KEBAKARAN yang menimpa Pasar Baru Panyabungan 2 Syawal 1438 H yang lalu telah menimbulkan duka mendalam bagi para pedagang yang memiliki kios, Losd ataupun tempat jualan dilokasi pasar dan di perparah lagi hingga September 2018 tempat penampungan sementara bagi seluruh pedagang belum ada kejelasan, sehingga menambah penderitaan bagi seluruh pedagang eks Pasar Baru Panyabungan.
“ Tega kalilah bapak sebagai Wakil Rakyat baru inilah datang ke tempat kami berjualan setelah terbakar dua(2) Idul Fitri yang lalu, apa salahnya bapak sebagai Wakil Rakyat datang mendengarkan aspirasi kami setelah terjadinya kebakaran,” ujar Nur seorang pedagang pakaian kepada Malintang Pos yang berkunjung ke lokasi penampungan pedagang, Sabtu pagi(8-9) sambil melotot mata pedagang lainnya kepada Penulis.
Mendengar kata-kata pedagang tersebut, Penulis menjelaskan bahwa dirinya bukanlah anggota DPRD Mandailing Natal dan si pedagang tersipu malu sambil berkata “ Setahu Kami Bapak Adalah Anggota DPRD dari PDI Perjuangan, makanya saya tadi langsung melontarkan kata-kata itu, maaflah kalau begitu, tolonglah nasib kami ini diberitakan agar DPRD Mau datang melihat kami yang sampai sekarang ini masih seperti ini kondisinya” ujar pedagang sambil tersipu malu.
Disampaikan Nur, bahwa tadinya seluruh pedagang sedikit malas untuk membuat lapak dilokasi sekarang, sebab niat Bupati Madina Drs.H.Dahlan Hasan Nasution yang mempersiapkan lokasi penampungan dibelakang pasar yang terbakar terlihat siang dan malam di kerjakan, tapi pedagang heran belakangan sudah tidak ada aktifitasnya lagi, sehingga menimbulkan pertanyaan dikalangan pedagang yang jumlahnya ratusan orang tersebut.
Kata Nur yang waktu itu bersama pedagang lainnya, menjelang Pemilu 2014 lalu banyak calon anggota DPRD Madina baik Kabupaten maupun Provinsi Sumut yang datang ke Pasar Baru pura-pura belanja dan sambil memperkenalkan diri kepada pedagang agar dipilih pada Pemilihan Legislatif tahun 2014 lalu.
Tetapi, ketika kami seluruh pedagang mengharapkan kehadiran 40 anggota DPRD Mandailing Natal yang kami pilih tidak pernah satu kalimatpun membela kami, jangankan untuk memberikan argumentasi untuk membantu saja tidak mau, apalagi mau datang menjemput aspirasi, tentu sangat masuk akal sehat kita mereka akan datang.
Kenapa begitu..? Tanya Penulis, mereka yang duduk menjadi anggota DPRD Madina kemungkinan belum butuh sekarang suara kami, makanya mereka tidak mau datang, tapi jika menjelang Pemilihan Legislatif nantinya pasti mereka datang pura-pura membeli barang dagangan kami dan sambil berkata “ Pilih Saya ia nanti” kalimat itu akan keluar.
“ Sangatlah wajar sekali jika anggota DPRD Mandailing Natal, datang menjemput aspirasi pedagang yang sekarang ini berjualan dilokasi darurat, mereka kan wakil rakyat, wakil kita yang kita pilih melalui Pemilihan Legislatif tahun 2014 lalu, janganlah mereka pura-pura tidak mengetahui kondisi pedagang sekarang ini,” kata Nur bersama puluhan pedagang di lokasi penampungan pedagang Sabtu pagi(8-9).
Sebenarnya, ujar Lia pedagang lainnya, jika benar-benar wakil rakyat kita peduli terhadap nasib pedagang, tidak mungkin mereka membiarkan keadaan pedagang seperti sekarang ini, karena pedagang juga banyak menghasilkan Pendapatan Asli Daerah(PAD) untuk menambah pembayaran Honor dari seluruh anggota DPRD sekarang.
Terus terang, kata Lia, seluruh pedagang yang selama ini mencari nafkah di Pasar Baru Panyabungan, sangat merindukan seluruh anggota DPRD Madina, sebab anggota DPRD Madina itu adalah wakilnya masyarakat yang dipilih melalui Pemilihan Legislatif di tahun 2014 yang lalu dan harusnya tanpa diminta pun mereka harus menjemput aspirasi pedagang.( Bersambung Tiap Hari)
Admin : Siti Putriani Lubis