PANYABUNGAN(Malintangpos Online): Hingga akhir tahun 2019, masyarakat di Kota Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, sepertinya masih dominan /suka membuang sampah sembarangan, tanpa memikirkan dampak yang akan ditimbulkan dari membuang sambarangan di daerahnya.
“ Tumpukan sampah memadati saluran irigasi sekitar pusat kota, kurangnya perhatian masyarakat akan perduli kebersihan, terlihat banyaknya tumpukan sampah yang mengotori irigasi Batang gadis,” Ujar Pemerhati Lingkungan M.Sukri Hasibuan kepada Wartawan Malintangpos Online Subuh Wanda Halomoan, Selasa(17-12) ketika meninjau sejumlah saluran Irigasi dan Drainase yang menyebabkan seringnya banjir di Kota Panyabungan selama ini.
Contohnya, warga Panyabungan Jae mengakui bahwa sampah sudah lama menganggu aktivitas pertanian masyarakat di sekitar irigasi Panyabungan Jae, sampai saat ini menurut warga belum ada upaya pemerintah untuk memberikan solusi, apalagi kesadaran masyarakat memang benar-benar sudah diluar ketentuan yang ada.
“ Sampah dibuang ke Sungai, Bondar, Drainase, pinggir sungai, pinggir jalan, kalau hujan turun jelas akan hanyut ke hilir, ngak mungkin ke hilir, sehingga sampah tersebut masuk ke areal pertanian masyarakat, tentu tanaman padi masyarakat menjadi rusak,”ujar marga Nasution.
Secara terpisah di Kota Panyabungan Hamdan, mengutarakan seharusnya DPRD Mandailing Natal, mengajukan Perda Inisiatip mereka tentang penanganan Sampah, tetapi lebih dulu Lurah, Kades di Kota Panyabungan membuatnya duluan peraturan di Desa/Kelurahan, dengan memperhatikan kondisi yang ada, jangan asal buat Perda.
“ Turun dulu DPRD dan Dinas Lingkungan Hidup, Camat Panyabungan, Lurah/Kades melihat secara langsung Sungai yang ada di Kota Panyabungan, agar dapat membuat Pasal-Pasal dalam menyusun peraturan, kalau tidak Kota Panyabungan akan menjadi Kota Sampah,” ujar Hamdan yang juga Aktivis Lingkungan itu (Subuh WH/Red)
Liputan : Subuh Wanda Halomoan
Admin : Iskandar Hasibuan