

PENGALAMAN Pahit masyarakat Desa Malintang Julu, Desa Malintang Jae Kecamatan Bukit Malintang Kabupaten Mandailing Natal,yang terjadi sekitar tahun 2004 yang lalu dimana Aek Patabotung Meluap memporak-porandakan semua yang ada di sepanjang DAS(Daerah Aliran Sungai) dan Minggu malam(26-3) sekitar pukul 21.05 Wib Bencana Banjir kembali meluluh lantakkan bangunan dan areal persawahan masyarakat dan satu orang warga terseret arus sungai dan telah dikebumikan Senin siang(27-3).
Apa Penyebabnya…? Ngak perlu kita mencari kambing hitam dan siapa yang salah lagi, Cuma ada baiknya kita simak sepenggal sair dari Ebiet G Ade “ Mungkin Tuhan Mulai Bosan, Dengan Sikap Kita” agar kita seluruh lapisan masyarakat bukan saja warga Bukit Malintang, tetapi seluruh lapisan masyarakat untuk saling introfeksi diri dari kejadian bencana yang muncul ditengah tengah kita sekarang ini.
Bencana Banjir Bandang telah terjadi diwilayah kita khususnya di Desa Malintang Jae dan Malintang Julu Kecamatan Bukit Malintang dan Desa Simalagi dan Desa Hutabargot Julu Kecamatan Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal,Sumatera Utara dengan kerugian yang sangat tidak ternilai disebabkan adanya korban jiwa, tapi itulah kisah nyata yang sangat memilukan dan membuat kita sedih dibuatnya.

Sebagai bahan renungan buat kita, Saat ini di Indonesia sedang mengalami musibah besar. Terutama musibah banjir yang melanda kota-kota besar di Indonesia, khususnya di ibukota yang sampai pekan ini masih digenangi air. Hal ini di karenakan wilayah Indonesia sedang mengalami musim hujan berkepanjangan dan curah hujannya pun sangat tinggi, sehingga mengakibatkan banjir.
Di perparah lagi dengan lingkungan yang buruk, sampah dimana-mana bahkan sampah bertebaran hampir di setiap sudut kota baik itu Ibukota Kabupeten/Kota diwilayah lainnya seperti Sumatera Utara dan lebih-lebih Kota Jakarta, ini terjadi akibat kurangnya kesadaran masyarakat kota terhadap kebersihan lingkungan.
Makanya tidak heran jika ada orang yang mengatakan bahwa keadaan daerah setelah direndam banjir layaknya pasar swalayan, sampah ada dimana-mana bahkan sampai masuk ke permukiman warga. Dampak yang di timbulkan akibat banjir tidaklah sedikit, tidak hanya merugikan secara materil tapi juga merugikan secara kesehatan, bisnis, perekonomian dan lain sebagainya.
Permasalahan banjir masih menjadi buah bibir masyarakat di mana sajapun desa nya diwilayah Mandailing Natal, tapi agar kita ingat bersama dimana pada kejadian Banjir Bandang Minggu malam(26-3) khususnya di Bukit Malintang, harusnya masyarakat berterima kasih kepada Bupati Madina Drs.H.Dahlan Hasan Nasution dan Kapolres Madina AKBP.Rudi Rifani.S.Ik yang semalaman berada dilokasi banjir.

Itukan tanggung jawab pimpinan…? Benar sekali itu, namun untuk kita ingat bersama selama 18 Tahun Mandailing Natal,telah berkali-kali datang Bencana Alam, apakah ada seorang Kepala Daerah atau Komandan Polisi yang mau bergabung dengan masyarakat untuk membersihkan tumpukan banjir, tentu baru merekalah orangnya.
Karena itu, alngkah baiknya kalau kita masyarakat yang ada di Mandailing Natal, mau secara bersama-sama untuk membantu masyarakat yang terkena musibah banjir, kalau ngak bisa ikut gotong royong janganlah kita menonton dan berbual di Kedai Kopi, marilah kita saling bahu membahu untuk membantu korban banjir.( Bersambung).
Admin : Dina Sukandar Hasibuan.a.Md