

PANYABUNGAN(Malintangpos Online): Sebanyak 10 orang warga yang mewakili pemilih dari wilayah Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal, mendatangi Kantor Redaksi Malintang Pos Group di Jalan Bermula Kel.Panyabungan II Kecamatan Panyabungan, untuk meminta agar Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) segera melakukan pengawasan terhadap oknum-oknum perusak Demokrasi yang membayar suara pemilih antara Rp 100.000,- sampai Rp 300.000,- pemilih.
“ Ada salah satu TS (Team Sukses) Calon DPRD Kab.Madina yang masih duduk telah membayar Rp 150.000,- sebagai Panjar kepada pemilih di Desa Hutapuli Kecamatan Siabu, tentu itu jelas Money Politik yang merusak demokrasi kita,” ujar Sahminan Pulungan kepada Pimpinan Redaksi Malintang Pos, Minggu malam ( 7-4) mengawali pembicaraan.
Kata Sahminan, sebenarnya kami tadi mencoba ke Bawaslu untuk mengadukan masalah ini, tetapi karena hari Minggu makanya kami pokuskan ke Redaksi Malintang Pos agar diberitakan, sebab persoalan Money Politik bukanlah masalah baru, artinya dilarang dan ada sangsinya, tetapi dibiarkan seolah-olah pengawas tidak mengetahuinya, dengan alasan mereka “ Tidak Ada Yang melapor dan Keberatan “. Ujarnya.

Kata Pulungan, Undang-Undang melarang, tetapi anggaran untuk Bawaslu di Madina dipastikan Milyaran rupiah sejak Bawaslu ada hingga sekarang, tetapi hasilnya dari Pemilu ke Pemilu, Pilkada ke Pilkada sama sekali tidaka ada yang terjerat hukum, kalaupun ada hanya orang kecil, kalau oknum-oknum yang menyuruhnya tidak pernah dapat, kenapa begitu..? jadi heran.
Karena itu, ujar Pulungan, kami selaku warga Kecamatan Siabu sangat berharap kepada Bawaslu, Partai Politik dan Calon DPRD Madina yang ikut bertarung hendaknya mengurungkan niatnya menabur uangnya agar terpilih wakil rakyat yang benar-benar sesuai dengan nurani pemilih diwilayah Siabu.
“ Kami datang ke Redaksi Malintang Pos sangat mempunyai alasan, karena jika tidak diberitakan sikap-sikap oknum TS dan Caleg yang mengandalkan uangnya akan berdampak kepada kepentingan rakyat dimasa mendatang ini,” ujar Pulungan dengan tegas.
Pimpinan Umum /Pimpinan Redaksi Malintang Pos Group Iskandar Hasibuan dalam menjawab aspirasi warga Kecamatan Siabu itu, sambil tertawa mengatakan bahwa kuncinya semua bukan di Bawaslu, karena dari Pemilu ke Pemilu tingkat kemampuan Bawaslu atau kewenangan mereka semua hanya sebatas yang kita lihat sekarang, jadi jika masyarakat mau bersatu untuk menangkap pelaku-pelaku Money Politik akan dapat dengan mudah.
Kenapa saya katakan begitu…? Ayo kita semua warga disetiap desa dan lorong, baik apa saja jabatan dan profesinya bersatu, kita awasi baik-baik, mudah kok, ngak mungkin kalian datang kemari jika tidak mengetahui oknum-oknum pelaku Money Politik, kalian pasti mengetahuinya, Cuma ada rasa kekeluargaan dan bukti-bukti juga ngak diambil, hanya kata dia, kata si Anu, kata si B dan kata si Lian dan kata kata lainnya yang kalian ketahui.
Coba, ujar Iskandar, setiap gerak-gerik Calon Legislatif, TS Calon DPRD kita awasi bersama, ngak usah Bawaslu, pasti akan dapat, sebab persoalan Money Politik walaupun undang-undang dan peraturannya ada, pasti Bawaslu nanti “ Mana Buktinya, Siapa Yang Mengadu, Ada Buktinya, siapa yang menerima dan yang memberi “ kalimat itulah yang keluar nanti.
Begitupun, kata Iskandar lagi, aspirasi yang telah disampaikan kepada Malintang Pos kita ucapkan terima kasih, namun saya berharap kita semua sama-sama ikut melakukan pengawasan, jika memang kita mempunyai niat baik untuk Pesta Demokrasi dan saya yakin sekali untuk memilih DPD dan Presiden ngak ada masyarakat yang terima uang, tetap dipilih rakyat pemilih, betul ngak.
Disamping itu, banyak kita dengar tokoh diwilayah Siabu, banyak kita dengar tokoh memahami hukum, banyak kita dengar warga di Madina ingin Pemilu berjalan dengan Jurdil, tapi faktanya kita biarkan dikotori oleh oknum-oknum yang benar-benar ambisi untuk duduk menjadi anggota DPRD, walalupun sebenarnya kemampuannya tidak ada untuk itu.
Walalupun begitu, kata Iskandar Hasibuan, sebaiknya masyarakat disetiap desa membaca dan mempelajari semua Calon DPRD, kalau si A kita pilih apakah akan mau menyalurkan aspirasi warga Kecamatan Siabu dan apakah si A mampu bersaing dengan Calon DPRD, jangan nanti setelah dipilih si A tidak duduk pula, akhirnya suara warga sia-sia jadinya.
“ Katanya kita sudah pintar, sering kita baca di facebook rakyat pemilih sudah pintar, terima uangnya pilih yang lain, rakyat pemilih sudah pintar, terima uangnya benamkan Partainya, segala macam kita baca di facebook, tapi nyatanya yang terpilih menjadi anggota DPRD justuru memang yang banyak uang atau itu ke itu juga,” ujar Iskandar Hasibuan dan cara pertemuan bubar dengan tertib dan warga pulang ke Kecamatan Siabu Minggu malam ( 7-4) pukul 20.00 Wib ( Red)
Liputan : Staf Redaksi Malintang Pos
Admin : Siti Putriani Lubis