Refleksi Akhir Tahun(3), Malintang Pos Terbit Untuk Kepentingan Rakyat

Iskandar Hasibuan Wartawan

PENGABDIAN seorang wartawan merupakan tanggung jawab sosial untuk menyajikan fakta kepada publik. Masa depan para wartawan akan selalu cemerlang dan wartawan tidak mengenal pensiun,serta tidak kenal waktu dan terus menulis walaupun maut mengancam dihadapan mata.

            Untuk Kita ketahui bersama, bahwa Pengabdian seorang wartawan, menurut Direktur Pengelolaan Media Publik Ditjen IKP Kemkominfo, Sadjan, tidak saja dalam artian penugasan tapi merupakan tanggungjawab sosial untuk menyajikan fakta kepada publik.

“Profesi ini sangat membanggakan, dalam kesempatan apapun wartawan masih tetap diperhitungkan untuk menjadi tokoh-tokoh penting di negara ini, termasuk di dalam proses pemerintahan pun sangat membutuhkan seorang pimpinan yang berasal dari kalangan wartawan,” kata Direktur Pengelolaan Media Publik Sadjan  saat membuka Bimtek Jurnalistik Online di Solo,Kamis (24/10) yang lalu yang dikutip dari halaman Kominfo RI.

Sadjan juga menegaskan, saat mereka diberi amanah untuk mengabdi di lingkungan pemerintahan, mereka akan bekerja penuh tanggungjawab dan kejujuran. Program-program lainnya yang telah dilaksanakan Direktorat Pengelolaan Media Publik diantaranya adalah Uji Kompetensi Wartawan (UKW) bekerjasama dengan PWI. Uji Kompetensi Wartawan yang telah dilaksanakan di tiga lokasiadalah Bali, Surabaya, dan Medan.

            Menurut Sadjan, Direktorat PMP mempunyai keinginan menyelenggarakan UKW setiap  2 bulan sekali pada tahun 2014. Pada prinsipnya kata Sadjan, Direktorat Jenderal IKP sangat mendukung program UKW  sebagai bagian dari tugas negara untuk membangun secara bersama-sama antara pemerintah dan media.

Sadjan juga mengatakan, dalam demokrasi, media sebagai pilar keempat dari demokrasi Indonesia yang perlu kita kawal dan dibangun bersama untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia dan termasuk masyarakat Kabupaten Mandailing Natal yang tidak lama lagi akan memasuki usianya yang ke -21 di bulan Maret 2020 mendatang.

Uniknya, ketika masa kepemimpinan Bupati Madina H.Amru Daulay,SH yaitu priode 2000-2005 khusus untuk Mandailing Natal, yang namanya Wartawan dan Media benar-benar sangat dihargai dan masukannya sangat membantu  Pemerintah Mandailing Natal.

Sekarang, seperti pada awalnya terbit Malintang Pos di Januari 2014 yang lalu, edisi 1-5 berita-berita yang dilansir setiap minggunya masih disukai oleh pejabat baik di Mandailing Natal, serta Tabagsel khususnya dan banyak juga pejabat yang sempat bicara ketika memperbincangkan Malintang Pos, selalu dikatakan “ Paling Juga 10 Edisi Keok “ tapi Alhamdulilah sudah 6 tahun Malintang Pos masih terbit, sekalipun sekarang ini banyak yang tidak menyukainya.

Maksudnya..?Jikaberita-berita yang disajikan mayoritas mengkritik Pemerintah Mandailing Natal Era Dahlan- Sukhaeri, maka Malintang Pos sudah tidak disukai lagi, dengan alasan-alasan yang sangat tidak masuk akal sehat, keadaan itu sering dialami oleh Wartawan maupun Pimpinan Umum/Pimpinan Redaksi Malintang Pos, lagi-lagi Menegemen Malintang Pos akan berkata “ Malintang Pos Terbit Untuk Kepentingan Rakyat, Bukan Kepentingan Penguasa,” (Bersambung Terus)

 

 

 

 

Admin : Siti

Komentar

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.