KEMUNGKINAN sejak adanya pencarian emas diwilayah Kabupaten Mandailing Natal khususnya daerah yang telah dijadikan Taman Nasional Batang Gadis(TNBG) oleh Pemerintah Mandailing Natal semasa H.Amru Daulay.SH sudah ratusan orang yang meninggal dunia karena tertimbun tanah Galian Tambang,tetapi Pemerintah Bagaikan Makan Buah Simalah Kama.
Kenapa..? Dilarang maka akan dikatakan masyarakat yang biasa menambang rakyat dibiarkan dan pengusaha dibolehkan, kalau ngak dilarang maka pemerintah juga dikatakan salah membiarkan orang mati/meninggal dengan sia-sia disebabkan sudah banyak yang tertimbun longsor dan meninggal dunia dan lebih banyak pula yang tertimbun sama sekali jasadnya ngak bisa diangkat dan dibiarkan tertimbun ( sulit mengangkatnya dari dalam lobang).
Kejadian terkini Sabtu malam(7-1) di sekitaran penggalian yang disebut orang Lobang Sarahan Solahuddin Nasution(40) Tahun Penduduk Desa Hutarimbaru Kayulaut /Tano Bato Kecamatan Panyabungan Selatan tertimbun longsor dan telah dikebumikan Minggu(8-1) di Pemakaman daerah itu.
Siapa yang salah….? Apakah Bupati atau Kapolres Madina, apakah orang yang bersangkutan, apakah Pengusaha yang membolehkan pembukaan tambang atau memang salah semua, masalah inilah teka-teki yang sulit untuk menjawabnya dan jika akan terjadi pelarangan oleh pihak polisi juga akan dikatakan polisi ini dan itu, kalau dibiarkan korban terus berjatuhan satu demi satu.
Aktivis Pertambangan di Madina Yahya Halomoan Nasution.S.Sos kepada Malintang Pos Online, Minggu sore(8-1) di Aek Sarahan Hutabargot, mengatakan seharusnya penambangan emas yang dilakukan seperti selama ini sudah waktunya untuk dihentikan, karena kalaupun ada yang mendapat emas hanya keuntungan pengusaha yang lebih dominan, kalau masyarakat yang masuk kedalam lobang selalu menjadi korban.
“Sudah waktunya pemerintah maupun polisi melarang semua aktifitas tambang, karena jika dibiarkan seperti selama ini disalahkan pemerintah, dilarang juga tetap disalahkan pemerintah,” katanya.(Red).
Admin : Dina Sukandar A.Md