NALURI Wartawan yang dimiliki oleh setiap Wartawan tidak sama, seperti Syahren Hasibuan salah satu Wartawan yang terus melihat kondisi ril kehidupan masyarakat di Kabupaten Mandailing Natal setiap harinya sejak munculnya Pandemi Covid -19 di daerah kita Maret 2020 yang lalu.
Syahren Hasibuan Salah satu Wartawan Media Online dan juga seniman ini tidak peduli dengan apa kata orang kepadanya, yang jelas sebagai seorang Wartawan dia terus menulis dengan ril dan fakta yang terjadi ditengah-tengah masyarakat.
Contoh, seperti Minggu(18/4) menjelang sore dia bertemu dengan seorang penjahit sepatu keliling di Jalan Lintas Timur Panyabungan yang diketahui bernama Daran Tanjung Penduduk Desa Tebing Tinggi Kecamatan Panyabungan Timur.
Waktu itu, Siang jelang sore debu berterbangan di Jalan Lintas Timur Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal ,Provinsi Sumatra Utara ,Minggu (18/4).
Nampak seorang pria paruh baya duduk diatas bok kayu disamping sepeda Motor butut serta tas hitam kusam yang berisikan perlekapan jahit sepatu.
Dipinggir Jalan Lintas Timur itu, pria dengan rambut yang mulai memutih yang memakai kaca mata serta baju yang kusuh itu tetap setia menunggu dan mencari pasien jahit sepatu.
Setelah menyapa, Pria paruh baya itu bicara dan suasana perlahan mulai mencair, dengan suara rilihnya “Tidak mudah mencari nafkah di tegah pandemi Covid -19 sekarang “ujar Daran yang akrab disapa Pak Tanjung yang kini menginjak usia 64 tahun.
Sosok Bapak penjahit sepatu yang murah senyum ini, Dalam kesehariannya bekerja dengan menawarkan jasanya sebagai penjahit sepatu dan sandal dengan cara manual.
Dari lorong ke lorong, keluar masuk pemukiman dengan lantunan Jahit Sepatu tetap setia menjajakan jasanya,Usaha jasa ini dipelajarinya secara otodidak sekitar Sepuluh Tahun yang lalu,
Tantangan yang sering dihadapi cuaca yang tidak mendukung apalagi saat musim hujan, tak jarang ia pulang dengan tangan kosong sementara tanggung jawab nafkah yang harus dipenuhi menanti dirumah satu istri dan lima orang anak.
“Kebutuhan yang harus dipenuhi setiap harinya mencapai 80 Ribu Rupiah, bila jumlah itu tidak di dapat sudah pasti kami akan ngutang beras dan lauk ke tetangga,” ujar Daran kepada Wartawan Syahren Hasibuan.
Kenapa tidak mencari tempat menetap?.
‘lebih baik begini dek, sambil olahraga mendorong sepeda motor butut ini, terkadang capek juga, tapi mau ngimana sering juga habis bensin ngak ke beli, makanya di dorong ” Ujar Daran sambil menyelesaikan jahitannya.
Selain itu kita lebih mudah mendapat pelanggan dan pelanggan tidak harus repot repot mendatangi kita., sebut Daran.
Disebutkan Daran, Untuk ongkos jasa jahit sepatu kisaran harga delapan ribu rupiah (Rp 8000 )hingga sepuluh ribu rupiah (Rp 10.000,) tentunya biaya ini mudah dijangkau ukuran kantong masyarakat.
Daran juga menceritakan mengais rezeki lewat penjahit sepatu keliling ini tak jarang juga saya pulang tegah malam demi terpenuhinya tanggung jawab keluarga.(Syahren)
Admin : Iskandar Hasibuan