

MUARA BATANG GADIS(Malintangpos Online): ”Malang Benar Nasib Anak usia Sekolah SD dan SMP diwilayah Kecamatan Muara Batang Gadis,” Kalimat itulah yang cocok disampaikan kepada ratusan siswa SD dan SMP didaerah itu, karena sampai 05 April 2017 atau 18 Kab.Madina, persoalan pendidikan menjadi masalah yang harus menjadi perhatian pemerintah.
“ Kami juga warga Mandailing Natal yang tercantum dalam dokumen kependudukan, anak-anak kami resmi menjadi siswa SD dan SMP di Kecamatan Muara Batang Gadis, kenapa daerah kami sangat jarang dapat anggaran pendidikan, lihatlah kondisi sekolah di Lubuk Kapundung, Tabuyung serta daerah lainnya,” ujar orangtua siswa SD Negeri di Lubuk Kapundung Kec.Muara Batang Gadis Abdullah Hadi, Rabu sore(5-4) di Halaman Kantor Camat Muara Batang Gadis.
Kata Abdullah, persoalan RKB (Ruang Kelas Baru) warga sangat berharap, lihat dong ke desa kami, mungkin Kadis maupun Kabid Dikdas Pendidikan Madina ngak bakalan mau datang, paling minta laporan Ka.UPT nya, saya berani jamin, takut mereka datang ke mari itu, bukan kami benci, kami saying pada Kadis dan Kabid Dikdas yang merakyat itu.
“ Tolonglah Bu Kadis dan pak Dollar Hafriyanto Siregar datang melihat kondisi pendidikan diwilayah Muara Batang Gadis, kami juga warga Mandailing Natal,” ujar Abdullah.

Anggota DPRD Madina Teguh W Hasahatan Nasution yang juga Putra Muara Batang Gadis, yang dihubungi Via selular, mengatakan Tentu sebagai putra daerah dan anggota DPRD Madina kita sangat prihatin terhadap kondisi pendidikan di Pantai Barat,khususnya Kecamatan Muara Batang Gadis.
Kenapa…? sebab di sini masih ada kondisi bangunannya yang tidak layak seperti di Dusun Km.16 Desa Tabuyung, dan juga kekurangan RKB serta tenaga edukasi, dan ini sudah sering kita sampaikan ke Dinas Pemdudikan baik melalui hasil reses dan juga proposal supaya SD dan SMP yang ada di di daerah terisolir seperti di Muara Batang Gadis di rehabilitasi atau di tambah RKB karena jumlah murid tidak sebanding lagi dengan jumlah ruangan yg tersedia.
“kita minta kepada dinas pendidikan untuk mengalokasikan dana yang ada untuk kepentingan yang urgen dan lebih menyentuh dan tepat sarasan seperti pembangunan RKB dan rehap SD dan SMP yang ada di desa terpencil,” katanya.
Pihaknya juga membaca dalam 9 program aksi Dahlan – Suheri waktu kampanye dulu,salah satunya adalah pembangunan pendidikan yang baik untuk rakyat, tentu untuk mengwujudkan kan itu di butuhkan sarana dan kualitas guru yang mumpuni, tapi pada kenyataan sangat berbanding terbalik dengan yang kami lihat.
Untuk itu, katanya, kami minta kepada Pemerintah untuk lebih memperhatikan pendidikan di daerah kami selaku salah satu daerah terisolir di kabupaten Mandailing Natal,Di Tabuyung saja, muridnya 2 kali masuk karena gedung belajar kurang, kalau 2 kali masuk satu hari berapakah ilmu yang bisa di serap mereka, dan bahkan ada yang tiga orang satu meja, Seyogiyanya hanya dua orang 1 meja.
Kepala Dinas Pendidikan Madina Jamilah. SH maupun Kabid Dikdas Dinas Pendidikan Madina yang mau dijumpai dikantornya belum berhasil, sebab menurut beberapa stafnya kedua pejabat tersebut sedang giat-giatnya melaksanakan kegiatan program 2017.
“ Kadis dan Kabid Dikdas sangat banyak tugasnya diluar, jadi belum datang, kalau pun datang mungkin belum bisa diganggu, “ujar seorang pegawai dikantor itu, Rabu sore(5-3).( Minda)
Admin : Dina Sukandar Hasibuan.A.Md