bupati, baik disampaikan melalui pidato maupun keterangan resmi kepada Wartawan dan hingga sekarang proyek yang direncanakan ataupun di angan – angan tersebut belum terwujud dengan baik.

Misalnya, soal Terminal Tipe “A ” yang telah membuat Pegawai Dishub Mandailing Natal,sempat mendekam di Penjara hingga sekarang proyek itu entah sudah bagaimana jadinya.
Untuk kita tau bersama, bahwa Madina salah satu kabupaten di Indonesia yang tidak memiliki terminal, sekalipun tipe-C.
Sudah lama pula terdengar di Pasir Putih, Pidoli Dolok, Panyabungan bakal dibangun terminal—entah tipe apa—tapi sampai sekarang tidak jelas kapan dimulai.
Dikutip dari Waspada.co.id., Kadis Perhubungan Pemkab Madina Hendra Edisa Putra melalui Kabid Lalu Lintas dan Angkutan Hafni ST, Rabu (26/8) yg lalu menjelaskan pembangunan terminal angkutan itu akan terealisasi jika bandara Bukit Malintang selesai dibangun.
“Rencananya kita bangun terminal tipe-A, namun karena kita baru memiliki lahan 1,8 ha dan masih butuh proses perluasan lahan, untuk sementara tipe-C dulu kita bangun,” kata Hafni.
Untuk pembangunan terminal tipe-A, kata dia, diperlukan lahan 5 ha. Pihaknya masih menunggu persiapan lelang karena status tanah sangat diperlukan.
“Kita sudah rencanakan pembangunan ini kurang lebih lima tahun. Kita juga berharap dengan adanya perubahan status jalan nantinya bisa mempercepat realisasi terminal ini,” katanya.
Moeldoko Islamic Centre
Ketika Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko bersama istri Ny. Kowesni Arningsih berkunjung ke Madina, Minggu (8/12/2019), selain melakukan peletakan batu pertama pembangunan monumen Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, dia juga menandatangani prasasti pembangunan Moeldoko Islamic Center dan Sekolah Anak Yatim Piatu yang menurut rencana bakal dibangun di puncak Bukit Muhasabah, Desa Sipaga-paga, Panyabungan.
Waktu berjalan, tak terasa sudah setahun lebih, belum ada tanda-tanda bangunan ini direalisasi.
Mengutip sumber yang tak mau ditulis namanya, tadinya Moeldoko menyangka bangunan itu sudah mulai dibangun dan tinggal menunggu peresmian.
“Pak Moeldoko sangat kecewa begitu tahu pembangunan fisik monumen Abdul Haris Nasution dan Moeldoko Islamic Center belum dikerjakan,” katanya.
Kebun Nanas dan Pisang Terluas
Soal rencana kebon nanas dan pisang terluas—se-dunia?– yang pernah diucapkan Dahlan Hasan ini belakangan sering dijadikan bahan olok-olok para pengguna media sosial (medsos) terhadap pemkab.
Rencana ini dinilai terlalu bombastis, padahal belum tentu melalyi studi dan kajian matang pihak-pihak terkait.
Kalau Madina ingin menjadi daerah terluas kebun pisang dan nanas se Sumatara saja, pasti keteter (baca: sulit). Sustanabilty Senior Manager PT GGP Lampung Arief Fatullah, (2/10-2019), menyebutkan luas lahan perkebunan nanas di provinsi ini sekitar 33.000 ha yang sebagian besar berada di Lampung Tengah.
Kebun nanas di Lampung pun begitu luas, bahkan mereka punya industri pengalengan manisan nanas yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu.
Hingga saat ini, Lampung merupakan salah satu daerah pamasok pisang terbesar ke Pulau Jawa dengan luas lahan 10.855 ha (BPS 2016).
Dalam kunjungan Moeldoko ke Madina, Sabtu dan Minggu (8-9/12-2019), salah satu agenanya adalah kunjungan ke Desa Sikumbu, Kecamatan Lingga Bayu, Madina dalam rangka meninjau lokasi kebun pisang dan kebun nanas, sekaligus pencanangan areal budidaya holtikultura yang saat ini menjadi program besar pemkab.
Sudah bagaimana pula soal program besar areal budidaya holtikultura ini, ah kok saya jadi kepo sih.
Mesin Pengolah Pohon Karet
Dalam rangka HUT ke-20 Madina, pada 2019 lalu, Menko Perekonomian—sat itu– Darmin Nasution menyerahkan bantuan mesin pengolahan kayu karet menjadi bahan baku kayu berstandar ekspor kepada Pemkab Madina yang ditempatkan di sekitar bandara Bukit Malintang.
Menurut Dahlan Hasan, bantuan ini menjawab salah satu persoalan rendahnya harga karet. “Ada masukan. Kalau pun di replanting kayunya hanya jadi kayu bakar saja, nah.. mesin ini jawabannya.”
Nantinya, kata dia, kayu gelondongan hasil replanting dapat langsung dijual petani ke pabrik pengolahan kayu bahan furniture dengan harga lebih tinggi.
“Jadi kebun karet yang sudah tidak produktif getahnya justru kayunya memiliki nilai ekonomis yang tinggi untuk dapat dijadikan pubber wood finger join atau sejenis papan kayu karet rakitan, papan serat, parquet flooring atau furniture kualitas ekspor dan sejenisnya,” kata bupati seperti dikutip dari Madina Pos (10/3-2019).
Jenis pubber wood (kayu karet) ini banyak diminati negara di Eropa karena alasan lingkungan dan memiliki motif yang indah dan halus.
“Negara di Eropa sangat ketat mengenai furniture berbahan kayu alam. Karena ini adalah berbahan kayu budidaya maka biasanya mereka sangat menyukainya, tinggal bagaimana kita mengolahnya dengan baik saja karena ruang itu sudah terbuka bagi kita masyarakat Madina,” ujarnya.
Sayang seribu sayang, kabarnyab saat ini mesin pengolah pohon batang karet ini jadi besi tua dan sempat di ekspos Malintang Pos membuat Bupati Madina ” Uring -Uringan ” di Media Sosial dan hingga 23 April 2021 semua yang disampaikan program proyek tersebut masih sebatas ” Angan -Angan ” Bupati Mandailing Natal ( Bersambung Terus)
Admin : Iskandar Hasibuan.