….Askolani Nasution….
Si kodir itu julukan yang dibuat-buat, karena itu tidak mesti ada orangnya. Sama seperti kita mendengar Si Bisuk Na Oto, Si Naknun, atau Abu Nawas kalau di Persia.
Si kodir ditabalkan pekerjaannya sebagai “parlopo”. Karakternya saya kira pelit, sederhana, apa adanya. Itu juga bisa diperdebatkan. Pelit, karena hidupnya memang hanya dari kedai.
Untungnya tipis. Padahal itu sumber hidup satu-satunya. Anda hanya memahaminya kalau benar-benar memahami kedai kopi di Mandailing.
Kedai kopi menjadi tempat kumpul semua lapisan sosial, mulai dari orang kaya kampung, sampai orang paling labil keuangannya.
Saya tidak menyebut miskin. Karena di kampung ada saat-saat orang tidak punya duit sepeserpun, tapi tetap ke kedai kopi.
Misalnya, penderes yang belum menjual getah, petani palawija yang belum panen sayur, atau tukang yang menunggu hari pekan untuk dibayar upahnya.
Semua tetap ke kedai kopi. Selain untuk minum kopi, juga pusat bersosialisasi. Tidak ke kedai kopi dianggap tidak pandai bergaul. Jadi, punya uang atau tidak, laki-laki memang harus ke kedai.
Nah, di kedai, namanya belum ada duit, ya ngutang kopi: segelas, dua gelas, sampai beberapa hari hingga punya duit.
Itu biasa. Lumrah. Semua melihatnya hal yang sudah menjadi tradisi. Tukang kedai tidak akan mencatat. Hanya diingat di kepala saja. Tidak sama dengan tukang warung yang ngutang sebatang rokok pun dicatat.
Pemilik kedai itu ya macam tipikal si Kodir. Kadang berseloroh menyinggung soal hutang kopi “paet” yang bertumpuk. Tapi tidak serius.
Mereka yang ngutang juga tidak tersinggung. Karena tipikal Si Kodir memang bukan orang yang serius menanggapi di hati. Menyinggung hutang kopi lebih sebagai cara berseloroh saja.
Selain itu, pemilik warung juga akrab dengan pelanggan. Pada akhirnya semua dianggap kerabat dan kopi hanya alat bersosialisasi.
Di situ karakter Si Kodir menjadi khas. Pelit tapi guyon, nyeletuk tapi pengertian. Itu semua menjadikan Mandailing unik karena dibentuk tradisi kopi.
Penulis : Askolani Nssution
Admin : Iskandar Hasibuan.