

PEMERINTAH Kabupaten Mandailing Natal dengan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 7 Tahun 2002 menjadikan wilayah Kecamatan Bukit Malintang menjadi salah satu Kecamatan yang mempunyai 11 Desa dan sejak wilayah tersebut menjadi Kecamatan orang yang pertama menduduki kursi DPRD Madina berasal dari daerah itu adalah Iskandar Hasibuan dari PDI Perjuangan.
Untuk kita ketahui bersama, bahwa Pemerintah Kecamatan Bukit Malintang dibentuk pada tahun 2002 berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Mandailing Natal Nomor 7 Tahun 2002, dengan mempunyai 11 Desa, luas wilayah Luas Wilayah: 70,0455 Km2,Ketinggian di atas permukaan laut : 300-450 meter
Batas Wilayah: Sebelah Utara: Kecamatan Siabu, Sebelah Selatan: Kecamatan Panyabungan Utara,Sebelah Barat: Kecamatan Nagajuang, sebelah Timur : Kabupaten Tapanuli Selatan, Kecamatan Bukit Malintang terdiri dari 11 desa yaitu:Hutabangun Jae,Hutabangun, Bange Nauli,Bange, Pasar Baru Malintang, Malintang, Malintang Jae, Malintang Julu,Sidojadi,Lambou Darul Ihsan, Janji Matogu

Kecamatan Bukit Malintang sejak dimekarkan tahun 2002 berbagai macam pembangunan, baik fisik maupun Non Fisik mulai dibangun oleh Pemerintah, apalagi pada waktu itu banyak warga yang berasal dari daerah itu yang peduli agar pembangunan berjalan dengan baik seperti dikecamatan lainnya di Mandailing Natal.
Pemilu tahun 1999, 2004-2009 tidak satu(1) orang pun anggota DPRD Mandailing Natal yang muncul dari daerah itu dan pada priode 2009-2014 dimana Iskandar Hasibuan mencalonkan diri dari PDI Perjuangan duduk sebagai anggota DPRD dan sejak itu kembali bermunculan pembangunan di kecamatan itu, walaupun sebanarnya tidak seperti yang diharapkan oleh seluruh masyarakat.
Sayangnya, pada Pemilu 9 April 2014 lalu sekalipun Iskandar Hasibuan terus memperjuangkan aspirasi masyarakat selama masa jabatannya, tetapi kembali masyarakat harus “Menyesal “ disebabkan dari beberapa Calon DPRD dari berbagai partai Politik pada priode 2014- 2019 tidak satu orang pun yang berasal dari Kecamatan Bukit Malintang yang berhasil duduk sebagai wakil rakyat dan sejak 2014- 2019 tidak ada sama sekali pembangunan yang berasal dari APBD, terkecuali anggaran disebabkan adanya Bencana Alam di daerah itu.

Makanya, menjelang Pesta Demokrasi 17 April 2019 mendatang yang hanya tinggal beberapa hari lagi berbagai komentar, pendapat, solusi, saran, masukan, kritikan maupun unek-unek masyarakat yang mencintai Bukit Malintang sangat mengharapkan agar masyarakat pemilih “ Bersatu “ untuk melahirkan beberapa anggota DPRD agar bisa lebih focus memperjuangkan aspirasi masyarakat baik pembangunan fisik maupun Non Fisik.
Mungkinkah akan muncul anggota DPRD dari Bukit Malintang…? Jawabnya kembali diserahkan kepada masyarakat pemilih di 11 Desa ditambah adanya motifasi dari tokoh-tokoh masyarakat dan menjauhkan penokoh yang merusak kekompakan masyarakat, sebab dari jumlah pemilih yang mencapai 10.000 pemilih sudah layak minimal dua(2) dan bahkan bisa Tiga(3) anggota DPRD untuk duduk di Gedung DPRD Mandailing Natal priode 2019-2024 mendatang ini.
Marsada Hata Warga Bukit Malintang

Kita warga Mandailing tidak terlepas dari suatu ikatan kelompok yang hidup saling berdampingan yaitu mora, kahanggi , anak boru sebagai simbol kekuatan yang tidak terpisahkan dari Dalihan Natolu, karena itu sebaiknya masyarakat 11 Desa di Kecamatan Bukit Malintang “ Marsada Hata “ dalam menentukan pilihan di pemilihan Legislatif 17 April 2019 mendatang agar ada anggota DPRD Madina priode 2019-2024 dari Bukit Malintang.
Sebagai bahan renungan bagi masyarakat 11 Desa di Kecamatan Bukit Malintang hendaknya dapat bercermin ke daerah atau kecamatan lainnya di Mandailing Natal, seperti DPRD yang berasal dari Desa Panyabungan Utara dan DPRD dari Kecamatan Linggabayu, tanpa kita menyebut nama-namanya yang duduk menjadi anggota DPRD.
Mungkinkah muncul atau lahir anggota DPRD Madina priode 2019-2024 dari daerah Kecamatan Bukit Malintang…? Jawabnya kita pulangkan kembali kepada Pemilih yang ada di 11 Desa, apakah mau memilih Putra-Putri terbaik Kecamatan Bukit Malintang yang telah mendaftarkan diri sebagai Calon DPRD, antara lain yang tercatat penulis Dodi Kurniawan Nasution ( Partai Perindo), Amir Sutan Nasution,SE dan Muhammad Rifaldi Nasution,SH.MH (Gerindra), Anara Tamahela ( Partai PAN), Putri Wahyuni ( Partai Berkaya ), Iskandar Hasibuan ( PDI Perjuangan) serta beberapa Calon DPRD lainnya yang kira-kira bisa benar-benar memperjuangkan aspirasi warga.

Bincang-bincang Penulis dengan berbagai lapisan masyarakat di Bukit Malintang, Kamis sore(21-3), banyak masyarakat apatis akan bisa pemilih ataupun warga Bukit Malintang akan mampu melahirkan anggota DPRD Priode 2019-2024, sebab satu sama lain warga saling menjatuhkan sekalipun yang dijagokannya dinilai tidak mempunyai kemampuan, namun karena ada banyak uang dan juga ada hubungan keluarga si pemilih ngotot untuk menjagokan pilihannya dan itu memang wajar-wajar saja.
“ Jika saja ada tokoh ataupun salah satu dari Ulama berpengaruh yang mampu mengumpulkan pemikir untuk mempersatukan seluruh pemilih agar menjagokan beberapa orang dari seluruh Calon DPRD yang kira-kira mempunyai potensi untuk duduk menjadi anggota DPRD nantinya adalah sangat bagus sekali,” ujar Amrul Hadi Pulungan kepada Penulis di Bukit Malintang.
Disebutkannya, kalau kita berbicara masalah pembangunan sejak tahun 2014 – 2019 sekarang boleh dikatakan APBD Madina yang mengalir ke Bukit Malintang sangatlah minim sekali jika dibandingkan ketika ada duduk anggota DPRD, walaupun banyak desa-desa selama priode tersebut ada juga yang tidak kecipratan pembangunan.(Bersambung Terus )
Liputan : Aris Munandar
Admin : Siti Putriani Lubis