
PANYABUNGAN(Malintangpos Online): ” Ribuan Hektare Areal Pertanian di Kec.Siabu dan Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal, Kekurangan Pasokan Air untuk Musim Tanam 2023.
Informasi tersebut tersiar melalui Sejumlah Media Online dan Koran, tetapi hingga saat ini sepertinya baik Balai Wilayah Sungai(BWS) Sumatera II dan lebih – lebih pihak Kementerian PUPR Republik Indonesia, masih “BUNGKAM ” alias belum ada SOLUSI untuk mengatasinya.
” Tadi pagi warga Kecamatan Siabu , mengajak saya kewilayah Areal Pertanian yang kekurangan air dan juga ke Irigasi Yang Jebol di Desa Aek Badak Jae, untuk di ekspos dan dilaporkan ke Menteri PUPR dan bila perlu ke Preiden RI Ir.Joko Widodo,” Ujar Iskandar Hasibuan yang Mantan Anggota DPRD Madina ( 2009 -2014) dan juga Bacaleg Provinsi Sumut dari PDI Perjuangan itu.
Kata Iskandar, jika benar persoalan Irigasi Batang Angkola dan Irigasi Batang Gadis yang rusak sudah dilaporkan ke pihak BWS Sumut II dan belum juga ada SOLUSI, sebaiknya ” Tangisan ” Petani ini harus dilaporkan ke Menteri PUPR, DPR RI dan bila perlu ke Presiden RI Ir.Joko Widodo.
Bayangkan, Hasil Penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Tahun 2008-2021 menunjukkan bahwa produktivitas padi di lapangan minimal 8 ton/hektar ( itu Minimal).

Berarti kalau areal yang gagal panen di Mandailing Natal, kita buat 4.772 Hektare dan kita kalikan dengan 8 Ton/ Hektare nya, tentu jumlahnya sudah sekitar 38.176 Ton untuk satu kali musim tanam hanya di 2 Kecamatan dari 23 Kecamatan yang ada di Mandailing Natal.
Kalau kita merujuk ke Badan Pusat Statistik (BPS) yang melaporkan sepanjang Desember 2022, rata-rata harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani Rp 5.624,00 per kg atau naik 17,83%.
Dan 38.176 Ton kita kalikan dengan Rp 5.624,00 / Kg, sudah berapa rupiah jumlahnya sekitar Rp 214.701.524.000,- kalau harga Gabahnya susuai laporan BPS Tahun 2022 yg lewat( Bersambung Terus).
Admin : Dita Risky Saputri.SKM.