

Ketua DPC.PDI Perjuangan Kab.Madina Iskandar Hasibuan, mengharapkan kepada seluruh anggota DPRD khususnya Banggar(Badan Anggaran) untuk ikut serta membantu Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Mandailing Natal,dalam mengupayakan anggaran mewujudkan pembudidayaan Ikan Mas diwilayah kita.
“ Kenapa wilayah Pasaman Timur Sumatera Barat mampu menutupi kebutuhan konsumsi Ikan Mas lebih dari 10 Kabupaten/Kota di Sumatera Utara dan Mandailing Natal untuk menutupi kebutuhan konsumsinya sendiri tidak mampu,” ujar Ketua DPC.PDI Perjuangan Kab.Madina Iskandar Hasibuan, Rabu(20-12) di Gedung DPRD Madina,sepulang dari Rakornas 3 Pilar PDI Perjuangan di Gedung ICE.BSD Serpong Tanggerang Provinsi Banten baru-baru ini.
Padahal, ujar Iskandar, berdasarkan penelusuran diwilayah Pasaman Timur khususnya Rao bahwa kalau soal potensi alam ataupun potensi lainnya jauh lebih baik potensi Mandailing Natal ketimbang diwilayah Pasaman Timur dari berbagai aspek.

Namun, kalau Pemda Pasaman Timur dan pemilik modal punya niat untuk menghasilkan Ikan Mas yang baik, kalau di Mandailing Natal,selama ini anggaran yang dialokasikan sepertinya pihak Pemda dan DPRD Madina, kurang pengawasan, sebab niatnya hanya melaksanakan ataupun membuat anggaran terealisasi tanpa bermaksud hasil yang diinginkan.
Kata dia, ketika Presiden RI Ir.Joko Widodo menyampaikan sambutan diacara Rakornas 3 Pilar PDIP baru-baru ini di Serpong, Presiden sempat membicarakan masalah Ikan Mas dan ikan lainnya di Indonesia, lalu kenapa kita sekarang kurang memikirkan persoalan Ikan Mas yang setiap harinya didatangkan dari Pasaman Timur guna untuk kebutuhan Mandailing Natal setiap harinya.
Disebutkan, mengutif dari Akun Facebook Gumalasari, bahwa Rahasia kesuksesan perikanan darat Rao ada pada balai pembenihan ikan darat.. Balai ini aktif melakukan penelitian kawin silang ikan darat dengan methode hukum mendel.. Dengan hasil 0,80 bibit unggul super dan 0,20 bibit kerdil (bako menek) dan balai ini selalu memberikan pelayanan prima memberikan bibit bibit unggul yang super dan mampu memenuhi kebutuhan bibit buat petaninya.. Dan bibit bibit kerdil ini dijual keluar daerah termasuk. Madina.. (jadi sering menjadi pertanyaan petani ikan madina kenapa bibit dari Rao susah besar.. ??)
Kata Cumalasari dalam Akun Facebook nya, Perhitungan ekonomi (exspriment) bibit unggul super adalah dalam 1 kg pelet pakan ikan mampu menambah berat ikan 0,80 kg..
Haraga pelet pakan ikan per 1 kg 9.000,- harha jual ikan maa per 1kg Rp 22.500,- berarti apabila ikan mas mampu menghabiskan pelet dalam 1 kg maka keuntungan petani sebesar (0.80×22.500)- 9000 = 18.000-9000 = 9000
Kata dia, Maka ketika mereka ingin merebut pasar.. Mereka turunkan harga sekalipun 5000 per kg mereka masih untung 4000,Kenapa Madina tidak mampu berfikir demikian.. Padahal potensi Madina jauh lebih baik bahkan Madina juga memiliki balai pembenihan ikan darat,Jika Madina berfikir terarah.. Seadainya Madina punya kemampuan merproduksi ikan mas menutupi kebutuhan konsumsi sendiri sekitar 5 ton perhari (data rata-rata kebutuhan. Ikan darat Madina).. Coba bayangkan berapa orang pengangguran yang teratasi, Berapa banyak perputaran uang di masyarakat kita.. Sehingga ekonomi kerakyatan dapat ditingkatkan.
Makanya, ujar Iskandar, sebagai sumbang saran kepada Pemda dan DPRD Madina di dalam membahas R-APBD Tahun 2018 yang mungkin Kamis(21-12) dilakukan, pihak Pemda dan DPRD Madina,segera membicarakan masalah ini dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Madina, jangan hanya DPRD menuding instansi ini tidak mampu.
“ Kalau bukan sekarang kita perbaiki dan kita wujudkan persoalan Ikan Mas dari wilayah kita kapan lagi, jangan kita bisa mimpi akan berhasil jika kita tidak serius mengalokasikan anggaran, sebab saya dengar dalam mematok Pagu anggaran setiap instansi kurang memperhatikan kepentingan rakyat banyak,” ujar Iskandar Hasibuan dengan tegas(Bersambung Tiap Hari)
Admin : Siti Putriani Lubis