
Penulis Bintang Rosada
LIBURAN Akhir pekan banyak dimanfaatkan sebagai momentum untuk saling mempererat ikatan antar keluarga, kerabat, teman bahkan kekasih dengan beraktivitas bersama, bahkan beberapa orang memanfaatkannya sebagai momen untuk kembali mengecharge energi yang terkuras habis selama menjalani rutinitas, salah satunya yaitu dengan mengagendakan jalan-jalan.
Jalan-jalan dapat dijadikan salah satu healing untuk mengurai panik yang berlebihan (stress), meninggalkan sejenak aktivitas sehari-hari yang penuh tekanan. Selain itu, jalan-jalan juga dapat meningkatkan produktivitas dan kesehatan, terutama untuk kesehatan jantung (halodoc.com).
Mandailing Natal yang dikenal sebagai kabupaten yang dikelilingi dengan barisan bukit hijau menyimpan banyak tempat wisata yang dapat dikunjungi oleh wisatawan tanpa harus merogoh kocek dalam-dalam.
Salah satu wisata terkenal asal Mandailing Natal yaitu Sampuraga. Sampuraga sendiri dijadikan sebagai objek wisata yang diresmikan langsung oleh Bupati Mandailing Natal Drs. H. Dahlan Hasan Nasution, tanggal 20 Mei 2020 yang lalu.
Sampuraga terkenal sebagai nama wisata air panas yang diadaptasi dari cerita dongeng rakyat setempat.
Konon katanya, dulunya Sampuraga merupakan nama seorang pemuda tampan yang hidup bersama ibunya yang tua renta di padang bolak atau yang lebih dikenal dengan nama Padang Lawas Utara (Paluta).
Sebagai pencari kayu bakar untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama ibunya yang tua renta tentu tidak mencukupi, sehingga Sampuraga yang gigih bekerja merantau ke Pidelhi (Pidoli) Mandailing Natal.
Singkat cerita, dengan ketampanan dan kegigihannya Sampuraga sukses memikat hati seorang putri kerajaan Silancang yang berada di desa Sirambas, sehingga terjadilah sebuah pesta pernikahan yang sangat megah.
Diantara tamu undangan yang hadir,sang ibu yang tua renta turut hadir untuk menyaksikan pernikahan putra semata wayangnya.
Namun tak disangka karena malu dengan keadaan ibunya yang tua renta lagi miskin, Sampuraga tidak mengakuinya sebagai ibu kandung, bahkan ia meminta pengawal keamanan untuk mengusir kehadiran wanita tua tersebut.
Bak air susu dibalas dengan air tuba, sakit hati bagaikan ditusuk sembilu mengoyak hati seorang ibu tua renta yang miskin. Sambil menangis, sang ibu menengadah sambil memohon kepada Allah untuk mengutuk perbuatan anaknya.
Dalam sekejap mata, badai meluluh lantakkan istana yang juga menenggelamkan Sampuraga, sehingga istana yang megah kini berubah menjadi onggokan tanah dan batu kapur yang memuculkan air panas yang lama kelamaan berbentuk waduk.
Dari situlah warga setempat menamakannya Sampuraga, objek wisata kolam air panas yang terletak di desa Sirambas, Panyabungan Barat, Mandailing Natal.
Seiring berjalannya waktu, pengelola Sampuraga membangun water boom yang berada satu lokasi dengan kolam air panas tersebut.
Hal tersebut jugalah yang menarik minat para pengunjung, karena tempat wisata yang juga ramah anak.
Water boomnya sendiri lebih didominasi untuk anak-anak, sedangkan untuk orang dewasa, terdapat aliran air sungai yang dipenuhi batu batu kecil sepanjang lokasi sebagai tempat terapi pijat.
Tak perlu merogoh kocek dalam, para pengunjung dapat membeli tiket masuk hanya dengan membayar uang sebesar Rp.5.000 per orang dan Rp. 10.000 untuk sekali parkir.
Para pengunjung juga tak perlu khawatir karena Sampuraga dilengkapi dengan fasilitas yang memadai seperti kamar mandi, masjid, dan food court.
Dengan begitu Sampuraga bisa jadi tempat recomended untuk mengisi liburan akhir pekan sekeluarga.
Selain sebagai tempat liburan yang murah, juga sebagai tempat edukasi bagi anak-anak dengan meneladani hikmah daripada cerita dibalik Sampuraga sendiri.
Bagaimana sikap seorang anak terhadap ibunya, bahwa seorang anak harus menghargai seorang ibu yang mengandung, melahirkan dan menyusuinya terlepas dari bagaimanapun kondisi seorang ibu tersebut.
Penulis : Bintang Rosada
Dosen STAIN Mandailing Natal
Admin : Iskandar Hasibuan.SE.